BAB  V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Kuesioner 5.1.1 Uji validasi kuesioner
Hasil pengolahan dan analisis data menggunakan  SPSS Statistical Product and  Service  Solution  terdapat  pertanyaan  yang  tidak  valid.  Jumlah  pertanyaan
yang valid dan tidak valid tertera pada Tabel 2. Dikatakan valid jika r-hitung  r- tabel 0,3
Tabel 2 Jumlah pertanyaan yang valid dan tidak valid No
Pertanyaan faktor eksternal Jumlah pertanyaan
Valid Tidak Valid
1 Gaji
3 -
2 Kesempatan Maju
6 1
3 Kondisi Kerja
2 1
4 Perilaku atasan
6 -
Jumlah 17
2 Pertanyaan tingkat kepuasan
1 Gaji
3 -
2 Kesempatan Maju
6 1
3 Kondisi Kerja
3 -
4 Perilaku atasan
6 -
Jumlah 18
1
5.1.2 Uji reliabilitas kuesioner
Pertanyaan dinyatakan reliabel apabila mempunyai nilai cronbach’s alpha
0,6.  Berdasarkan  hasil  uji  reliabilitas  dengan  menggunakan  SPSS  nilai  uji reliabilitas  untuk  pertanyaan  faktor  eksternal  seperti  gaji,  kesempatan  maju,
kondisi kerja, perilaku atasan, yaitu: 0,829; 0,805: 0,767; 0,817; 0,802. Sedangkan untuk  uji  reliabilitas  tingkat  kepuasan  gaji,  kesempatan  maju,  kondisi  kerja,
perilaku atasan yaitu:  0,816; 0,858; 0,796; 0,809.
5.2 Karakteristik responden
Berdasarkan  Tabel  3  menunjukan  bahwa  responden  50  bekerja  sebagai pekerja  staf  dan  penyadap.  Hampir  seluruh  pekerja  didominasi  oleh  laki-laki
91,7  dan  sisanya  perempuan.  Dilihat  dari  pendapatannya  yang  diterima perbulan 33,3 pekerja HPGW menerima gaji Rp 770,001-900,000bln tergolong
tinggi dari pada pekerja yang lainnya. Namun dari hasil secara keseluruhan ada 19 orang  dari  pekerja  HPGW  menerima  gaji  dibawah  UMR  Kabupaten  Sukabumi
Rp.  675.500bln  bisa  dilihat  di  lampiran  3.  Sedangkan  untuk  kenaikan  pangkat pekerja  memilih  pekerjaan  yang  ditekuni  sekarang  69,4.    Hal  ini  karena
pekerja  menyadari  tidak  ada  kesempatan  maju  yang  diberikan  oleh  HPGW, sehingga pekerja tetap menginginkan pekerjaaan yang sekarang.
Tabel 3  Karakteristik responden
No  Karakteristik Kategori
Persentase 1.
Posisi Kerja Pekerja staf
50,0 Penyadap
50,0 2.
Jenis Kelamin Laki-laki
91,7 Perempuan
8,3 3.
Pendapatan Rp 250,000-380,000 Sangat Rendah
8,3 Rp 380,001-510,000 Rendah
22,2 Rp 510,001-640,000 Sedang
16,7 Rp 640,001-770,000 Tinggi
19,4 Rp 770,001-900,000 Sangat Tinggi
33,3 4.
Kenaikan pangkat Direktur
Kepala Operasional 13,9
Mandor 16,7
Pekerjaan sekarang 69,4
5.3 Faktor-faktor Kepuasan 5.3.1 Faktor internal
Berdasarkan  Tabel  4  umur  pekerja  33,3  sangat  muda  dan  muda. Dimana  sangat  muda  19-29,8  tahun,  dan  muda  29,9-40,7  tahun.  Tingkat
pendidikan  pekerja  masih  rendah  karena  hampir  separuh  tingkat  pendidikan responden  adalah  tamatan  SD,  tingkat  pendidikan  tamatan  SD  lebih  banyak
didominasi oleh penyadap. Dengan masa kerja yang sangat baru 0,2-6,1tahun, ini karena  adanya  pekerja  yang  keluar  masuk  dan  perekrutan  pekerja  baru  oleh
HPGW sehingga angkatan kerja masih sangat baru atau belum lama, dan jumlah tanggungan keluarga responden sangat sedikit 0
– 1 orang.
