Jalur Udara Jalur Darat

upacara-upacara adat yang menjadi budaya khas Sumba, bangunan seperti rumah adat dan kubur batu merupakan daya tarik tersendiri yang dimiliki masyarakat Sumba. Selain itu, hasil kerajinan seperi kain tenun serta beragam aksesoris juga menjadi daya tarik tambahan bagi kebudayaan Sumba khususnya Sumba Timur. Hasil kerajinan masyarakat juga dapat menjadi salah satu upaya pemberdayaan masyarakat dan akan menghasilkan penghasilan tambahan bagi masyarakat.

4.1.4 Aksesibilitas

Desa Katikuwai yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Laiwangi- Wanggameti dapat ditempuh melalui 3 jalur yaitu:

1. Jalur Udara

Pesawat Merpati F- 100 atau Pesawat Trigana setiap hari dengan jarak tempuh selama 1 – 1,5 jam, dapat melalui Kupang maupun Denpasar. 2. Jalur Laut a. KM Fery – ASDP : Kupang- Ende- Waingapu dengan waktu tempuh selama ± 36 jam Kupang- Aimere- Waingapu dengan waktu tempuh selama ± 32 jam b. K AWU – PT.PELNI: Kupang - Ende - Waingapu dengan waktu tempuh selama ± 22 jam Benoa - Waingapu dengan waktu tempuh selama ± 36 jam

3. Jalur Darat

Waingapu – Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti dapat di tempuh dengan kendaraan dengan waktu tempuh ±1-1,5 jam Kantor Balai Taman Nasional Laiwangi – Wanggameti terletak di Waingapu, untuk mencapai Desa Katikuwai diperlukan waktu 4-5 jam dari Waingapu dengan menggunakan kendaraan roda empat dan kondisi jalan yang berliku dan berlumpur apabila musim hujan.

4.2 Taman Nasional Laiwangi Wanggameti

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti TNLW terletak di Pulau Sumba yaitu di barat daya Propinsi NTT, tepatnya sekitar 96 km di sebelah selatan P. Flores, 295 km di sebelah barat daya P. Timor dan 1.125 km di sebelah barat laut Darwin Australia; dan secara geografis terletak diantara 120˚03’-120˚19΄ BT dan 9˚57΄- 10˚11΄ LS BTNLW 2010. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.576Kpts- II1998 tanggal 3 Agustus 1998, luas kawasan TNLW adalah 47.014,00 ha. Secara administratif kawasan ini terletak di 4 empat wilayah kecamatan, yakni: Kecamatan Tabundung, Pinu Pahar, Karera, dan Matawai Lapau. Kawasan TNLW berbatasan langsung dengan wilayah pemukiman dan budidaya dari 16 enam belas desa pada empat wilayah kecamatan tersebut. Berdasarkan 16 desa yang berada di sekitar kawasan TNLW, di dalamnya termasuk dua desa di dalam kawasan, yakni adalah Desa Ramuk, Kecamatan Pinu Pahar dan Desa Katikuwai Kecamatan Matawai Lapau. Kedua wilayah desa tersebut berstatus enclave pada kawasan TNLW BTNLW 2010.

4.2.1 Topografi

Pada umumnya keadaan topografi di TNLW berbukit, sampai dengan keadaan bergunung dengan memiliki lereng-lereng agak curam sampai sangat curam. Topografi yang agak datar sampai bergelombang terdapat di bagian tenggara dan selatan dari TNLW, sedangkan yang lainnya memiliki topografi berbukit sampai bergunung dengan memiliki lereng-lereng agak curam sampai dengan lereng yang curam. Sedangkan untuk kelompok hutan, TNLW termasuk dalam kelas lereng 3 yaitu agak curam 15-25, kelas lereng 4 yaitu curam 25- 45 dan kelas lereng 5 yaitu sangat curam ≥ 45 BTNLW 2010.

4.2.2 Geologi dan Tanah

Sumba adalah pulau karang terangkat yang datarannya rendah seluas 11.057 km 2 . Bagian utaranya berupa dataran tinggi yang relatif rata, diselingi oleh jurang sempit yang curam. Dataran pesisir dipenuhi oleh cekungan-cekungan dangkal berupa rawa-rawa yang hanya berair sementara. Profil pulau Sumba yang merupakan pulau karang ini mengakibatkan wilayah ini relatif kurang subur