Revealed Comparative Advantage RCA

3.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif, yaitu estimasi daya saing dan keunggulan komparatif nenas Indonesia menggunakan RCA, EPD, dan IIT serta estimasi faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor nenas asal Indonesia di beberapa negara tujuan ekspor menggunakan metode Panel data. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan software E-views 6.1 dan Microsoft Excel.

3.2.1 Revealed Comparative Advantage RCA

Metode RCA Revealed Comparative Advantage digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis daya saing dan keunggulan komparatif nenas asal Indonesia. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Ballasa pada tahun 1995. Metode ini didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antarwilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki suatu wilayah sehingga dapat dikatakan bahwa keunggulan komparatif suatu negara direfleksikan dalam ekspornya. Variabel yang diukur dalam RCA adalah kinerja ekspor suatu komoditi terhadap total ekspor suatu wilayah yang kemudian dibandingkan dengan pangsa pasar nilai produk dalam perdagangan dunia. RCA mendefinisikan apabila pangsa ekspor suatu komoditi di dalam total ekspor komoditi dari suatu negara lebih besar dibandingkan pangsa pasar ekspor komoditi di dalam total ekspor komoditi dunia, maka negara tersebut dikatakan memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan ekspor komoditi itu. Apabila nilai RCA lebih besar dari satu berarti negara tersebut memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia atau berarti komoditi tersebut berdaya saing kuat. Sedangkan apabila nilai RCA lebih kecil dari satu berarti keunggulan komparatif untuk komoditi tersebut rendah di bawah rata-rata dunia atau berdaya saing lemah. Formula RCA dirumuskan sebagai berikut : RCA = t j it ij W W X X 3.1 Dimana : X ij = Nilai ekspor komoditi i dari negara j tahun ke t X it = nilai ekspor total negara j W j = nilai ekspor dunia komoditi i W t = nilai total ekspor dunia Nilai daya saing suatu komoditi dalam RCA memiliki dua kemungkinan, yaitu : 1. Nilai RCA 1, berarti suatu negara memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia sehingga komoditi tersebut memiliki daya saing kuat. 2. Nilai RCA 1, berarti suatu negara tidak memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia sehingga komoditi tersebut memiliki daya saing lemah. Kelebihan dari metode RCA antara lain metode ini mengurangi dampak pengaruh campur tangan pemerintah sehingga keunggulan komparatif suatu komoditi dari waktu ke waktu dapat terlihat dengan jelas. Sedangkan kelemahan dari metode ini antara lain : o Pengukuran berdasarkan nilai RCA ini mengesampingkan pentingnya permintaan domestik, ukuran pasar domestik dan perkembangannya. o Indeks RCA tidak dapat menjelaskan apakah pola perdagangan yang sedang berlangsung tersebut sudah optimal. o RCA tidak dapat mendeteksi dan memprediksi produk-produk yang berpotensi di masa yang akan datang.

3.2.2 Export Product Dynamic EPD