Tabel 4. Faktor internal responden
No  Faktor Kepuasan Internal Kategori
Persentase 1
Usia Sangat Muda
33,3 Muda
33,3 Sedang
25 Tua
2,8 Sangat Tua
5,6 2
Pendidikan terakhir Tidak Sekolah
2,8 Tidak Tamat SD
13,9 Tamat SD
47,2 Tamat SMP
11,1 Tamat SMA
25 3
Masa kerja Sangat Baru
77,1 Baru
13,9 Sedang
Lama 2,8
Sangat Lama 5,6
4 Jumlah tanggungan keluarga  Sangat Sedikit
36,1 Sedikit
33,3 Sedang
16,7 Banyak
8,3 Sangat Banyak
5,6
5.3.2 Faktror Eksternal
Didalam  faktor  eksternal  dibagi  menjadi  dua  bagian  pekerja  yaitu:  pekerja staf dan penyadap hal ini dilakukan untuk mengatahui gambaran mengenai faktor
ekternal  dari  masing-masing  pekerja  mulai  dari  gaji,  kesempatan  maju,  kondisi kerja, dan perilaku atasan.
5.3.2.1  Gaji
Berdasarkan  Table  5  pertanyaan  hasil  kuesioner  tentang  kecukupan  gaji, pekerja staf merasa gaji yang diterima rendah 33,3, ini karena gaji yang diterima
belum  cukup  untuk  memenuhi  kebutuhan  pribadi,  keluarga,  pangan,  dan  non- pangan.  Walaupun  HPGW  sudah  menyediakan  makan  dan  tempat  tinggal  bagi
pekerja staf namun ini belum cukup, karena sebagian pekerja ada yang menerima gaji  yang  lebih  kecil  dari  UMR  Kabupaten  sukabumi  dan  dari  pekerja  yang
lainnya,  dan  gaji  yang  diterima  tidak  cukup  untuk  memenuhi  kebutuhan hidupannya. Pekerja staf yang menganggap gaji yang diberikan HPGW tinggi, hal
ini karena sebagian pekerja staf ada yang menerima gaji lebih tinggi dari pekerja staf  yang  lain  dan  lebih  tinggi  dari  UMR  dan  merasa  gaji  yang  diterima  sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya.
Tabel 5. Gaji yang diterima pekerja staf
No Kecukupan gaji untuk kebutuhan pribadi, keluarga,
pangan, dan non- pangan Total
Jumlah Persentase
1 Sangat rendah
3 16,7
2 Rendah
6 33,3
3 Sedang
2 11,1
4 Tinggi
4 22,2
5 Sangat tinggi
3 16,7
Total 18
100
Berdasarkan Tabel 6 penyadap merasa gaji yang diterima sedang 44,4 artinya  cukup  untuk  memenuhi  kebutuhan  keluarganya.  Namun  ada  penyadap
yang  masih  merasa  gaji  yang  diterima  sangat  rendah  27,8.  Hal  ini  karena  gaji yang  diterima  kurang  cukup  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidupnya  sehingga
banyak  penyadap  yang  melakukan  pekerjaan  tambahan  seperti  berdagang, berjualan dan bertani agar kebutuhan hidup mereka terpenuhi.
Tabel 6. Gaji yang diterima penyadap
No Kecukupan gaji untuk kebutuhan pribadi, keluarga,
pangan, dan non- pangan Total
Jumlah Persentase
1 Sangat rendah
5 27,8
2 Rendah
3 16,7
3 Sedang
8 44,4
4 Tinggi
1 5,6
5 Sangat tinggi
1 5,6
Total 18
100
5.3.2.2 Kesempatan maju
Berdasarkan  Tabel  7  kesempatan  maju  yang  diberikan  oleh  pihak  HPGW kepada  pekerja  staf  sangat  rendah  61,1  dan  penyadap  HPGW  tidak  memiliki
kesempatan  maju. Hal  ini  karena  tidak  adanya  penilaian  terhadap  faktor
kesempatan  maju  seperti:  pengalaman,  tingkat  pendidikan,  loyalitas,  kejujuran, tanggung  jawab,  prestasi  kerja  yang  dimiliki  pekerja  staf  dan  penyadap.  Oleh
karena  itu  untuk  kedepannya  faktor  kesempatan  maju  harus  menjadi  perhatian penting  oleh  pihak  HPGW  agar  para  pekerja  staf  dan  penyadap  mendapat
pengharapan  dalam  bekerja  dan  pekerja  pun  akan  lebih  bersemangat  dalam bekerja.
Tabel 7. Kesempatan maju pekerja staf
No Kesempatan maju
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat rendah 11
61,1 2
Rendah 3
Sedang 4
Tinggi 5
27,8 5
Sangat tinggi 2
11,1 Total
18 100
5.3.2.3 Kondisi kerja
Berdasarkan  Tabel  8  kondisi  kerja  yang  diberikan  kepada  pekerja  staf tergolong  tinggi  83,3.  Hal  ini  karena  pekerja  staf  merasa  sangat  terbantu
dengan  fasilitas  yang  diberikan  oleh  pihak  HPGW,  dengan  kondisi  alam  yang indah, nyaman, udara  yang bersih tanpa polusi.  Namun untuk jaminan kesehatan
belum bisa dirasakan oleh pekerja staf. Tabel 8 Kondisi kerja pekerja staf
No Kondisi kerja
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat rendah 3
16,7 2
Rendah 3
Sedang 4
Tinggi 15
83,3 5
Sangat tinggi Total
18 100
Tabel 9 menunjukan kondisi kerja yang diberikan kepada penyadap tinggi 44,4.  Hal  ini  karena  penyadap  merasakan  kondisi  kerja  yang  sangat  nyaman,
dengan kondisi alam HPGW dimana udaranya bersih tanpa polusi, air melimpah dan  mendapatkan  peralatan  untuk  menyadap  sebagai  fasilitas  kerja.  Namun  ada
beberapa  penyadap  yang  menyatakan  kondisi  kerja  yang  diterima  sangat  rendah 22,2 ini karena tidak ada jaminan kesehatan kerja.
Tabel 9 Kondisi kerja penyadap
No Kondisi kerja
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat rendah 4
22,2 2
Rendah 3
Sedang 6
33,3 4
Tinggi 5
Sangat tinggi 8
44.4 Total
18 100
5.3.2.4 Perilaku atasan
Perilaku  atasan  didalam  pekerjaan  ada  yang  berbentuk  interaksi  dan kedekatan  atasan  terhadap  bawahan.  Interaksi  Dalam  Kamus  Besar  Bahasa
Indonesia Depdiknas  2007 adalah saling melakukan aksi, sedangkan kedekatan adalah  adanya  hubungan.  Berdasarkan  hasil  yang  diperoleh  interaksi  atasan
HPGW yang dirasakan oleh pekerja staf tergolong sedang. Hal ini karena tempat kerja  yang  memungkinkan  bertemu  sehingga  hubungan  interaksinya  bisa  selalu
terjaga. Tabel 10.
Interaksi perilaku atasan terhadap pekerja staf No
Interaksi Total
Jumlah Persentase
1 Sangat jarang
2 11,1
2 Jarang
1 5,6
3 Sedang
7 38,9
4 Sering
3 16,7
5 Sangat sering
5 27,8
Total 18
100
Interaksi  atasan HPGW yang dirasakan oleh penyadap adalah jarang. Hal ini  karena  atasan  jarang  menanyakan  perkembangan  penyadap,  jarang
berinteraksi,  dan  atasan  yang  jarang  berkomunikasi  dengan  penyadap,  karena pertemuan  antara  keduannya  sangat  jarang  sehingga  interaksinya  kurang
terbangun.  Oleh  karena  itu  atasan  harus  mulai  membangun  interaksi  dengan penyadap dengan melakukan pertemuan secara rutin minimal dua atau tiga bulan
sekali  supaya  atasan  tau  apa  yang  diinginkan  dari  penyadap  yaitu  perhatian  dari atasan dan ingin dianggap sebagai bagian dari HPGW.
Tabel 11.
Interaksi perilaku atasan terhadap penyadap No
Interaksi Total
Jumlah Persentase
1 Sangat jarang
3 16,7
2 Jarang
6 33,3
3 Sedang
4 22,2
4 Sering
3 16,7
5 Sangat sering
2 11,1
Total 18
100
Kedekatan  pekerja  staf  dengan  atasan  HPGW  tergolong  sedang.  Hal  ini karena  tempat  kerja  pekerja  staf  yang  memungkinkan  untuk  bertemu  dengan
atasan  sehingga  kedekatan  antara  atasan  dengan  pekerja  staf  bisa  di  bangun kedekatannya.
Tabel 12.
