Berdasarkan  Tabel  24  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara jumlah  tanggungan  keluarga  pekerja  staf  dengan  tingkat  kepuasan.  Hal  ini  dapat
dilihat  dari  koefisien  korelasi  jumlah  tanggungan  keluarga  sebesar  -0,141.  Hasil uji korelasi Spearman diperoleh nilai Signifikan hitung  0,05,  tetapi memiliki
arah negatif. Artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka tingkat kepuasannya  cenderung  rendah.  Hal  ini  karena  penyadap  menyadari  kebutuhan
zaman  sekarang  semakin  besar  dan  banyak  sehingga  jika  memiliki  anak  yang banyak  maka  pengeluaran  untuk  memenuhi  kebutuhan  keluarganya  akan  cukup
besar.  Berdasarkan  kondisi  di  lapangan  ada  beberapa  penyadap  yang  memiliki anak lebih dari 1-2 orang, dan penyadap menyadari bahwa semakin banyak anak
kebutuhan  yang  diperlukan  akan  semakin  banyak  mulai  dari  kebutuhan  pangan, non-pangan.  Walaupun  banyak  anak  yang  terpenting  bisa  ngatur  dan  mencukup-
cukup kan apa yang telah didapat untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
5.6 Hubungan antara Faktor Eksternal dengan Tingkat Kepuasan
Uji  korelasi  digunakan  untuk  melihat  hubungan  antara  faktor  eksternal yaitu:  gaji,  kesempatan  maju,  kondisi  kerja,  dan  perilaku  atasan  dengan  tingkat
kepuasan. Tabel  25  Hasil  uji  korelasi  Spearman  faktor  eksternal  dengan  tingkat  kepuasan
pekerja staf
Tingkat kepuasan Gaji
Kesempatan Maju
Kondisi Kerja
Perilaku Atasan Correlation Coefficient
0,568 0,703
0,533 0,598
Signifikan 0,014
0,001 0,023
0,009
. Berkorelasi signifikan pada 0.05 level. . Berkorelasi signifikan pada 0.01 level.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  korelasi  Spearman  pada  Tabel  25  terdapat hubungan  yang  signifikan  dan  positif  antara  gaji  dan  kondisi  kerja  pekerja  staf
dengan  tingkat  kepuasan.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  koefisien  korelasi  gaji  dan kondisi  kerja,  yaitu:  0,568  dan  0,533  dan  nilai  Signifikan  hitung    nilai  α
0,05,    sehingga  H
1
diterima  dan  H ditolak.  Artinya  semakin  tinggi  gaji  yang
diterima,  semakin  besar  tingkat  kepuasannya.  Begitu  juga  dengan  kondisi  kerja, semakin  baik  kondisi  kerja  yang  diberikan  maka  semakin  besar  tingkat
kepuasannya.  Oleh  karena  itu,  pihak  HPGW  harus  merumuskan  gaji  yang  akan diberikan kepada pekerja staf, sehingga tidak terjadi penurunan tingkat kepuasan
terhadap  gaji.  Begitu  juga  dengan  kondisi  kerja,  HPGW  harus  menciptakan kondisi kerja yang baik dan nyaman bagi pekerja.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  korelasi  Spearman  terdapat  hubungan  yang sangat signifikan dan positif antara kesempatan maju, perilaku atasan pekerja staf
dengan tingkat kepuasan. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi kesempatan maju dan perilaku atasan yaitu 0,703 dan 0,598 dan nilai Signifikan hitung
nilai  α  0,01,    sehingga  H
1
diterima  dan  H ditolak.  Artinya  semakin  besar
kesempatan maju yang diberikan semakin besar tingkat kepuasannya dan semakin baik  perilaku  atasan  semakin  besar  tingkat  kepuasannya.  Oleh  karena  itu,  pihak
HPGW  harus  memahami  para  pekerja  staf  dan  memberikan  kesempatan  maju kepada  pekerja  staf,  sehingga  tidak  terjadi    penurunan  tingkat  kepuasan
kesempatan  maju.  Begitu  juga  dengan  perilaku  atasan  harus  dapat  diterima  oleh pekerja.
Secara  keseluruhan  faktor  eksternal  pekerja  staf  memiliki  hubungan  yang signifikan  dan  memiliki  arah  yang  positif  dengan  tingkat  kepuasan.  Artinya
semakin tinggi faktor eksternal, maka tingkat kepuasannya semakin tinggi. Faktor eksternal  pekerja  staf,  yaitu  gaji,  kesempatan  maju,  kondisi  kerja,  dan  perilaku
atasan  sangat  rentan  hubungannya  dengan  tingkat  kepuasan  pekerja  staf.  Oleh karena  itu,  HPGW  harus  memberikan  gaji  yang  sesuai  dengan  apa  yang  mereka
harapkan,  adanya  kesempatan  maju  yang  diberikan  kepada  pekerjannya, memberikan kondisi kerja yang baik bagi pekerja; baik dari fasilitas, kenyamanan,
jaminan kesehatan, atasan yang harus berinteraksi dengan semua pekerjanya, dan menjalin hubungan kedekatan dengan para pekerjanya. Jika semua faktor ekternal
ini  tidak  diperhatikan  dengan  baik  oleh  pihak  HPGW,  maka  tingkat  kepuasan pekerja pekerja staf dan penyadap bisa menurun dan ini tidak baik karena tinggi
rendahnya  kepuasan  pekerja  berdampak  pada  keberhasilan  pengelolaan  HPGW. Pekerja  yang  tidak  puas  akan  bekerja  tidak  maksimal  dan  tidak  bersemangat
dalam  melakukan  pekerjaannya,  yang  lebih  parah  pekerja  staf  bisa  keluar  dan bekerja di tempat lain.  Menurut Mansur 2007 mengatakan bahwa jika kepuasan
pekerja  rendah  akan  mengakibatkan  perputaran  turnover  pekerja  yang  lebih tinggi dan jika kepuasan pekerja tinggi akan membuat pekerja mempunyai tingkat
produktivitas yang tinggi.
