Klasifikasi Dampak Perubahan Iklim

ladang di daerah yang terdapat sumber mata air. Masyarakat juga membantu menangkap para penebang liar di kawasan TNLL baik yang berasal dari desa mereka atau dari luar desa. Musim kemarau panjang bagi masyarakat Desa Omu berpengaruh pada konsumsi air yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari masyarakat akan disuplai dari bak-bak penampungan air dari atas bukit. Kemarau panjang membuat sumur-sumur warga mengering sehingga berkurangnya konsumsi untuk pertanian dan ternak. Akibat kemarau panjang hasil produksi kopra menurun. Hal ini karena kelapa yang dihasilkan memiliki daging buah yang tipis akibat kurangnya air. Sebelum dibuat bak penampungan, saat kemarau panjang masyarakat kesulitan mendapatkan air karena sumber mata air yang berada dekat pemukiman warga mengering. Masyarakat harus berjalan berjalan jauh ke hutan untuk mencari sumber mata air bagi kebutuhan sehari-hari. Kondisi air yang sulit dan berkurangnya produksi pertanian memaksa warga untuk pergi ke hutan mencari rotan sebagai tambahan penghasilan Gambar 9. Gambar 9 Keadaan sungai saat musim kemarau.

6.3.4 Klasifikasi Dampak Perubahan Iklim

Dampak perubahan iklim yang ditimbulkan menurut Yayasan Pelangi Indonesia 2009 diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dampak langsung dan dampak turunan. Dampak langsung adalah dampak yang timbul secara langsung terhadap lingkungan dan dirasakan oleh masyarakat. Sedangkan dampak turunan adalah dampak yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam waktu yang lama sehingga kemudian dirasakan oleh masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengantisipasi perubahan iklim. Klasifikasi dampak perubahan iklim baik secara langsung maupun turunan akibat perubahan iklim di Desa Toro dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Klasifikasi dampak perubahan iklim di Desa Toro Fenomena Perubahan Iklim Dampak Langsung Turunan Perubahan musim dan cuaca yang tidak menentu 1. Banjir 2. Longsor 3. Berkurangnya sumber air bersih 4. Terjadinya angin Puting Beliung 5. Bertambahnya hama pertanian 6. Sulit mencari rumput sebagai pakan ternak a. Berkurangnya hasil pertanian akibat banjir dan longsor b. Berkurangnya pendapatan masyarakat c. Rusaknya fasilitas desa dan rumah warga d. Warga mudah terserang penyakit karena perubahan cuaca yang tidak menentu Tabel 9 menunjukkan bahwa perubahan musim yang tidak menentu baik musim hujan maupun musim kemarau memberikan dampak langsung maupun turunan. Dampak langsung dari curah hujan yang tinggi pada Tabel 9 ditunjukkan pada poin 1, poin 2 dan poin 5. Sedangkan dampak langsung karena musim kemarau yang ekstrim ditunjukkan pada poin 3, poin 4 dan poin 6. Dampak turunan dari perubahan musim yang ekstrim ditunjukkan pada poin a hingga poin d. Klasifikasi dampak fenomena perubahan iklim di Desa Omu baik secara langsung maupun turunan disajikan dalam pada Tabel 10. Tabel 10 Klasifikasi dampak perubahan iklim di Desa Omu Fenomena Perubahan Iklim Dampak Langsung Turunan Perubahan musim dan cuaca yang tidak menentu 1. Banjir 2. Longsor 3. Kerusakan fasilitas desa dan rumah 4. Gagal panen 5. Pengikisan tepi sungai 6. Kekurangan air bersih 7. Pendangkalan sungai a. Produksi kopra menurun karena waktu menjemur kelapa menjadi lebih lama b. Biaya tambahan untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat banjir atau longsor c. Pendapatan menurun d. Mudah terserang penyakit Dampak langsung dari perubahan musim hujan bagi masyarakat Desa Omu pada tabel ditunjukkan pada poin 1 – 5. Sedangkan dampak langsung perubahan musim kemarau ditunjukkan pada poin 6 dan 7. Dampak turunan yang ditimbulkan secara umum pada tabel ditunjukkan pada poin a – d. Tidak berbeda jauh dengan masyarakat Desa Toro, perubahan musim berdampak pada berkurangnya pendapatan masyarakat karena hasil panen menurun.

6.4 Adaptasi Masyarakat