2. Kebutuhan Rasa Aman Safety Needs
Kebutuhan Rasa aman adalah kebutuhan kedua. Ini merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia. Manusia membutuhkan perlindungan dari
gangguan kriminalitas atau yang membahayakan bagi kehidupannya. 3.
Kebutuhan Sosial Sosial Needs Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman terpenuhi, manusia membutuhkan rasa
cinta dari orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, serta diterima oleh orang- orang di sekelilingnya.
4. Kebutuhan Ego Egoistic or Esteem Needs
Kebutuhan ego atau esteem adalah kebutuhan untuk berprestasi, sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya. Manusia tidak hanya
puas dengan telah terpenuhinya kebutuhan dasar, rasa aman, dan sosial. Manusia memiliki ego yang kuat berprestasi.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri Need for Self-Actualization
Derajat tertinggi atau kelima dari kebutuhan adalah keinginan dari seseorang individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan
potensi dan kemampuanya yang dimilikinya Sumarwan 2004.
2.6 PekerjaTenaga kerja
Adalah orang yang menerima imbalan uang dari jasa atau produk yang dilakukannya. Dalam Pasal 1 angka 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yang berbunyi: Pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
2.7 Penyadap
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penyadap adalah orang yang mengambil air atau getah dari pohon dengan menoreh kulit pohon Depdiknas
2007.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Pekerja merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan, karena pekerja adalah yang menggerakan faktor-faktor produksi lainnya untuk
menghasilkan suatu barang atau jasa. Di Hutan Pendidikan Gunung Walat pekerja adalah faktor produksi yang penting dengan kedudukan sebagai pekerja staf dan
penyadap. HPGW harus mempunyai pengelolaan tenaga kerja dengan baik untuk
menjaga keberlangsungan usahanya. Pengelolaan tenaga kerja pekerja terkait erat dengan tingkat kepuasan pekerja. Kepuasan pekerja yang tinggi membuktikan
bahwa perusahaan tersebut mempunyai sistem manajemen yang baik. Kepuasan pekerja harus mengalami keseimbangan dan kemerataan antara setiap divisi
pekerja Kepuasan kerja job satisfaction adalah tingkat saat pekerja memiliki
perasaan positif terhadap pekerjaannya yang ditawarkan perusahaan tempatnya bekerja. Untuk mengukur apakah pekerja yang berkerja di HPGW merasa puas
atau tidak puas terhadap pekerjaannya, maka dilakukan penelitian mengenai kepuasan pekerja Hutan Pendidikan Gunung Walat.
Tingkat kepuasan pekerja dari faktor eksternal, yaitu: gajiupah, kesempatan maju, kondisi pekerjaanlingkungan kerja, dan perilaku atasan.
Tingkat kepuasan internal dalam diri pekerja sendiri, yaitu: umur, pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga.
3.1.1 Faktor Eksternal Pekerja
Tingkat kepuasan pekerja di HPGW dipengaruhi oleh beberapa faktor kepuasan kerja yang disebut sebagai dimensi
–dimensi kepuasan kerja. Dimensi- dimensi yang digunakan dalam menetukan tingkat kepuasan pekerja di HPGW,
berdasarkan teori yang ada, maka terdapat penggabungan menjadi empat dimensi tingkat kepuasan kerja yang menjadi bahan penelitian di HPGW, sebagai berikut:
1. Gaji Upah. Gaji sering kali menjadi tolak ukur dalam menentukan tingkat kepuasan kerja. Semakin besar gaji yang diterima, maka semakin besar pula
tingkat kepuasan. Sebaliknya semakin kecil gaji yang diterima, maka tingkat kepuasannya makin rendah.
2. Kesempatan maju sering didambakan oleh setiap orang dalam bekerja karena dengan kesempatan maju yang besar maka pekerjaan seseorang akan menjadi
lebih baik. Namun kadang-kadang dalam suatu perusahaan ada yang sulit untuk maju menjadi lebih baik pangkat atau golongannya.
3. Kondisi kerjalingkungan kerja, dimana HPGW menyediakan sarana dan prasarana pendukung kerja, yaitu: sistem kerja, prosedur keselamatan,
kesehatan, dan perasarana pendukung lainnya guna mendukung terciptanya lingkungan kerja yang baik didalam dan diluar kerja yaitu sesama pekerja.
