UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan zat padat yang umumnya digunakan adalah alumina, gel silika, dan selulosa Day Underwood, 2002.
Sampel yang biasanya berupa campuran senyawa organik diteteskan di dekat salah satu sisi lempengan dalam bentuk larutan dalam
jumlah kecil, biasanya beberapa mikrogram senyawa. Sebuah suntikan hipodermik atau sebuah pipet gelas kecil dapat digunakan. Noda sampel
dikeringkan dan kemudian sisi lempengan tersebut dicelupkan ke dalam fase gerak yang sesuai. Pelarut bergerak naik di sepanjang lapisan tipis zat
padat di atas lempengan, dan bersamaan dengan pergerakan pelarut tersebut, zat terlarut sampel dibawa dengan laju yang bergantung pada
kelarutan zat terlarut tersebut dalam fase bergerak dan interaksinya dengan zat padat. Setelah garis depan pelarut bergerak sekitar 10 cm, lempengan
dikeringkan dan noda-noda zat terlarutnya diperiksa seperti pada kromatografi kertas Day Underwood, 2002.
2.5.2 Nilai Rf
Pemisahan pada kromatografi planar kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis pada umumnya dihentikan sebelum semua fase
gerak melewati seluruh permukaan fase diam. Solut pada kedua kromatografi ini dikarakterisasi dengan jarak ujung fase geraknya. Faktor
retardasi solut R
f
didefinisikan sebai perbandingan antara jarak yang ditempuh oleh solut terhadap jarak yang ditemput oleh fase gerak
Gandjar Rohman, 2007.
Nilai maksimum R
f
adalah 1 dan ini dicapai ketika solut mempunyai perbandingan distribusi D dan faktor retensi K’ sama
dengan 0 yang berarti solut bermigrasi dengan kecepatan yang sama dengan fase gerak. Nilai minimum R
f
adalah 0 dan ini teramati jika solut tertahan
pada posisi
titik awal
di permukaan
fase diam
Gandjar Rohman, 2007.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.3 Kromatografi Kolom
Pada kromatografi kolom, berbagai ukuran kolom dapat digunakan, dimana hal utama yang dipertimbangkan adalah kapasitas yang memadai
untuk menerima sampel-sampel tanpa melalui fase diamnya. Merupakan aturan praktis yang umum bahwa panjang kolom harus sekurang-
kurangnya sepuluh kali ukuran diameternya. Bahan pengemasnya, suatu adsorben seperti alumina atau mungkin suatu resin pertukaran ion,
dimasukkan dalam bentuk suspensi ke dalam porsi fase bergerak dan dibiarkan diam di dalam hamparan basah dengan sedikit cairan tetap
berada di atas permukaannya Day Underwood, 2002.
Laju alir yang diinginkan diperoleh semata-mata dari gravitasi, dengan menyisipkan ujung keluaran kolom itu ke dalam bejana yang, atau
dengan memompa cairan melalui ujung atas kolom, laju alir yang lazim dapat sebesar beberapa puluh milimeter per menit dan mungkin lebih cepat
jika pemisahan tidak terlalu sulit Day Underwood, 2002. Terkadang
tidak ada satupun fase bergerak yang cocok dengan elusi dari seluruh komponen sampel. Misalnya dalam adsorpsi, pelarut yang cukup nonpolar
mungkin ideal untuk mengelusi beberapa zat terlarut yang kurang polar dimana zat terlarut yang lebih polar kemudian dapat memperlihatkan suatu
retensi panjang yang berlebihan. Pada kasus seperti ini, teknik elusi gradien lebih bermanfaat. Komposisi fase gerak diubah secara kontinu
dengan membiarkan pelarut yang lebih polar mengalir ke dalam reservoar yang mengandung zat terlarut yang kurang polar, pada saat campuran zat
terlarut mengalir ke dalam kolom. Dimana zat terlarut yang lambat akan mengalir lebih cepat dengan meningkatnya kemampuan mengelusi dari
campuran pelarut Day Underwood, 2002.
Kelemahan dari metode ini adalah pengerjaan yang konvensional lebih lambat dan merepotkan namun kolom-kolom yang cukup panjang
dapat digunakan dimana kapasitasnya memadai untuk pekerjaan membuat preparat Day Underwood, 2002.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 Bakteri Gram positif dan negatif