Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Perubahan Iklim di Indonesia

dasarian melampaui atau kurang dari 50 mm diikuti oleh dua dasarian berikutnya Nasrullah 2011.

2.3 Perubahan Iklim dan Dampaknya

Definisi perubahan iklim menurut R n terg o verment Panel on Climate Change IPCC mengacu pada perubahan dalam status iklim yang diidentifikasikan dengan perubahan rata-rata danatau variabilitas faktor-faktor yang berkaitan dengan iklim dan tetap berlaku untuk satu periode yang luas atau lebih panjang.

2.3.1 Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi sebagai akibat meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer. Iklim bumi dipengaruhi oleh suhu global rata-rata dan peka terhadap perubahan suhu. Suhu bumi ditentukan oleh keseimbangan antara energi yang datang dari matahari dan energi yang diemisikan dari permukaan bumi ke luar angkasa. Radiasi inframerah dari permukaan bumi sebagian diserap oleh beberapa gas rumah kaca khususnya CO2 dan uap air di atmosfer dan sebagian diemisikan ke permukaan untuk memanasi permukaan bumi dan atmosfer bawah Syahbana 2011. Menurut Koesmaryono 1999, perubahan iklim dan pemanasan global diduga akan meningkatkan kekerapan dan intensitas peristiwa El-Nino Southern Oscillation ENSO. Peristiwa ini sering dikaitkan dengan penghangatan atau pendinginan suhu muka laut yang menyimpang dari normal yang berakibat pada cuaca atau sering disebut dengan El-Nino dan La-Nina. Kejadian kekeringan akibat El-Nino telah menyebabkan meningkatnya luas daerah tanam yang terkena kekeringan sampai 8 – 10 kali lipat dan sebaliknya La-Nina menyebabkan meningkatnya luas tanaman yang terkena banjir sempai 4 – 5 kali lipat dari kondisi normal.

2.3.2 Perubahan Iklim di Indonesia

Indonesia menurut Boer et al. 2003, berdasarkan data hujan historis yang dibagi dua periode, yaitu tahun 1931 – 1960 dan 1961 – 1990, diperoleh kecenderungan bahwa curah hujan dimusim penghujan wilayah Selatan Indonesia dan sebagian kawasan Indonesia Timur akan semakin basah dan musim kemarau akan semakin kering. Sedangkan pada Indonesia bagian Utara, curah hujan pada musim penghujan akan semakin berkurang dan musim kemarau akan semakin bertambah. Data historis trend curah hujan di Indonesia data NOAA 2005 yang dikutip Susandi 2012 menunjukkan dari tahun 1950 hingga tahun 2000 di Indonesia terus terjadi peningkatan curah hujan. Menurut Tjahyono 1997 dalam laporan akhir Kementerian Lingkungan Hidup 2001, menyebutkan bahwa pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang dipengaruhi oleh sistem monsoon, lemah pada daerah sistem equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan sistem lokal. Menurut Koesmaryono 1999 dalam Syahbana 2011, gejala kebalikan dari El- Nino adalah La-Nina, yaitu mendinginnya permukaan laut Pasifik Timur sehingga pusat konvergensi udara pasifik tropis akan berada di wilayah Indonesia dimana udara panas cenderung membentuk awan dan hujan serta memungkinkan terjadinya banjir. Frekuensi kejadian La-Nina dalam kurun waktu 100 tahun terakhir sekitar separuh jumlah kejadian El-Nino dan 16 kali peristiwa La-Nina, sekitar 87 terjadi berdampingan dengan El-Nino, serta umumnya La-Nina mendahului El-Nino.

2.3.3 Dampak Perubahan Iklim