2.4 Nilai Tukar
Menurut Mankiw 2003 kurs atau exchange rate antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling
melakukan perdagangan. Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal nominal exchange rate adalah harga relatif
dari mata uang dua negara sedangkan kurs riil riil exchange rate adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Tingkat harga dimana kita
memperdagangkan barang domestik dengan barang luar negeri tergantung pada harga barang dalam mata uang lokal pada tingkat kurs yang terjadi. Maka kurs riil
dapat dituliskan seperti berikut : 2.2
Dimana : = kurs riil
e = kurs nominal
= rasio tingkat harga di dalam dan luar negeri Kurs riil di antara dua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga
di kedua negara. Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barang-
barang luar negeri relatif lebih mahal dan barang-barang domestik relatif lebih murah. Maka hubungan antara kurs riil dan ekspor neto adalah :
NX = NX 2.3
Dimana dalam persamaan ini ekspor neto adalah fungsi dari kurs riil. Bila kurs riil lebih rendah, barang-barang domestik relatif lebih murah dibandingkan barang-
barang luar negeri, dan ekspor neto lebih besar.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai aliran perdagangan antarnegara dilakukan oleh Sunde, Chidoko dan Zivanomoyo 2009 yang meneliti mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perdagangan intra industri antara Zimbabwe dengan mitra dagangnya di wilayah Southern African Development Community SADC.
Penelitian ini menggunakan metode Gravity Model dengan Intra-Industry Index
sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan perkapita, intensitas perdagangan, jarak, nilai tukar, dan GDP mempengaruhi IIT
antara Zimbabwe dan mitra dagangnya di SADC. Penelitian ini juga menemukan bahwa sebagian besar negara di SADC melakukan perdagangan komoditi yang
sama karena persamaan sejarah juga persamaan struktur ekonomi dan pendapatan. Penelitian mengenai daya saing nenas segar indonesia dilakukan oleh
Suprehatin 2006 yang meneliti mengenai daya saing ekspor nenas segar Indonesia berdasarkan pangsa pasar dan menentukan faktor-faktor yang
memengaruhinya. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series
baik dari BPS, Deptan dan Depdag. Alat analisis yang digunakan adalah metode regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daya saing
ekspor nenas segar Indonesia berdasarkan pangsa pasarnya relatif masih kecil dibandingkan produsen dan eksportir nenas segar lainnya. Tren pangsa pasar
ekspor nenas segar Indonesia juga cenderung mengalami penurunan. Estimasi dengan regresi data panel menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi daya
saing ekspor nenas segar Indonesia adalah volume ekspor nenas segar Indonesia, GDP per kapita negara pengimpor dan produksi nenas segar dalam negeri.
Penelitian mengenai perdagangan nenas dilakukan oleh Lubis 2006, meneliti perkembangan ekspor nenas segar Indonesia dan menganalisis faktor-
faktor yang memengaruhi ekspor nenas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor serta pengaruhnya terhadap ekspor nenas segar Indonesia. Penelitian ini
menggunakan data yang diperoleh dari BPS, Deptan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan
metode kuantitatif berupa analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap ekspor nenas
segar indonesia adalah harga ekspor, produksi nenas, pendapatan perkapita negara-negara tujuan ekspor dan volume ekspor nenas segar tahun sebelumnya.
Sedangkan variabel nilai tukar mata uang di tiap negara tujuan ekspor dan variabel jumlah penduduk tiap negara tujuan ekspor tidak berpengaruh.
Penelitian mengenai daya saing nenas dan pisang indonesia juga dilakukan oleh Silalahi 2007 yang mengkaji posisi bersaing nenas dan pisang Indonesia di
pasar dunia dengan menganalisis struktur pasar dunia nenas dan pisang, juga menganalisis posisi bersaing nenas dan pisang Indonesia dibanding pesaingnya di
pasar dunia. Data yang digunakan adalah data sekunder terutama dari United Nations Commodity Trade UN Comtrade Statistical Database.
Penelitian ini menggunakan alat analisis Herfindahl Index Untuk mengestimasi tingkat
konsentrasi pasar nenas dunia, RCA untuk mengestimasi keunggulan komparatif ekspor nenas asal Indonesia, juga
Porter’s Diamond Theory untuk mengestimasi keunggulan kompetitif ekspor nenas asal Indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa struktur pasar nenas dan pisang dunia memiliki tingkat konsentrasi pasar sedang, dan bahwa Indonesia belum memiliki keunggulan
komparatif dalam perdagangan nenas dan pisang di pasar dunia. Penelitian mengenai perdagangan buah-buahan juga dilakukan oleh Hadi
2009, meneliti faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga Indonesia ke negara tujuan. Penelitian ini menggunakan data dari
instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, berbagai
literratur serta internet. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat gambaran
umum agribisnis pisang dan mangga Indonesia serta melihat gambaran umum potensi ekonomi negara tujuan ekspor. Metode kuantitatif dengan menggunakan
analisis regresi panel data dengan menggunakan Gravity Model dengan persamaan tunggal digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran
perdagangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan pisang adalah harga pisang di negara tujuan,
volume ekspor pisang satu tahun sebelumnya, dan pendapatan perkapita. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata yaitu populasi negara
tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, dan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran
perdagangan mangga adalah populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar
Amerika dan harga mangga Indonesia di negara tujuan. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh yaitu pendapatan per kapita negara tujuan dan volume
ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan satu tahun sebelumnya. Penelitian serupa dilakukan oleh Syachruddin 2010, meneliti daya saing
dan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor manggis Indonesia. Penelitian ini menggunakan data-data yang diperoleh dari instansi-instansi
pemerintah seperti Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badan Pusat Statistik. Metode yang digunakan berupa metode kualitatif yaitu
metode Porter’s Diamond dan metode kuantitatif yaitu metode analisis data panel.
Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor manggis Indonesia dianalisis menggunakan model panel data. Hasil penelitian menunjukkan variabel harga
ekspor riil memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap permintaan ekspor manggis Indonesia, GDP riil memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap permintaan ekspor manggis Indonesia, jumlah populasi negara pengimpor memiliki nilai probabilitas yang signifikan atau jumlah penduduk
negara pengimpor berpengaruh nyata terhadap permintaan ekspor, volume ekspor tahun sebelumnya berpengaruh signifikan dan positif terhadap permintaan ekspor
manggis Indonesia, dan nilai tukar memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap permintaan ekspor manggis Indonesia. Sedangkan hasil analisis kualitatif
menggunakan Porter’s Diamond menghasilkan saran untuk peningkatan
permintaan ekspor manggis asal Indonesia, antara lain peningkatan produktivitas
dan kualitas manggis, melakukan promosi ekspor, memberikan akses modal bagi para petani manggis, dan lain-lain.
Penelitian mengenai daya saing komoditi nenas sebelumnya belum ada yang mengestimasi daya saing di setiap negara tujuan ekspor. Sedangkan
penelitian sebelumnya yang menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor nenas belum ada yang memasukan variabel jarak Indonesia dengan negara tujuan.
Kelebihan penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya mengenai ekspor dan daya saing nenas Indonesia adalah penggunaan Gravity Model yang
memasukan variabel jarak Indonesia ke negara tujuan, juga mencakup estimasi daya saing nenas Indonesia menggunakan metode RCA dan EPD di masing-
masing negara tujuan ekspor. Penelitian ini juga dilengkapi metode Intra-Industry Trade
untuk mengestimasi bentuk hubungan perdagangan komoditi nenas antara Indonesia dengan masing-masing negara tujuan sehingga penelitian ini dapat
melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya.
2.6 Kerangka Pemikiran