Pekerja  staf  tidak  puas  dengan  gaji  dan  kesempatan  maju  yang  diberikan oleh pihak HPGW, dan tentunya ini menjadi rentan karena  tinggi rendahnya gaji
yang  diterima  oleh  pekerja  akan  berdampak  pada  tingkat  kepuasan.  Menurut Robbins  1996  mengatakan  gaji  dan  kesempatan  maju  sangat  berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan pekerja, Tabel  26  Hasil  uji  korelasi  Spearman  faktor  eksternal  dengan  tingkat  kepuasan
penyadap
Tingkat Kepuasan Gaji
Kondisi Kerja Perilaku Atasan
Correlation Coefficient
0,154 0,470
0,244
Signifikan
0,543 0,049
0,329 . Berkorelasi signifikan pada 0.05 level.
. Berkorelasi signifikan pada 0.01 level.
Berdasarkan Tabel 26 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara  gaji penyadap  dengan  tingkat  kepuasan,  tetapi  memiliki  arah  yang  positif.  Hal  ini
dapat dilihat dari koefisien korelasi gaji adalah 0,154 dan nilai Signifikan hitung nilai  α  0,05.  Artinya  semakin  besar  gaji  yang  diterima  tingkat  kepuasannya
cenderung  semakin  tinggi.  Walaupun  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan antar gaji penyadap dengan tingkat kepuasan, hal ini diduga ada faktor lain yang
mempengaruhi  faktor  kepuasan  eksternal  penyadap  yaitu  berdasarkan  hasil  uji korelasi  faktor  eksternal  penyadap  yaitu  kondisi  kerja  yang  memiliki  hubungan
dengan  tingkat  kepuasan,  dan  memiliki  arah  yang  positif,  artinya  jika  penyadap mendapatkan  hasil  yang  lebih  dari  sadapannya  maka  akan  mendapatkan  upah
yang semakin besar dan kepuasannya cenderung semakin tinggi. Berdasarkan  Tabel  26.  Hubungan  antara  kondisi  kerja  penyadap  dengan
tingkat kepuasan koefisien korelasi 0,470. Terdapat hubungan  yang signifikan dengan  nilai  signifikan  hitung    nilai
α  0,05  dan  memiliki  arah  yang  positif. Artinya  semakin  baik  kondisi  kerja  tingkat  kepuasannya  semakin  tinggi.  Hal  ini
juga  didukung  oleh  pendapatnya  Syakir  2011  yang  menyatakan  nilai  korelasi sebesar  0,470  termasuk  cukup  untuk  mendeskripsikan  terdapat  hubungan  yang
signifikan antara kondisi kerja, dengan tingkat kepuasan. Berdasarkan  Tabel  26  hasil  perhitungan  korelasi  Spearman.  Hubungan
antara  perilaku  atasan  penyadap  dengan  tingkat  kepuasan  koefisien  korelasi 0,244  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  dengan  nilai  Signifikan  hitung
nilai α  0,05  dan  memiliki  arah  yang  positif.  Artinya  semakin  baik  perilaku
atasan,  maka  tingkat  kepuasannya  cenderung  semakin  tinggi.  Oleh  karena  itu perilaku  atasan  secara  interaksi  dan  kedekatan  harus  terbangun,  supaya  tidak
terjadi penurunan tingkat kepuasan penyadap karena perilaku atasan. Kedepannya  HPGW  harus  memperhatikan  penyadap,  walaupun  penyadap
dianggap  sebagai  pekerja  lepas.  Namun  peranannya  sangat  penting  dalam membangkitkan  perekonomian  HPGW,  tanpa  penyadap  HPGW  tidak  akan  bisa
mandiri, karena Sebagian pendapatan HPGW dihasilkan dari getah. Kekurangan  yang belum dirasakan oleh penyadap adalah kesempatan maju
dan perilaku atasan, dimana tidak adanya kesempatan maju yang diberikan kepada penyadap  dan  perilaku  atasan  secara  interaksi  jarang  dan  kedekatan  sangat  tidak
dekat,  hal  ini  harus  segera  diperhatikan  oleh  pihak  HPGW.  Ini  untuk  menjaga keharmonisan antara penyadap dengan atasan. Jika hal ini terjalin, maka penyadap
akan  bersemangat  dan  termotivasi  untuk  melakukan  pekerjaannya  dengan  baik, merasa  diperhatikan  oleh  atasan  HPGW,  dan  dianggap  sebagai  bagian  dari
HPGW.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan