Keanekaragaman tipe habitat Keanekaragaman Tumbuhan Obat

Menurut Depkes 2009, potensi yang didapat pada tumbuhan cendana selain digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, dan bahan parfum, juga dapat digunakan sebagai obat pereda kejang, patah tulang, demam, pencegah mual, peluruh keringat dan penghalus kulit.

5.3.4 Keanekaragaman tipe habitat

Berdasarkan Tabel 20, habitat pekarangan merupakan habitat tumbuhan yang paling banyak ditemukan. Sebanyak 47 tumbuhan yang berasal dari kebun digunakan sebagai tumbuhan obat. Selanjutnya berada di pekarangan, sekitar jalan, dan ladang merupakan habitat lainnya yang menjadi tempat hidup tumbuhan obat. Sebanyak 53 spesies tumbuhan yang digunakan merupakan spesies liar, sedangkan 29 merupakan tumbuhan hasil budidaya, dan sebesar 18 merupakan spesies tumbuhan yang didapatkan secara budidayakan sekaligus liar. Tabel 20 Persentase tipe habitat tumbuhan obat No. Tipe Habitat Jumlah Persentase 1 Kebun 16 47 2 Pekarangan 6 17.6 3 Jalan 6 17.6 4 Ladang 3 8.8 5 Jalan Ladang 1 3 6 Jalan Pekarangan 1 3 7 Jalan Kebun 1 3 Total 34 100 Pada umumnya, kebun merupakan habitat yang digunakan sebagai tempat untuk melakukan budidaya tumbuhan, beberapa contoh spesiesnya seperti cendana Santalum album, damar merah Ricinus communis, damar putih Jatropha curcas dan spesies lainnya Lampiran 4. Spesies tumbuhan obat tidak jarang pula ditemukan spesies tumbuhan obat liar yang berada di tanah hak milik pekarangan, dan ladang, serta yang ada di sekitar jalan. Menurut Roslinda 2008, kebun adalah sistem bercocok-tanam berbasis pohon yang paling terkenal di Indonesia selama berabad-abad. Gambar 15 berikut ini menggambarkan habitat tempat tumbuhnya tumbuhan obat. a b Gambar 15 Habitat tumbuhan obat: a sekitar jalan, b sekitar kebun. Menurut Roslinda 2008, pembentukan kebun diawali dengan penebangan dan pembakaran hutan atau semak belukar yang kemudian ditanami dengan tanaman semusim selama beberapa tahun, kemudian membentuk fase pertama yang disebut fase kebun. Pada fase kedua, ditanami dengan pohon buah-buahan ditanam secara tumpangsari dengan tanaman semusim fase kebun campuran. Pada fase ketiga,beberapa tanaman asal hutan yang bermanfaat dibiarkan tumbuh sehingga terbentuk pola kombinasi tanaman asli setempat misalnya bambu, pepohonan penghasil kayu lainnya dengan pohon buah-buahan fase talun. 5.4 Kearifan Masyarakat Lokal 5.4.1 Karakteristik Responden