4. Perilaku atasan,
berhubungan dengan
pimpinan HPGW
dalam mengembangakan gaya kepemimpinan yang senantiasa melibatkan bawahan
secara aktif dalam proses perencanaan pengelolaan, mempunyai sikap yang fleksibel, ramah terhadap bawahan, mendorong bawahannya dalam
menemukan dan mengenali masalah pada proses evaluasi kerja, dan melakukan bimbingan serta arahan pada proses perbaikan melalui
keteladanan sikap atasan terhadap bawahannya.
3.1.2 Faktor Internal Pekerja
Tingkat kepuasan kerja dapat diukur dan dipengaruhi oleh karakteristik pekerja. Terdapat kaitan antara karakteristik dari latar belakang responden
pekerja terhadap tingkat kepuasan kerja, dimana latar belakang pekerja membentuk karakteristik responden. Kecenderungan yang terjadi terhadap
kepuasan pekerja berdasarkan karakteristik responden adalah sebagai berikut : 1. Umur, pekerja yang telah lama berkecimpung dalam suatu pekerjaan
cenderung lebih puas dari pada karyawan yang baru memiliki pekerjaan atau masa kerjanya relatif belum lama
2. Pendidikan, pekerja yang memiliki tingkat pendidikan semakin tinggi cenderung untuk menuntut lebih banyak dibandingkan dengan pekerja yang
tingkat pendidikannya lebih rendah, sehingga kepuasan cenderung lebih rendah.
3. Lama kerja, pekerja yang sudah lebih lama bekerja cenderung lebih puas dari pada pekerja yang baru bekerja di perusahaan tersebut.
4. Jumlah tunjangan adalah jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung oleh pekerja.
Karakteristik responden
mempengaruhi keputusan
pekerja dalam
menentukan tingkat kepuasan terhadap setiap dimensi. Oleh karena itu akan dilihat sejauh mana keterkaitan faktor internal dan eksternal pekerja dengan
tingkat kepuasan. Maka diajukan hipotesis adalah sebagai berikut : H
: Tidak terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kepuasan
H
1
: Terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kepuasan
Melalui tingkat kepuasan pekerja berdasarkan karakteristik responden, hubungan faktor internal dengan kepuasan, serta hubungan faktor eksternal
dengan kepuasan, maka akan dilihat kepuasan pekerja secara keseluruhan. Dengan hasil penelitian yang ada akan direkomendasikan tindakan atau pun ketentuan-
ketentuan baru oleh pihak HPGW untuk meningkatkan kepuasan pekerja.
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kecamatan Cicantayan dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada bulan
Mei sampai Juni 2011.
3.3 Bahan dan Alat
Alat yang yang digunakan, meliputi: alat tulis, kamera, software Ms.Word dan Ms. Excel, software SPSS. 16. Sedangkan bahan yang diperlukan data primer
dan sekunder.
3.4 Teknik Pemilihan Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pekerja HPGW dengan jumlah responden yang diamati sebanyak 36 orang dari 55 orang pekerja HPGW, terdiri
Kepuasan Pekerja HPGW
Permasalahan: 1.
Bagaimana tingkat kepuasan pekerja di HPGW? 2.
Faktor–faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat kepuasan kerja di HPGW?
3. Bagaimana hubungan antara faktor internal dan
eksternal dengan tingkat kepuasan pekerja di HPGW? Faktor internal pekerja
1. Umur
2. Pendidikan
3. Lama berkerja
4. Jumlah tunjangan
keluarga Faktor eksternal pekerja
1. Gaji
2. Kesempatan maju
3. Kondisi kerja atau
lingkungan 4.
Perilaku atasan
Tingkat kepuasan kerja secara keseluruhan
Rekomendasi kepada pihak HPGW
atas pekerja staf 18 orang diambil secara sensus serta penyadap pinus dan kopal masing-masing 9 orang secara purposive sampling. Sampel diambil dengan
maksud atau tujuan tertentu. Responden diambil sebagai sampel karena peneliti menilai bahwa seseorang tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
penelitian.
3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data