Adaptasi Terhadap Penurunan Pendapatan

diambil buahnya. Pengerasan jalan desa juga dilakukan pemerintah daerah guna mengantisipasi genangan air yang menghambat masyarakat desa untuk menjual hasil pertaniannya ke luar desa. Banjir akibat luapan air sungai yang melintas Desa Omu berdampak pada rusaknya fasilitas desa dan rumah warga. Tindakan adaptasi yang dilakukan masyarakat dibantu oleh pemerintah daerah untuk mengatasi banjir antara lain dengan membuat pondasi beton di pinggir sungai untuk mencegah luapan air sungai. Masyarakat Desa Omu yang tinggal di bantaran sungai beradaptasi dengan membangun rumah seperti rumah panggung agar saat banjir datang tempat tinggal mereka masih dapat terlindungi Gambar 11. Adaptasi juga dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dekat dengan lereng yang curam yaitu dengan membuat pondasi beton sebagai antisipasi jika terjadi longsor. Sebagai antisipasi terjadinya banjir dan longsor, pemerintah daerah bersama Balai Taman Nasional Lore Lindu melakukan kegiatan penanaman di lereng-lerng bukit dan tepian sungai. Gambar 11 Rumah panggung sebagai antisipasi terhadap bencana banjir.

6.4.3 Adaptasi Terhadap Penurunan Pendapatan

Fenomena perubahan iklim secara tidak langsung menyebabkan pendapatan petani menurun karena berkurangnya hasil panen dan bertambahnya biaya yang dikeluarkan oleh petani. Hal ini memaksa petani untuk melakukan adaptasi untuk meningkatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat Desa Toro mencari pendapatan tambahan dengan mencari rotan di hutan. Selain itu masyarakat Desa Toro juga menanam jagung, kacang dan ubi sebagai tambahan penghasilan karena mempunyai nilai jual yang tinggi. Untuk meningkatkan produksi coklat, petani di Desa Toro juga mendapatkan pelatihan teknik sambung samping dari pemerintah daerah. Selain dari hasil pertanian, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Toro mencari pekerjaan lain seperti mencari buruh ternak dengan mencari rumput dengan upah Rp 20.000,- per harinya. Menjadi buruh di kota juga dilakukan sebagian masyarakat Desa Toro untuk menghasilkan pendapatan tambahan. Menurunnya pendapatan akibat perubahan iklim juga memaksa masyarakat Desa Omu melakukan tindakan adaptasi untuk mendapat penghasilan tambahan. Selain menanam jagung, masyarakat Desa Omu juga memanfaatkan kacang mete dan buah nira sebagai tambahan penghasilan. Biji buah mete akan dijual secara langsung sedangkan buah nira akan dimanfaatkan untuk membuat gula merah dan minuman manis yang dinamakan sa g u er . Apabila hasil panen coklat dan kelapa sebagian masyarakat akan mencari rotan ke hutan. Hal ini dilakukan karena rotan banyak tersedia di hutan dan mudah di dapat. Dalam satu hari bisa di dapat 100 kg rotan dengan harga jual Rp 35.000,- per 100 kilogram. Adanya program dari pemerintah daerah untuk mencegah banjir dan terkikisnya tepian sungai juga turut membantu masyarakat dalam menghasilkan pendapatan tambahan. Masyarakat bergotong royong menjadi penganyam bronjong dengan upah Rp 17.000kubikasi dan Rp 25.000kubikasi untuk mengangkut batu yang akan di buat bronjong Gambar 12. Gambar 12 Bronjong penahan banjir dan erosi tepi sungai.

6.4.4 Klasifikasi Adaptasi Masyarakat