Perdagangan Internasional TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar individu dengan individu, antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor impor suatu negara menjadi salah satu komponen dalam pembentukan PDB dari sisi pengeluaran suatu negara. Oktaviani dan Novianti, 2009 Menurut Krugman dalam Hady 2004 alasan utama terjadinya perdagangan internasional adalah : 1. Negara –negara melakukan perdagangan karena mereka berbeda satu sama lain. 2. Negara negara melakukan perdagangan dengan tujuan untuk mencapai economies of scale . Menurut Todaro 2006 perdagangan merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di setiap negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar internasional yang potensial untuk beragam produk ekspor. Perdagangan cenderung meningkatkan pemerataan atas distribusi pendapatan dan kesejahteraan dalam lingkup domestik dan internasional. Hal ini berlangsung melalui suatu proses penyamaan harga-harga faktor produksi di semua negara, peningkatan pendapatan riil di setiap negara yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan perdagangan internasional, serta memacu efisiensi penggunaan sumber daya di setiap negara, yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya di dunia secara keseluruhan. Perdagangan juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi serta pengutamaan sektor- sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan efisiensi alias produktivitas tenaga kerja. Perdagangan ini juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomis yang mereka miliki. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan- kebijakan internasional yang berorientasi ke luar. Melalui perdagangan internasional, suatu negara akan mengekspor suatu komoditi apabila kebutuhan dalam negeri akan komoditi di negara tersebut sudah terpenuhi, sehingga kelebihan penawaran akan diekspor ke luar negeri. Begitu pula sebaliknya, apabila produksi dalam negeri akan suatu komoditi tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, maka negara tersebut akan mengimpor komoditi tersebut dari negara lain sehingga akan terbentuk keseimbangan permintaan dan penawaran diantara kedua negara yang melakukan perdagangan. Menurut Smith 1995 ekspor adalah barang dan jasa yang dihasilkan di sebuah negara dan dijual di negara lain sebagai penukar atas barang dan jasa, emas, devisa asing atau untuk menyelesaikan utang. Negara menggunakan sumberdaya dalam negeri mereka untuk ekspor karena mereka dapat memperoleh lebih banyak barang dan jasa dengan devisa internasional yang mereka peroleh dari ekspor daripada yang akan mereka peroleh dengan menggunakan sumberdaya itu bagi produksi barang dan jasa di dalam negeri. Sedangkan menurut definisi dari International Merchandise Trade Statistics, ekspor barang adalah seluruh barang yang dibawa keluar dari wilayah suatu negara, bersifat komersial maupun non komersial, serta barang yang akan diolah di luar negeri yang hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut. Keterangan : Kurva 1 : Keadaan pasar komoditi X di negara 1 Kurva 2 : Keadaan pasar komoditi X di negara 1 dan 2 Kurva 3 : Keadaan pasar komoditi X di negara 2 Sumber: Salvatore 1997 Gambar 2.1 Mekanisme Perdagangan Internasional Pada kurva di atas, di negara 1 keseimbangan permintaan dan penawaran terjadi pada P1, sedangkan di negara 2 keseimbangan permintaan dan penawaran terjadi pada P3. Setelah hubungan perdagangan berlangsung diantara kedua negara tersebut, harga relatif komoditi X akan berada diantara P1 dan P3. Apabila harga yang berlaku di negara 1 lebih tinggi dari P1, maka negara 1 akan berproduksi jauh lebih banyak dari kebutuhan domestik akan komoditi X tersebut, sehingga kelebihan produksi tersebut diekspor ke negara 2. Begitu pula di negara 2, apabila harga yang berlaku setelah perdagangan lebih kecil dari dari P3, maka akan terjadi kelebihan permintaan X domestik sehingga negara 2 tersebut akan mengimpor komoditi dari negara 1.

2.2 Konsep Daya Saing