2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja: yaitu faktor pegawai dan faktor pekerjaan. Faktor pegawai mencakup kecerdasan IQ, kecakapan
khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja. Sementara
faktor pekerjaan mencakup jenis pekerjaan, stuktur organisasi, pangkat golongan, kedudukan, mutu, pengawasan, jaminan, finansial, kesempatan
promosi jabatan, dan interaksi sosial Mangkunegara 2001. Ada beberapa faktor yang diinginkan pekerja didalam pekerjaannya yaitu:
gaji yang baik, jaminan pekerjaan, kesempatan maju, kondisi kerja, dan perilaku atasan Hersey dan Blanchard 1981. Sedangkan karakteristik responden juga
menjadi faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: umur, masa kerja, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, tingkat jabatan, dan penghasilan
Kurniawan 2000. Menurut UU No. 40 Tahun 2004 gaji atau upah adalah hak pekerja yang
diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan
. Sedangkan didalam Kamus Bahasa Indonesia
Depdiknas 2007 gaji adalah upah kerja yang dibayar dalam
waktu tetap atau balas jasa yang diterima dalam pekerjaan dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu.
Kesempatan maju sangat didambakan oleh setiap pekerja didalam pekerjaannya karena dengan bisa maju, maka dari pekerjaannya, gaji, tempat
kerja, dan berbagai fasilitas akan menjadi lebih baik. Menurut Siagian 2006 promosi atau kesempatan maju adalah seseorang pekerja yang dipindahkan dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, jabatannya lebih tinggi, dan penghasilan pun lebih besar. Menurut Nitisemito 2001
kesempatan maju adalah memindahkan seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi.
Syarat promosi atau kesempatan maju dapat dipakai untuk menetapkan siapa saja yang berhak untuk segera dipromosikan atau maju. Menurut Nitisemito
2001 beberapa syarat penetapan promosi atau kesempatan maju adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman
Banyaknya pengalaman seorang karyawan sering kali digunakan sebagai salah satu syarat untuk promosi, karena dengan adanya pengalaman yang lebih
banyak, maka diharapkan kemampuan kerja yang tinggi, ide yang lebih banyak, dan sebagainya.
2. Tingkat Pendidikan
Ada sebagian perusahaan memberikan syarat minimal pendidikan agar dapat dipromosikan pada jabatan tertentu. Hal ini mempunyai alasan bahwa dengan
pendidikan yang lebih tinggi, maka dapat diharapkan karyawan yang memiliki jalan pemikiran yang lebih baik.
3. Loyalitas
Loyalitas atas kesetiaan terhadap perusahaan tempat karyawan bekerja sering kali digunakan sebagai syarat promosi. Hal ini disebabkan karena dengan
loyalitas yang tinggi karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab yang lebih besar.
4. Kejujuran
Untuk jabatan-jabatan tertentu mungkin kejujuran merupakan syarat yang utama yang perlu diperhatikan, misalnya untuk jabatan kasir atau bagian
keuangan, maka kejujuran adalah merupakan syarat utama yang harus di perhatikan.
5. Tanggung Jawab
Seringkali perusahaan memerlukan tanggung jawab yang cukup besar sehingga masalah tanggung jawab merupakan syarat utama untuk promosi.
Apabila seorang karyawan meniiliki tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan yang kecil, maka demikian juga dalam melakukan pekerjaan yang
besar. 6.
Kepandaian dalam bergaul Untuk promosi pekerjaan tertentu mungkin diperlukan kepandaian bergaul.
sehingga persyaratan kemampuan bergaul dengan orang lain perlu dicantumkan untuk promosi jabatan tersebut.
7. Prestasi Kerja
Pada umumnya setiap perusahaan mencantumkan syarat prestasi kerja untuk promosi. Hal ini dapat dilihat dari catatan-catatan prestasi yang telah
dikerjakan. 8.
lnisiatif dan Kreativitas Tingkat inisiatif dan kreativitas harus diperhatikan karena jabatan yang akan
dipromosikan memerlukan inisiatif dan kreativitas karyawan. Lingkungan kerja atau kondisi kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dikerjakannya, kondisi kerja meliputi: hubungan dengan sesama
pekerja, fasilitas, adanya jaminan kesehatan, dan kondisi fisik tempat kerja Nitisemito 200.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas 2007 perilaku atasan adalah tanggapan atau reaksi atasan terhadap rangsangan atau lingkungan.
Sedangkan menurut Cahayani 2003 perilaku atasan adalah cara bertindak pimpinan, dan Menurut Wiriadihardja 1987 beberapa sifat yang dianggap
penting dimiliki oleh atasan yaitu sebagai berikut: 1.
Toleransi Seorang pemimpin yang berhasil, tidak menutup diri terhadap berbagai ide
meskipun dari bawahannya. 2.
Keterbukaan Seorang pemimpin bersifat terus terang, jujur, dan adil dalam segala urusan.
3. Tenang
Selalu tenang menghadapi segala hal. Hambatan dan tantangan dalam tugas dianggapnya hal yang wajar.
4. Kesepakatan
Pemimpin yang baik memperoleh kesepakatan dan kepercayaan dari orang lain, baik dari bawahan, teman sejawat, dan masyarakat sekitar.
5. Dorongan dan Inisiatif
Mendorong dan membina dirinya dan orang lain 6.
Terarah Cakap dalam mengarahkan para pekerja dan pekerjaanya.
7. Pengabdian kepada Masyarakat
Memberi pelayanan kepada masyarakat secara baik. Kepuasan kerja secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri pekerja dan dibawa oleh setiap pekerja sejak mulai bekerja ditempat
pekerjaannya, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri pekerja seperti: gaji, kesempatan untuk maju, kondisi
kerja, dan hubungan dengan atasan Johan 2002.
2.3 Variabel Kepuasan Kerja