UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3 Tahapan Penelitian
1. Skrining bioproduksi metabolit sekunder ekstrak
2. Uji aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi
3. Scaling up kultivasi jamur endofit GKBt 2
4. Ekstraksi jamur endofit hasil Scaling Up
5. Isolasi metabolit jamur endofit GKBt 2
6. Penentuan nilai Konsentrasi Hambat Minimum KHM
7. Identifikasi jamur endofit GKBt 2
3.4. Prosedur Kerja
3.4.1 Skrining Bioproduksi Metabolit Sekunder Ekstrak
3.4.1.1 Kultivasi isolat jamur endofit ke dalam medium PDB
a. Pembuatan medium kultivasi
Medium PDB dibuat sebanyak 750 mL dengan cara mensuspensikan 18 g PDB ke dalam 750 mL aquades. Setelah tercampur, medium
dipanaskan hingga larut sempurna, kemudian dituangkan ke dalam 25 tabung uji masing-masing sebanyak 40 mL. Medium disterilkan dengan
autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit. b.
Kultivasi isolat jamur endofit Kultivasi isolat jamur endofit dilakukan terhadap 23 isolat jamur
endofit yang diisolasi dari bagian akar, biji, daun dan batang tumbuhan Ginseng Kuning Rennellia elliptica Korth. Setiap isolat jamur endofit
dinokulasikan sebanyak 1 ose ke dalam masing-masing tabung yang berisi medium PDB steril, kemudian diinkubasi dalam kondisi statis
pada suhu kamar selama tiga minggu. Inkubasi juga dilakukan terhadap 1 tabung yang berisi medium PDB steril saja, sebagai kontrol sterilitas
media.
3.4.1.2 Ekstraksi isolat jamur endofit
Sebanyak dua puluh tiga kultur jamur endofit masing-masing diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat dengan perbandingan pelarut
dan kultur jamur 1:1, proses ekstraksi dilakukan sebanyak tiga kali.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ekstraksi juga dilakukan terhadap satu tabung yang berisi medium PDB saja. Hasil ekstraksi dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotary
evaporator hingga didapat ekstrak pekat.
3.4.1.3 Skrining bioproduksi metabolit sekunder ekstrak
Sebanyak dua puluh tiga ekstrak etil asetat dari jamur endofit Ginseng Kuning dianalisis metabolit sekundernya dengan Kromatografi
Lapis Tipis KLT menggunakan eluen diklorometan:metanol 10:1. Ekstrak dilarutkan ke dalam aseton dengan konsentrasi 10 mgmL, volume
penotolan sebanyak 10 µL. Penotolan dilakukan diatas pelat KLT 20x7 cm. Sebagai kontrol pelarut dan medium, ditotolkan pula ekstrak medium
PDB dan aseton. Pola kromatogram yang terbentuk dimonitor dengan sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm, lalu disemprot
dengan pereaksi penampak noda serium sulfat CeSO
4 2.
3.4.2 Uji aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi