Persepsi Terhadap Perubahan Iklim

perubahan pola sirkulasi laut dan kenaikan muka air laut Sucofindo, 2009. Hasil penelitian World Wide Fund WWF mendapatkan adanya peningkatan suhu sebesar 0,3°C sejak tahun 1990 dan peningkatan suhu ini diperkirakan akan terus berlanjut. Penelitian Aldrian dan Alfian 2008 dalam Sylvani dan Niken 2010 menunjukkan adanya peningkatan suhu permukaan laut antara 0,0148°C – 0,0268°C di Makassar, Lifamatola, Halmahera, Lombok, Ombai dan Timor. Naiknya suhu muka laut berdampak antara lain pada perubahan siklus hidrologi yang berakibat berubahnya pola curah hujan dan aliran air tawar. Di sektor kesehatan, perubahan iklim global berpengaruh terhadap perubahan resiko penyakit yang utamanya ditularkan oleh vektor nyamuk. Peningkatan suhu mempercepat pertumbuhan larva dan nyamuk sehingga meningkatkan resiko penularan malaria dan demam berdarah. Selain suhu, peningkatan curah hujan menyebabkan genangan air yang merupakan habitat potensial bagi berkembangnya larva nyamuk. Hasil penelitian mendapatkan makin banyaknya daerah di Indonesia yang rawan malaria dan demam berdarah PT. Sucofindo, 2009.

2.4 Persepsi Terhadap Perubahan Iklim

Persepsi dalam arti sempit merupakan suatu penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas yaitu pandangan atau pengertian bagaimana seseorang memandang atau mengerti sesuatu Leavitt 1978. Menurut Muchtar 1998 dalam Yuwono 2006, persepsi adalah proses penginderaan dan penafsiran rangsangan suatu objek atau peristiwa yang diinformasikan sehingga seseorang dapat memandang, mengartikan dan menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya sesuai dengan keadaan dirinya dan lingkungan dimana ia berada dan dapat menentukan tindakannya. Menurut Schiffman and Kanuk 1987 dalam Festiani 2011 setiap individu mempunyai pandangan yang spesifik dalam melihat suatu realita. Empat orang yang secara bersama-sama melihat suatu kejadian yang sama, dapat menuliskan empat macam laporan yang ditulis secara jujur tetapi isinya berbeda-beda satu sama lain. Hal ini terjadi karena bagi setiap orang realita adalah suatu fenomena yang bersifat individual tergantung dari kebutuhan, keinginan, nilai yang dipegang dan pengalaman dari individu tersebut. Jadi, bagi individu, realita bukanlah merupakan realita objektif. Cara memandang suatu kenyataan yang berbeda-beda antara individu yang satu dengan lainnya disebut persepsi. Penduduk lokal Phinaya di wilayah Pegunungan Andes, Peru, dalam studi Adger et a l . 2009 mengemukakan berbagai persepsi mengenai perubahan iklim. Fenomena alam yang disebakan oleh ketidakstabilan atmosfer ini dianggap sebagai suatu proses lingkungan yang menyebabkan mencairnya lapisan es di wilayah tersebut. Proses ini beberapa kali disebut oleh masyarakat setempat sebagai “tukurapunqa vida” yang berarti akhir dari kehidupan. Makna kalimat tersebut lebih dipresentasikan kepada kepunahan Alpaca spesies domba di wilayah Andes dan kedatangan angin besar yang akan menyapu seluruh vegetasi.

2.5 Strategi Adaptasi