Perubahan Cuaca Ekstrim Dampak Perubahan Iklim

Data BMKG Stasiun Mutiara Palu menunjukkan terjadinya peningkatan temperatur udara rata-rata bulanan dari tahun 1991 hingga tahun 2010. Rata-rata temperatur udara tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 28,13  C pada rentang tahun 2001 hingga tahun 2010 dan terendah pada bulan Oktober 27,10  C pada rentang tahun 1991 hingga tahun 2000. Rata-rata termperatur udara bulanan pada rentang tahun 2001 hingga tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan rentang tahun 1991 hingga tahun 2000. Terjadi peningkatan temperatur udara rata-rata bulanan selama 20 tahun terakhir. Peningkatan temperatur udara bulan pada tahun 1991 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Grafik suhu rata-rata per bulan BMKG 2011.

6.3 Dampak Perubahan Iklim

6.3.1 Perubahan Cuaca Ekstrim

Perubahan musim yang perlahan maupun yang ekstrim memberikan dampak langsung pada masyarakat yang tinggal di pedalaman maupun di pesisir Sylviani dan Sakuntaladewi 2010. Perubahan musim dan curah hujan berdampak buruk pada sistem pengelolaan sumberdaya alam sebagai sumber kehidupan. Dampak dari pergeseran musim yakni semakin singkatnya musim hujan namun dengan curah hujan yang lebih besar sehingga pola tanam juga akan mengalami pergeseran. Selain itu kerusakan pertanian terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi yang berdampak pada banjir dan tanah longsor serta angin. Fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin meningkat mengurangi produktivitas pertanian. Menurunnya hasil pertanian akan menurunkan pendapatan masyarakat 25.5 26 26.5 27 27.5 28 28.5 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des °C Bulan Rataanbulan Tahun 1991- 2000 Rataanbulan Tahun 2001- 2010 yang berdampak pada kurangnya kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Festiani 2011. Cuaca yang tidak menentu sangat berpengaruh pada masyarakat Desa Toro dan Desa Omu. Hal ini karena sebagian besar masyarakat memiliki penghasilan dari mengelola sumber daya alam. Masyarakat Desa Toro 95,97 bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani dan sebagian kecil pegawai swasta sebanyak 1,40, pengusaha sebanyak 2,30 dan Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak 1,33 Gambar 5. Gambar 5 Mata pencaharian penduduk Desa Toro data diolah. Mata pencaharaian masyarakat Desa Omu tidak berbeda jauh dengan masyarakat di Desa Toro. Sebagian besar masyarakat bermatapencaharaian dengan menjadi petani atau buruh tani sebanyak 97,11 sedangkan PNS sebanyak 0,94, pegawai swasta sebanyak 0,88, pengusaha sebanyak 1,00 dan Tentara Republik Indonesia TNI sebanyak 0,06 Gambar 6. 94.97 Petaniburuh tani yang berdampak pada kurangnya kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Festiani 2011. Cuaca yang tidak menentu sangat berpengaruh pada masyarakat Desa Toro dan Desa Omu. Hal ini karena sebagian besar masyarakat memiliki penghasilan dari mengelola sumber daya alam. Masyarakat Desa Toro 95,97 bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani dan sebagian kecil pegawai swasta sebanyak 1,40, pengusaha sebanyak 2,30 dan Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak 1,33 Gambar 5. Gambar 5 Mata pencaharian penduduk Desa Toro data diolah. Mata pencaharaian masyarakat Desa Omu tidak berbeda jauh dengan masyarakat di Desa Toro. Sebagian besar masyarakat bermatapencaharaian dengan menjadi petani atau buruh tani sebanyak 97,11 sedangkan PNS sebanyak 0,94, pegawai swasta sebanyak 0,88, pengusaha sebanyak 1,00 dan Tentara Republik Indonesia TNI sebanyak 0,06 Gambar 6. 94.97 1.33 1.40 2.30 0.00 Petaniburuh tani PNS Pegawai Swasta Pengusaha PolriTNI yang berdampak pada kurangnya kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Festiani 2011. Cuaca yang tidak menentu sangat berpengaruh pada masyarakat Desa Toro dan Desa Omu. Hal ini karena sebagian besar masyarakat memiliki penghasilan dari mengelola sumber daya alam. Masyarakat Desa Toro 95,97 bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani dan sebagian kecil pegawai swasta sebanyak 1,40, pengusaha sebanyak 2,30 dan Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak 1,33 Gambar 5. Gambar 5 Mata pencaharian penduduk Desa Toro data diolah. Mata pencaharaian masyarakat Desa Omu tidak berbeda jauh dengan masyarakat di Desa Toro. Sebagian besar masyarakat bermatapencaharaian dengan menjadi petani atau buruh tani sebanyak 97,11 sedangkan PNS sebanyak 0,94, pegawai swasta sebanyak 0,88, pengusaha sebanyak 1,00 dan Tentara Republik Indonesia TNI sebanyak 0,06 Gambar 6. 1.33 1.40 2.30 0.00 PolriTNI Gambar 6 Mata pencaharian penduduk Desa Omu data diolah Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan ketergantungan masyarakat di kedua desa terhadap alam karena sebagian besar mata pencaharian dengan mengelola sumber daya alam dan lingkungan sekitar. Perubahan cuaca secara ekstrim menimbulkan berbagai dampak terhadap pola hidup masyarakat di kedua desa tersebut.

6.3.2 Musim Hujan