Kedekatan perilaku atasan terhadap pekerja staf No
Kedekatan Total
Jumlah Persentase
1 Sangat tidak dekat
2 11,1
2 Tidak dekat
4 22,2
3 Sedang
9 50,0
4 Dekat
2 11,1
5 Sangat dekat
1 5,6
Total 18
100
Kedekatan  antara  penyadap  dengan  atasan  sangat  tidak  dekat.  Hal  ini karena  atasan  berkantor  di  Kampus  Dramaga,  jarang  berkunjung  ke  HPGW,
kondisi  kerja  penyadap  yang  berada  di  tengah  hutan  yang  tidak  memungkinkan untuk  penyadap  bertemu  dengan  atasan,  dan    waktu  kerja  penyadap  yang  hanya
setengah  hari  sangat  sulit  untuk  bertemu  dengan  atasan.  Hal  ini  yang menyebabkan kedekatan atasan dengan penyadap sangat tidak dekat. Oleh karena
itu  untuk  meningkatkan  perilaku  kedekatan  atasan  maka  atasan  HPGW  harus secara  sering  menanyakan  perkembangan  pekerjanya  dan  harus  sering  bertemu
dengan  penyadap,  untuk  menjaga  kedekatan  dan  keharmonisan  antara  atasan dengan  penyadap,  selain  itu  harus  sering  berkunjung  ke  HPGW  jangan  hanya
ketika ada acara-acara tertentu. Tabel 13.
Kedekatan perilaku atasan terhadap penyadap No
Kedekatan Total
Jumlah Persentase
1 Sangat tidak dekat
13 72,2
2 Tidak dekat
3 Sedang
4 22,2
4 Dekat
5 Sangat dekat
1 5,6
Total 18
100
5.4 Kepuasan Pekerja
Kepuasan  gaji  yang  ada  di  HPGW  dibagi  menjadi  dua  berdasarkan pekerjanya  yaitu  pekerja  staf  dan  penyadap,  hal  ini  untuk  memudahkan  dalam
menggambarkan tingkat kepuasan pekerja HPGW.
5.4.1 Gaji
Berdasarkan  Tabel  14  33,3  pekerja  staf  tidak  puas  dengan  gaji  yang diterima  dari  HPGW.  Hal  ini  karena  kebutuhan  zaman  sekarang  semakin  besar
sehingga gaji yang diberikan agak kurang bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sekarang,  baik  kebutuhan  rumah  tangga,  keluarga  dan  kebutuhan  non-pangan
lainnya. Kebutuhan muncul dari ketidaknyamanan yang dirasakan oleh seseorang. Hal  ini  kaitannya  dengan  tingkat  kepuasan  karena  semakin  tidak  terpenuhi
kebutuhannya  maka  tingkat  kepuasannya  juga  semakin  rendah  dan  sebaliknya semakin  besar  tingkat  kebutuhanya  terpenuhi  maka  tingkat  kepuasan  akan
semakin  tinggi  pula  Sumarwan  2004.  Untuk  membuat  pekerja  staf  puas  akan gaji  yang  diberikan  maka  HPGW  harus  merumuskan  gaji  yang  harus  diberikan
kepada  pekerja,  bisa  berdasarkan  prestasi  kerja,  setiap  pekerja  yang  melakukan pekerjannya  dengan  baik  maka  gaji  nya  akan  ditambah,  atau  menyamaratakan
semua gaji yang harus diterima pekerja staf walaupun ini agak sulit karena banyak dari  pekerja  staf  yang  sudah  memiliki  pengalaman,  masa  kerja  yang  lama,  dan
pendidikan yang lebih tinggi harus menerima gaji yang sama dengan pekerja yang masih  baru,  belum  banyak  pengalaman,  dan  pendidikan  yang  lebih  rendah  tentu
ini  menjadi  ketidakadilan,  karena  sampai  saat  ini  gaji  yang  dibayarkan  kepada pekerja staf berdasarkan kebijakan atasan yang masing-masing berbeda satu sama
lain.  Atau  opsi  lain  menaikan  gaji  pekerja  staf  yang  masih  dibawah  UMR kabupaten sukabumi menjadi lebih tinggi dari UMR.
