Upacara 4 Bulan Kehamilan Upacara Pemberian Nama Upacara Perkawinan Upacara Kematian

perempuan, maupun menyatukan keluarga pihak laki-laki dengan pihak perempuan. 3. Tradisi atau peralihan transition. Misalnya dalam upacara asah gigi, khitanan yaitu upacara peralihan dari masa sebelum mempunyai anak, mengandung hingga kelahiran bayi. Menurut Tunggul 2005, terdapat beberapa upacara adat yang masih dijalankan oleh masyarakat di Sumba Timur, antara lain :

1. Upacara 4 Bulan Kehamilan

Dilaksanakan Hamayang sembahyang di pohon kesambi di depan rumah Umbu, seseorang yang dipandang atau dipercaya dalam pelaksanaan kegiatan adat seperti upacara adat. Upacara ini dilakukan untuk mendoakan janin yang ada di rahim agar diberi kekuatan.

2. Upacara Pemberian Nama

Dilaksanakan pada hari ke-4, 8, 16 sejak kelahiran bayi. Upacara ini dilakukan dengan membersihkan bale-bale dan memberikan nama kepada bayi yang baru lahir. Selain itu, dilakukan juga pemotongan seekor babi dan 20 ekor ayam.

3. Upacara Perkawinan

Upacara perkawinan merupakan suatu rangkaian tahapan menuju perkawinan. Tahapan tersebut antara lain: a. Lihat Padang Tahapan ini disebut juga tahap perkenalan. Tahapan ini dilakukan calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita untuk meminta izin kepada keluarga pihak wanita untuk melakukan pendekatan kepada calon mempelai wanita. Pada tahapan ini calon mempelai pria membawa 2 ekor kuda jantan dan betina. b. Mei Pakarai lamaran Tahapan ini merupakan tahapan calon mempelai pria sudah meminta izin untuk menikahi calon mempelai wanita. Pada tahapan ini, calon mempelai pria membawakan sejumlah 5 ekor kuda dan 10-15 ekor babi. c. Upacara Perkawinan Pada upacara adat perkawinan, calon mempelai pria memberikan sejumlah hewan ternak kepada calon mempelai wanita sebagai mas kawin. Jumlah hewan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan musyawarah keluarga.

2. Upacara Kematian

Upacara ini dilakukan sejak seseorang tersebut meninggal sampai waktu menguburkan tiba. Sejak hari kematian hingga upacara kematiannya setahun setelah kematian, setiap harinya dilakukan upacara pukul gong. Ritual tersebut dilakukan setiap hari untuk memberitahukan bahwa ada kematian di keluarga yang melakukan ritual pukul gong.Ritual pukul gong dilakukan selama 3-6 bulan. Upacara tarik batu dilakukan sebagai upacara penguburan kalangan raja Sumba. Persiapan yang dilakukan antara lain pemilihan batu untuk kubur batu, persiapan hewan ternak untuk diberikan kepada sanak saudara, serta persiapan lainnya. Hewan ternak yang diberikan antara lain kuda, kerbau, dan babi. Hewan ternak tersebut diberikan kepada keluarga perempuan dari pihak raja maupun Mama. Penguburan raja dilakukan di halaman depan rumah. Terdapat beberapa simbol di atas makam raja, diantaranya buaya, penyu, ayam dan bebek merupakan simbol raja.Simbol lainnya disesuaikan dengan karakter raja yang dimakamkan Gambar 4. Gambar 4 Makam raja. Selain upacara-upacara adat tersebut adapula upacara adat lain yang ada di masyarakat Sumba Timur khususnya Desa Wahang, yaitu karaki. Karaki merupakan suatu rangkaian upacara adat sebagai ucapan rasa syukur kepada pencipta atas hasil panen yang didapat pada musim sebelumnya. Disamping upacara-upacara adat yang menjadi budaya khas Sumba, bangunan seperti rumah adat dan kubur batu merupakan daya tarik tersendiri yang dimiliki masyarakat Sumba. Selain itu, hasil kerajinan seperi kain tenun serta beragam aksesoris juga menjadi daya tarik tambahan bagi kebudayaan Sumba khususnya Sumba Timur. Hasil kerajinan masyarakat juga dapat menjadi salah satu upaya pemberdayaan masyarakat dan akan menghasilkan penghasilan tambahan bagi masyarakat.

4.1.4 Aksesibilitas