Hidrologi Ekosistem Flora Potensi tumbuhan di dalam kawasan Taman Nasional Laiwangi- Wanggameti TNLW

dibandingkan pulau-pulau lain seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan dan pulau- pulau lainnya. Hal ini dikarenakan proses pelapukan bebatuan karang yang belum sampai menjadi tanah mengakibatkan kesuburan rendah yang hanya bisa ditumbuhi oleh rerumputan. Proses tersebut yang membuat sebagian besar kawasan TNLW didominasi oleh padang rumput yang rawan kebakaran saat musim kemarau BTNLW 2010. Kawasan TNLW memiliki formasi geologi terdiri dari endapan permukaan aluvium, batuan sedimen Formasi Kananggar, Formasi Paumbapa dan Formasi Tanahroong, batuan gunung api Formasi Masu dan Formasi Jawila serta batuan terobosan granit Balai TNLW 2010.

4.2.3 Iklim

Menurut peta curah hujan Pulau Sumba Skala 1: 2.000.000 Verhandelingen No.42 Map.II Tahun 1951, tipe iklim di Pulau Sumba bervariasi dari C sampai dengan F. Untuk kawasan TNLW keadaan curah hujan berkisar antara 100-1500 mm. Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt-Ferguson kawasan hutan Wanggameti termasuk daerah beriklim kering dengan kelembaban 71 BTNLW 2010.

4.2.4 Hidrologi

Di Pulau Sumba terdapat 7 tujuh Daerah Aliran Sungai DAS yang enam diantaranya berada di dalam kawasan TNLW, yaitu: DAS Nggongi, DAS Lailunggi, DAS Linggit, DAS Kambaniru, DAS Tondu dan DAS Wahang. Sungai–sungai ini tidak pernah kering sepanjang tahun, hanya debitnya yang berkurang pada musim kemarau BTNLW 2010.

4.2.5 Ekosistem

Tipe ekosistem kawasan TNLW cukup beragam yakni: ekosistem hutan hujan, ekosistem savana dan ekosistem hutan musim, yang mewakili tipe-tipe ekosistem utama pulau Sumba, kecuali ekosistem mangrove. Tipe-tipe ekosistem kawasan TNLW tersebut dicirikan oleh perbedaan kondisi vegetasi penyusunnya BTNLW 2010.

4.2.6 Flora

Hasil penelitian Darma dan Peneng 2007 dalam BTNLW 2010 mencatat berbagai spesies pohon antara lain jambu hutan Eugenia jamboloides, pulai Alstonia scholaris, taduk Sterculia foetida, beringin Ficus benjamina, kenari Canarium asperum, pandan Pandanus sp.. johar Glochidion rubrum, kayarak Magnolia sp., watangga Elaeocarpus shaericus, takumaka aweata Nauclea spp., wangga Ficus spp., aik papa Harmsiopanax aculeatus, aik tibu Lindera polyantha, Labung jambu-jambuan Syzygium spp., Laru Garcinia celebica. kalauki Calophyllum sulattri, bakuhan Podocarpus imbricarus, Podocarpus neriifolius, wata kamambi Rauvolfia sp. yang merupakan salah satu jenis tumbuhan langka, kanduru ara kayu putih Palaquium foetida atau merah Palaquium ferox, lebung Syzygium anticepticum, suria Dysoxylum sp., tada malara Euodia latifolia, Bischofia javanica, Engelhardia spicata, Weinmannia blumei, Polyosma integrifolia, pandan Pandanus tectorius, aik uwu Trema orientalis, maka wada Ehretia javanica, enau Arenga pinnata.Tumbuhan pemanjat antara lain rotan Calamus ciliaris, oru bata Daemonorop sp, Raphidopora sp., Pandanus linearis, Ficus spp., Piper spp., Rubus muluccanum, Rubus resifolius, Dinochloa sp. dan Passiflora sp BTNLW 2010.

