Pengolahan Kendala Kondisi Budidaya Nenas Dalam Negeri .1 Produksi

namun luas panennya mencapai dua kali lipat dari luas panen Indonesia sehingga Filipina dapat mengekspor nenas lebih banyak dari Indonesia.

4.2.2 Pengolahan

Selain dikonsumsi segar, buah nenas dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti selai, keripik nenas, kerupuk nenas, sirup, jus, liqueur, dodol nenas, manisan, saus nenas, puree, dikalengkan, dan sebagainya. Selain itu berbagai produk olahan berbahan baku nenas juga semakin banyak seperti produk kosmetik dan farmasi, kulit buahnya dapat diolah menjadi sirup atau cairannya diekstraksi untuk pakan ternak, dan serat panjang pada daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakaian. Beberapa produk olahan nenas dapat dilihat pada gambar 4.4. Sumber : www.google.com Gambar 4.4 Beberapa Produk Olahan Nenas Dodol nenas banyak dihasilkan di daerah Subang, Jawa Barat, sedangkan nenas kalengan dan jus nenas banyak dihasilkan di Lampung. Jus nenas asal Lampung sudah diekspor ke berbagai negara tujuan. Selama Januari 2011 ada 16 negara tujuan ekspor dengan nilai ekspor 4,6 juta dolar AS dengan volume 8.814 ton lebih. Diantara negara tujuan ekspor komoditas itu, terbesar ke Belanda senilai 1,4 juta dolar dengan berat 2.941 ton, Amerika Serikat 1,2 juta dolar dengan volume 2.613 ton, dan Thailand senilai 562,5 dolar seberat 418 ton lebih 5 . Pengolahan nenas menjadi beragam produk dapat dipahami karena nenas termasuk komoditas buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk. Oleh karena itu, seusai panen memerlukan penanganan pasca panen, salah satunya dengan pengolahan. Selain menyelamatkan hasil panen, pengolahan buah nenas juga dapat memperpanjang umur simpan, diversifikasi pangan dan meningkatkan kualitas maupun nilai ekonomis buah tersebut .

4.2.3 Kendala

Menurut Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika 2007, kendala yang dihadapi dalam budidaya dan pemasaran nenas di Indonesia antara lain : 1 Lemahnya daya saing, masih rendahnya kualitas dan kuantitas buah nenas. 2 Rendahnya minat perusahaan yang bergerak konsisten di bidang pemuliaan tanaman. 3 Minimnya konsep dan pengembangan teknologi aplikatif mulai dari produksi sampai pasca panen. 5 Hebat Nenas Lampung Tembus Eropa dan Amerika [http:direktori.lampung.cc] 4 Selera pasar yang berbeda terhadap beberapa varietas nenas yang ada. Hambatan lain dalam ekspor nenas ke pasar internasional antara lain biaya transportasi yang sangat mahal, padahal untuk buah-buahan segar membutuhkan proses distribusi yang cepat untuk menjaga kualitas buah. Kualitas buah yang tidak memenuhi standar juga menjadi salah satu masalah penting yang menjadikan nenas asal Indonesia saat ini tidak bisa memenuhi permintaan ekspor nenas dunia yang semakin tinggi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Estimasi Daya Saing Nenas Indonesia di Pasar Internasional 5.1.1 Hasil Estimasi Revealed Comparative Advantage RCA Berdasarkan hasil estimasi, nenas Indonesia selama periode 2002 – 2008 memiliki nilai RCA yang kurang dari satu dengan rentang 0,001 – 0,558. Nilai RCA yang lebih rendah dari satu tersebut menunjukkan bahwa Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif dalam ekspor nenas, atau dapat dikatakan nenas Indonesia berdaya saing rendah. Nilai RCA Nenas Indonesia lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut. Tabel 5.1 Hasil Estimasi RCA Nenas Indonesia Periode 2002 – 2008 Tahun RCA XijXit:WiWt Pertumbuhan Nilai RCA 2002 0,558928975 2003 0,346000426 -38,10 2004 0,068928076 -80,08 2005 0,022697115 -67,07 2006 0,007234827 -68,12 2007 0,029773363 311,53 2008 0,007763986 -73,92 Pada tahun 2002 nilai RCA Indonesia mencapai 0,558 yang merupakan nilai RCA tertinggi selama periode tersebut dikarenakan pada saat itu pangsa ekspor nenas Indonesia mencapai 0,51 persen terhadap total ekspor dunia dengan nilai ekspor sebesar US 2,78 juta, namun pada tahun-tahun berikutnya nilainya semakin menurun. Peningkatan nilai RCA sebesar 311,53 persen terjadi pada tahun 2007 dimana nilainya mencapai 0,029 dibandingkan dengan nilai RCA