4.1.1 Kondisi Pasar Ekspor Nenas di Singapura
Singapura selain menjadi negara pengimpor nenas juga menjadi negara pengekspor nenas walaupun jumlahnya lebih sedikit dari ekspornya. Pada tahun
2008 total volume impor nenas Singapura sebanyak 16.595,42 ton dengan nilai mencapai US 4.767.035. Impor nenas tersebut terutama berasal dari negara
Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia. Nilai impor nenas dari Indonesia tahun 2008 adalah sebesar US 15.272. Buah-buahan lain yang diimpor dari
Indonesia antara lain alpukat, jambu, mangga, manggis, anggur, dan melon. Singapura memiliki regulasi yang ketat mengenai produk impor. Menurut Agry
Food and Veterinary Authority of Singapore AVA untuk setiap produk pertanian
impor di Singapura antara lain harus memiliki izin dan lisensi dalam bentuk dokumen dari pihak yang terkait, harus lolos uji residu pestisida dan bahan kimia
sesuai standar FAOWHO, memenuhi standar kebersihan yaitu tidak mengandung organisme apapun, dan kemasan harus mencantumkan nama produsen, alamat
lengkap produsen, deskripsi produk yang ada di dalam kemasan, dan informasi lain yang diperlukan. Biaya yang dikenakan pada sayur dan buah impor adalah
S3 perconsignment
3
.
4.1.2 Kondisi Pasar Ekspor Nenas di Jepang
Jepang adalah salah satu negara pengimpor nenas terbesar di dunia. Pada tahun 2009 total volume impor nenas Jepang sebanyak 144.475,3 ton dengan nilai
mencapai US 99.455.116. Impor nenas tersebut terutama berasal dari negara
3
Import and Transshipment of Fresh Fruit and Vegetables [http:www.ava.gov.sg]
Filipina, Taiwan, Thailand dan Sri Lanka. Selain nenas, buah-buahan yang diimpor antara lain anggur, jambu, mangga, manggis, melon dan alpukat.
Menurut Departemen Perdagangan 2011, Indonesia mendapat fasilitas Bea Masuk nol persen untuk nanas segar dengan kuota 100 ton pada 2008 dan
naik 50 ton setiap tahun hingga tahun 2012 berdasarkan hasil kesepakatan Indonesia Japan-Economic Partnership Agreement
IJ-EPA yang mulai berlaku 1 Juli 2008. Namun hingga saat ini belum ada perusahaan yang meminta kuota
ekspor tersebut, salah satu penyebabnya adalah adanya persyaratan teknis yang dianggap sulit dipenuhi. Jepang memiliki regulasi yang sangat ketat mengenai
produk impor. Peraturan produk impor di Jepang dikeluarkan oleh Japan External Trade Organization
JETRO yang antara lain menyebutkan bahwa untuk setiap produk pertanian impor diberlakukan karantina untuk mencegah adanya
penyebaran hama dan serangga dan dilakukan uji terhadap adanya residu bahan kimia pada produk.
4.1.3 Kondisi Pasar Ekspor Nenas di Uni Emirat Arab