UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.6.4 Penentuan Nilai Konsentrasi Hambat Minimum KHM
1. Pengenceran Larutan Uji : sumur yang pertama diisi 100 µL medium
MHB 2, sumur 2-8 diisi 100 µL medium MHB 1. Pada sumur 1 diisi 100 µL larutan uji dengan konsentrasi 1024 µgmL. Dihomogenkan
dengan menggunakan pipet mikro. Diambil sebanyak 100 µL dan dimasukkan ke dalam sumur 2 dihomogenkan. Dilakukan hal yang
sama hingga sumur 8. Pada sumur 8 dibuang sebanyak 100 µL campuran. Kemudian, masing-masing sumur ditambahkan 100 µL
inokulum bakteri uji. 2.
Pengenceran Larutan kontrol positif : sumur yang pertama diisi 100 µL medium MHB 2, sumur 2-8 diisi 100 µ L medium MHB 1. Pada sumur
1 diisi 100 µL larutan kontrol positif dengan konsentrasi 512 µgmL. Dihomogenkan dengan menggunakan pipet mikro. Diambil sebanyak
100 µL dan dimasukkan ke dalam sumur 2 dihomogenkan. Dilakukan hal yang sama hingga sumur 8. Pada sumur 8 dibuang sebanyak 100 µL
campuran. Kemudian, masing-masing sumur ditambahkan 100 µL inokulum bakteri uji.
3. Sumur lain berisi 200 µL broth kontrol mediakontrol sterilisasi.
4. Sumur lain berisi 100 µL broth dan 100 µL inokulum bakteri uji
kemudian dihomogenkan dengan pipet mikro kontrol pertumbuhan. 5.
Sumur lain berisi 100 µL broth, 100 µL pelarut etanol 20 , dihomogenkan dengan pipet mikro dan dibuang sebanyak 100 µL
campuran. Kemudian ditambahkan 100 µL inokulum bakteri kontrol pelarut
6. Microwellplate kemudian diikubasi selama 20 jam pada suhu 37
C.
3.4.6.5 Penentuan Nilai KHM
Nilai KHM ditentukan dengan penambahan reagen warna INT IodoNitroTetrazolium konsentrasi 4 mgmL sebanyak 10 µL, didiamkan
selama 60 menit. Adanya aktivitas penghambatan ditunjukkan pada konsentrasi dimana sumur masih mempertahankan kebeningannya.
Penentuan nilai KHM dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.7 Pengamatan Morfologi Jamur Endofit GKBt 2 pada medium