Ekstraksi kultur jamur GKBt 2 Hasil Scaling Up Fraksinasi Metabolit Ekstrak Etil Asetat GKBt 2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mL medium dalam erlenmeyer 2 L. Medium disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 o C.

3.4.3.2 Kultivasi Jamur Endofit

Koloni murni jamur GKBt 2 berumur 14 hari yang telah ditumbuhkan pada medium PDA diambil kira-kira seluas 1x1 cm sebanyak 3 blok dan diinokulasi ke dalam medium PDB steril. Kemudian, kultur diinkubasi pada suhu ruang dalam kondisi statis selama tiga minggu. Pengerjaan kultivasi jamur endofit GKBt 2 dilakukan dalam kondisi steril di dalam Laminar Air Flow LAF

3.4.4 Ekstraksi kultur jamur GKBt 2 Hasil Scaling Up

Hasil kultivasi jamur endofit GKBt 2 selanjutnya diekstraksi. Kultur jamur dipisahkan menjadi media jamur dan biomassa jamur. Media jamur GKBt 2 diekstraksi dengan pelarut etil asetat dengan perbandingan pelarut dan kultur media 1:1, proses ekstraksi dilakukan sebanyak tiga kali. Jumlah pelarut etil asetat yang digunakan adalah lima liter. Lapisan atas yang merupakan fraksi etil asetat dipisahkan dan dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator. Sedangkan biomassa jamur dimaserasi dengan aseton selama semalam, dan dilakukan sebanyak tiga kali. Aseton yang digunakan untuk maserasi berjumlah 3 x 500 mL. Hasil maserasi dievaporasi dengan vacuum rotary evaporator hingga tersisa fraksi air. Fraksi air kemudian dipartisi dengan etil asetat dengan perbandingan pelarut dan fraksi air 1:1, proses ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali. Lapisan atas yang merupakan fraksi etil asetat dipisahkan dan dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator. Ekstrak pekat dilarutkan dengan 100 mL metanol 100 dan dipartisi kembali dengan pelarut n-heksan sebanyak 3 kali. Hasil partisi metanol dan n-heksan masing-masing dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator. Ekstrak pekat baik biomassa dan media ditotolkan pada pelat KLT kemudian dielusi dengan eluent diklorometan : metanol 10:1 dan hasilnya diamati dibawah sinar UV UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 254 nm dan 366 nm serta disemprot dengan pereaksi penampak noda serium sulfat CeSO 4 2.

3.4.5 Fraksinasi Metabolit Ekstrak Etil Asetat GKBt 2

Kromatografi Kolom Ekstrak etil asetat media GKBt 2 sebanyak 830 mg difraksinasi menggunakan kolom sephadex LH-20 dengan larutan pengelusi alkohol 96 . Fraksi-fraksi yang keluar dari kolom ditampung dalam tabung reaksi dan setiap tabung dimonitor dengan KLT menggunakan eluen diklorometan:metanol 10:1. Selanjutnya, fraksi-fraksi yang memiliki noda yang sama digabung menjadi satu fraksi sehingga didapat 15 fraksi. Dari hasil fraksinasi menggunakan fase diam Sephadex LH-20, Fraksi F.5 yang berjumlah 47 mg difraksinasi kembali menggunakan kromatografi kolom dengan fase diam silica gel 70-230 mesh. Fase gerak yang digunakan adalah kloroform:metanol dengan perbandingan masing- masing 10:1, 5:1 dan 0:1. Fraksi – fraksi yang keluar kemudian ditampung dalam tabung reaksi dan setiap tabung dimonitor dengan KLT menggunakan eluen diklorometan: metanol 10:1. Selanjutnya, fraksi- fraksi yang memiliki bercak noda yang sama digabung menjadi satu fraksi sehingga didapatkan 10 fraksi. KLT Preparatif Fraksi F.5.8 sebanyak 9,8 mg dilanjutkan dengan purifikasi menggunakan KLT preparatif. Sebelumnya, larutan fraksi dilarutkan dalam aseton dengan konsentrasi 5 mgmL dan dioptimasi dengan eluen yang sesuai untuk mendapatkan kondisi optimum untuk preparatif pada pelat KLT. Eluen yang digunakan adalah kloroform : metanol dengan perbandingan 7:1. Bercak noda yang muncul dikerok dengan spatula logam diatas kertas bersih, dibilas dengan aseton dan kemudian disaring. Filtrat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator dan dikeringkan dengan gas nitrogen. Kemudian bobot fraksi ditimbang. Uji kemurnian fraksi dilakukan dengan menggunakan KLT dua dimensi. Dimana fraksi tunggal yang didapatkan dielusi menggunakan dua sistem elusi yaitu kloroform: metanol 7:1 dan kloroform: metanol 5:1.

3.4.6 Uji aktivitas antibakteri hasil purifikasi

Dokumen yang terkait

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Beberapa Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray)

10 72 93

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 59 77

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun dari Dua Varietas Sirih (Piper betle L.) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Penyebab Karies Gigi

5 61 101

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.)

8 76 75

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul (Sandoricum Koetjape (Burm. f.) Merr) Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro

1 50 66

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Kulit Akar Ginseng Kuning (Rennellia elliptica Korth.) Terhadap Mencit (Mus musculus)

5 58 72

Skrining, Isolasi, dan Uji Aktivitas Antibakteri Metabolit Bioaktif Jamur Endofit dari Tanaman Kina (Cinchona pubescens Vahl.)

0 31 69

Isolasi dan Uji Antimikrob Metabolit Sekunder Ekstrak Kultur Jamur Endofit AFKR-5 dari Tumbuhan Akar Kuning (Arcangelisia flava (L) Merr)

0 4 34

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN UJI ANTIMIKROBA SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI JAMUR ENDOFIT TUMBUHAN BRATAWALI (Tinospora crispa).

1 3 9

BIOPRODUKSI METABOLIT DENGAN AKTIVITAS ANTIBIOTIKA OLEH JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN AKAR KUNING (Arcangelisia flava (L.) Merr).

0 0 6