Tabel 14. Tingkat kepuasan pekerja staf berdasarkan gaji
Tingkat  kepuasan  para  penyadap  terhadap  gaji  yaitu  sedang.  Artinya penyadap  cukup  puas  dengan  gaji  yang  diberikan  oleh  HPGW.  Hal  ini  karena
penyadap  merasa  bersyukur  bisa  bekerja  sebagai  penyadap.  Menurut  penyadap mencari  pekerjaan  di  zaman  sekarang  sulit,  meskipun  gaji  yang  diterima  tidak
No Tingkat Kepuasan Gaji Pekerja Staf
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat tidak puas 5
27,8 2
Tidak puas 6
33,3 3
Sedang 2
11,1 4
Puas 3
16,7 5
Sangat puas 2
11,1 Total
18 100
sebesar  pekerja  staf  para  penyadap  mengganggap  gaji  yang  diperoleh  lebih  dari cukup  daripada  tidak  bekerja  dan  yang  terpenting  kebutuhan  keluargannya
terpenuhi. Tabel 15. Tingkat kepuasan penyadap berdasarkan gaji
No Tingkat Kepuasan Gaji Penyadap
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat tidak puas 2
11,1 2
Tidak puas 2
11,1 3
Sedang 7
38,9 4
Puas 4
22,2 5
Sangat puas 3
16,7 Total
18 100
5.4.2 Kesempatan maju
Berdasarkan  Tabel    16,  tingkat  kepuasan  pekerja  staf  tidak  puas  dengan kesempatan  maju  yang  diberikan  oleh  HPGW.  Hal  ini  karena  tidak  adanya
penilaian  terhadap  faktor  kesempatan  maju  seperti  pendidikan,  kesetiaan, pengalaman,  prestasi  kerja,  kejujuran,  dan  tanggung  jawab.  HPGW  hanya
berharap pekerja staf mau bekerja keras didalam melakukan pekerjaannya. Tabel 16. Tingkat kepuasan pekerja berdasarkan kesempatan maju
No Tingkat Kepuasan Kesempatan Maju Pekerja Staf
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat tidak puas 3
16,7 2
Tidak puas 9
50,0 3
Sedang 1
5,6 4
Puas 3
16,7 5
Sangat puas 2
11,1 Total
18 100
Begitu juga dengan penyadap sangat tidak puas dengan kesempatan maju yang diberikan oleh HPGW. Sama seperti pekerja staf hal ini karena tidak adanya
penilaian terhadap faktor kesempatan maju. Kesempatan maju sangat diharapkan oleh  penyadap  karena  jika  ada  kesempatan  maju,  maka  penyadap  akan
memperoleh  pengharapan  dari  pekerjaannya,  kesempatan  maju  yang  diinginkan oleh penyadap yaitu menjadi mandor sadap. Oleh karena itu untuk arah perbaikan
kedepannya HPGW harus memperhatikan faktor kesempatan maju para penyadap.
Tabel 17. Tingkat kepuasan penyadap berdasarkan kesempatan maju
No Tingkat kepuasan kesempatan maju penyadap
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat tidak puas 14
77,8 2
Tidak puas 3
Sedang 3
16,7 4
Puas 5
Sangat puas 1
5,6 Total
18 100
5.4.3 Kondisi kerja
Berdasarkan  Tabel  18  tingkat  kepuasan  kondisi  kerja  pekerja  staf  yaitu sedang.  Menurut  Anggraeni  2004  istilah  sedang  diartikan  dengan  cukup  puas.
Artinya pekerja staf cukup puas dengan kondisi kerja yang diberikan oleh HPGW, hal  ini  karena  pekerja  staf  sudah  mendapatkan  fasilitas  dan  kenyamanan  kerja.
Namun untuk jaminan kesehatan belum bisa dirasakan oleh pekerja staf. Tabel 18. Tingkat kepuasan pekerja staf  berdasarkan kondisi kerja
No Tingkat kepuasan kondisi kerja pekerja staf
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat tidak puas 3
16.7 2
Tidak puas 3
Sedang 10
55,6 4
Puas 1
5,6 5
Sangat puas 4
22,2 Total
18 100
Tingkat  kepuasan  penyadap  terhadap  kondisi  kerja  juga  sama  dengan tingkat  kepuasan  pada  pekerja  staf  yaitu  sedang.  Seperti  dinyatakan  oleh
Anggraeni 2004 sebelumnya bahwa sedang diartikan dengan pekerja cukup puas dengan kondisi kerja yang diberikan oleh HPGW. Hal ini karena penyadap sudah
mendapatkan  kenyamanan  kerja  dari  HPGW  walaupun  masih  ada  yang  belum bisa dirasakan seperti jaminan kesehatan.