4.2.7 Potensi tumbuhan di dalam kawasan Taman Nasional Laiwangi- Wanggameti TNLW

Berdasarkan data potensi tumbuhan yang berada dalam kawasan TNLW BTNLW 2010, sebagian besar pemanfaatan tumbuhan yang diketahui hanya sebagai kayu bangunan saja, namun menurut beberapa literatur, Terdiri dari 102 spesies tumbuhan di dalam kawasan TNLW yang memiliki 3 potensi, yaitu sebagai tumbuhan pangan, obat, juga sebagai tumbuhan pangan fungsional. Namun demikian, hanya 8 spesies tumbuhan yang juga dimanfaatkan masyarakat Desa Katikuwai sebagai tumbuhan pangan, obat dan pangan fungsional Lampiran 14. Spesies tumbuhan yang sudah dimanfaatkan yaitu kalumbang Ceiba pentandra, kayu manis Cinnamomum burmanii, kanjilu Ficus variegata, pisang Musa paradisiaca, pandan Pandanus tectorius, sirih Piper betle, kesambi Schleichera oleosa, dan gaharu Aquilaria malaccensis. Kalumbang Ceiba pentandra yang bagian kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat cacing. Menurut Orwa 2009, kulit kayu tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit kepala, dan diabetes, sedangkan bagian daunnya untuk mengobati batuk, penguat rambut, menghilangkan panas dalam, dan penyubur rambut. Beberapa tumbuhan juga memiliki potensi sebagai obat yang tidak banyak diketahui masyarakat.

4.2.7.1 Potensi tumbuhan pangan di dalam kawasan TNLW

Berdasarkan potensinya, terdapat 89 pesies tumbuhan di dalam kawasan TNLW yang termasuk tumbuhan pangan. Spesies tumbuhan pangan di dalam kawasan TNLW yang buahnya dapat dimakan diantaranya: Pau omang Mangifera laurina, Kahi omang Canarium denticulatum Wai rara Bischofia javanica dan lainnya Lampiran 11. Wai rara merupakan tumbuhan yang memiliki rasa asam dan masih berasal dari hutan. Spesies tumbuhan pangan ini dapat menambah keanekaragaman pangan bagi masyarakat sekitar hutan.

4.2.7.2 Potensi tumbuhan obat di dalam kawasan TNLW

Potensi tumbuhan yang dapat dijadikan obat di dalam kawasan TNLW terdiri dari 70 spesies tumbuhan Lampiran 12, diantaranya: Muruwu Pseuderanthemum acuminatum yang bagian daunnya dapat dmengobati luka, borok, bisul, peluruh air seni, setelah melahirkan, demam, diare, gangguan usus Lemmens 2003. Selain itu, jamur Ganoderma sp. ternyata memiliki potensi yang besar sebagai obat, yaitu dapat memperbaiki kembali sistem kekebalan tubuh, menormalkan tekanan darah tinggi maupun rendah, mencegah stroke, antioksidan, anti nyeri, anti radang, anti alergi, menurunkan kadar lemak, kolesterol dan gula darah, menyembuhkan bronchitis dan hepatitis, menekan efek samping kemoterapiradiasi Pearson 2010. 4.2.7.3 Potensi tumbuhan pangan fungsional di dalam kawasan TNLW Teridentifikasi 23 spesies tumbuhan yang berada di kawasan TNLW berpotensi sebagai pangan fungsional Lampiran 13. Wihi kalauki Calophyllum soulatrri merupakan salah satu spesies tumbuhan yang buahnya dapat dimakan, selain itu Daun, bunga dan biji dapat dijadikan sebagai treatment AIDS, mengobati sakit mata, sakit kulit, dan rematik. Bagian kulit kayu dan getahnya juga dapat mengobati diare dan digunakan setelah melahirkan Lemmens 2003. Spesies tumbuhan tada muru Terminalia supitiana bagian bijinya dapat dimakan seperti buah kenari, selain itu, air rebusan akarnya digunakan untuk mengobati beser, radang selaput lendir usus dan mejen KLH Sulut 2011. Tumbuhan Yerik Rundu Citrus hystrix, buahnya bisa digunakan sebagai bumbu masak, bahan kue, manisan, sedangkan kulit buah dan daun dapat dijadikan sebagai penyedap masakan, dan air daging buah dapat mengobati batuk dan juga sebagai antiseptik.

4.2.8 Fauna