Adaptasi Terhadap Kekeringan Adaptasi Terhadap Banjir dan Longsor

Dampak langsung dari perubahan musim hujan bagi masyarakat Desa Omu pada tabel ditunjukkan pada poin 1 – 5. Sedangkan dampak langsung perubahan musim kemarau ditunjukkan pada poin 6 dan 7. Dampak turunan yang ditimbulkan secara umum pada tabel ditunjukkan pada poin a – d. Tidak berbeda jauh dengan masyarakat Desa Toro, perubahan musim berdampak pada berkurangnya pendapatan masyarakat karena hasil panen menurun.

6.4 Adaptasi Masyarakat

Adaptasi disusun oleh berbagai tindakan dalam masyarakat yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan pemerintah. Adaptasi dilatarbelakangi oleh berbagai faktor termasuk perlindungan terhadap kesejahteraan dan keselamatan. Hal tersebut dapat dilakukan secara individu atas dasar kepentingan pribadi, atau tersusun dalam aksi pemerintah dan publik untuk melindungi penduduknya Adger et a l. 2003. Dampak yang ditimbulkan karena fenomena perubahan iklim memaksa masyarakat melakukan tindakan adaptasi. Masyarakat Desa Toro dan Desa Omu sebagai masyarakat yang mengalami fenomena perubahan iklim secara naluriah melakukan tindakan adaptasi sebagai antisipasi terhadap dampak yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan iklim. Tindakan adaptasi yang dilakukan dipertimbangkan berdasarkan dampak yang sedang atau dialami oleh masyarakat Desa Toro dan Desa Omu.

6.4.1 Adaptasi Terhadap Kekeringan

Desa Toro dan Desa Omu yang berada di sekitar Taman Nasional Lore Lindu ternyata tidak luput dari bencana kekeringan. Sumber mata air yang berkurang saat kemarau panjang yang berakibat berkurangnya pasokan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pertanian. Untuk mengantisipasi berkurangnya pasokan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, pemerintah daerah membuat bak-bak penampungan air bersih yang berasal dari sumber mata air yang digunakan saat sumber mata air berkurang Gambar 10. Pemerintah daerah juga membangun saluran irigasi untuk mengantisipasi kekeringan pada sawah-sawah masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa melakukan kegiatan pertanian secara wajar walaupun dengan sumber daya air yang terbatas. Untuk menjaga ketersediaan air saat musim kemarau masyarakat di Desa Toro dan Desa Omu membuat peraturan bersama dengan instansi TNLL tentang pelarangan penebangan hutan dan pengambilan rotan. Masyarakat boleh menebang pohon jika untuk keperluan domestik dan atas ijin dari lembaga adat. Penebangan dan pembukaan lahan tidak boleh dilakukan di daerah dengan kemiringan yang curam. Kearifan lokal masyarakat Desa Toro dalam menjaga lingkungan merupakan salah satu adapatsi yang dilakukan dalam menghadapi perubahan musim terutama musim kemarau panjang yang berpengaruh pada berkurangnya hasil pertanian dan serangan wabah penyakit saat musim kemarau tiba. Gambar 10 Bak air sebagai bentuk adaptasi terhadap kekeringan.

6.4.2 Adaptasi Terhadap Banjir dan Longsor

Banjir dan longsor akibat tingginya curah hujan di Desa Toro dan Desa Omu berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat desa. Banjir dan longsor merusak lahan-lahan pertanian serta mengurangi hasil produksi pertanian masyarakat desa. Berkurangnya hasil pertanian secara tidak langsung mengakibatkan pendapatan masyarakat menurun sehingga mengancam kesejahteraan masyarakat. Hal ini memaksa masyarakat dan pemerintah daerah mengambil suatu tindakan adaptasi guna mengurangi efek buruk dari bencana yang ditimbulkan. Untuk mencegah terjadinya banjir dan longsor, masyarakat desa Toro melakukan tindakan antisipasi seperti menanam tanaman keras di sekitar ladang, membuat sawah hanya pada lereng-lereng bukit serta mengatur waktu perladangan guna menjaga kesuburan tanah. Tanaman keras yang ditanam diantaranya manggis, petai, rambutan, langsat dan tanaman-tanaman yang dapat diambil buahnya. Pengerasan jalan desa juga dilakukan pemerintah daerah guna mengantisipasi genangan air yang menghambat masyarakat desa untuk menjual hasil pertaniannya ke luar desa. Banjir akibat luapan air sungai yang melintas Desa Omu berdampak pada rusaknya fasilitas desa dan rumah warga. Tindakan adaptasi yang dilakukan masyarakat dibantu oleh pemerintah daerah untuk mengatasi banjir antara lain dengan membuat pondasi beton di pinggir sungai untuk mencegah luapan air sungai. Masyarakat Desa Omu yang tinggal di bantaran sungai beradaptasi dengan membangun rumah seperti rumah panggung agar saat banjir datang tempat tinggal mereka masih dapat terlindungi Gambar 11. Adaptasi juga dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dekat dengan lereng yang curam yaitu dengan membuat pondasi beton sebagai antisipasi jika terjadi longsor. Sebagai antisipasi terjadinya banjir dan longsor, pemerintah daerah bersama Balai Taman Nasional Lore Lindu melakukan kegiatan penanaman di lereng-lerng bukit dan tepian sungai. Gambar 11 Rumah panggung sebagai antisipasi terhadap bencana banjir.

6.4.3 Adaptasi Terhadap Penurunan Pendapatan