Tabel 19. Tingkat kepuasan penyadap berdasarkan kondisi kerja
No tingkat kepuasan kondisi kerja penyadap
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat tidak puas 4
22,2 2
Tidak puas 3
16,7 3
Sedang 6
33,3 4
Puas 3
16,7 5
Sangat puas 2
11,1 Total
18 100
5.4.4 Perilaku atasan
Beberapa  perilaku  atasan  yang  diinginkan  bawahannya  yaitu,  atasan  yang fleksibel, atasan  yang menghargai pendapat pekerjanya, atasan  yang memandang
pekerjanya  sebagai  aset  perusahaan,  dan  atasan  yang  mementingkan  pekerjanya. Perilaku atasan sangat penting bagi pekerjanya, atasan yang baik akan membawa
kepuasan tersendiri bagi para pekerjanya. Berdasarkan Tabel 20, tingkat kepuasan pekerja staf terhadap perilaku atasan yang ada di HPGW yaitu sangat puas. Hal ini
karena atasan memiliki sikap atau perilaku yang baik kepada pekerja staf dimana interaksinya dan kedekatannya selalu terjaga.
Tabel 20. Tingkat kepuasan pekerja staf  berdasarkan perilaku  atasan
No Tingkat kepuasan perilaku atasan pekerja staf
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat tidak puas 1
5,6 2
Tidak puas 2
11,1 3
Sedang 5
27 4
Puas 3
16,7 5
Sangat puas 7
38,9 Total
18 100
Tingkat  kepuasan  penyada  terhadap  perilaku  atasan  berdasarkan  Tabel  21 tergolong  tidak  puas.  Hal  ini  karena  jika  dilihat  dari  faktor  eksternal  perilaku
atasan  secara  interaksi,  atasan  jarang  menanyakan  perkembangan  penyadap  dan untuk  kedekatan  sangat  tidak  dekat.  Hal  ini  karena  jarang  bertemunya  atasan
dengan  penyadap.  Menurut  Davis  dan  Newstrom  1996  kepuasan  kerja mempengaruhi  kepuasan  hidup  seseorang.  Oleh  karena  itu,  jika  seseorang  tidak
puas dengan pekerjaannya maka penilaian terhadap pekerjaannya juga berkurang. Termasuk penilaian terhadap atasan
.
Tabel 21. Tingkat kepuasan penyadap berdasarkan perilaku atasan
No Tingkat Kepuasan Perilaku atasan Penyadap
Total Jumlah
Persentase 1
Sangat tidak puas 1
5,6 2
Tidak puas 7
38,9 3
Sedang 3
16,7 4
Puas 4
22,2 5
Sangat puas 3
16,7 Total
18 100
Tingkat  kepuasan  tidak  nampak  dan  tidak  nyata  tetapi  dapat  berwujud dalam  suatu  hasil  pekerjaan,  selain  itu  tinggi  rendahnya  tingkat  kepuasan
berpengaruh  terhadap  organisasi  HPGW.  Pekerja  yang  puas  akan  melakukan
setiap pekerjaannya dengan baik dan bersemangat.  Berbeda dengan pekerja yang tidak  puas  didalam  pekerjaannya  maka  akan  cenderung  tidak  bersemangat  dan
hasil pekerjaan yang dilakukan biasanya kurang memberikan hasil yang terbaik. Harapan  pekerja  HPGW  tidak  hanya  terletak  kepada  gaji  yang  diberikan
tetapi  lebih kepada hubungan sosial  dengan  atasan dan adanya kesempatan maju yang diberikan kepada pekerja staf dan penyadap.
5.5 Hubungan antara Faktor Internal dengan Tingkat Kepuasan
Hubungan  antara  faktor  internal  dengan  tingkat  kepuasan  pekerja  staf  bisa dilihat dari Tabel 23. Untuk melihat hubungan maka dilakukan uji korelasi  Rank
Spearman,  korelasi  adalah  analisis  yang  menyatakan  derajat  hubungan  linier antara dua variabel atau lebih. Nilai koefisien korelasi Spearman berkisar dari -1
sampai  dengan  1.  Apabila  koefisien  korelasi  mendekati  1  dan  -1  menunjukan hubungan  yang  semakin  kuat.  Sebaliknya  apabila  mendekati  nilai  nol,  maka
hubungannya  semakin  lemah.  Tanda  positif  +  dan  negatif  -  menunjukan  dua peubah apakah positif atau negatif Syakir 2011.
Besar  kecilnya  angka  korelasi  menentukan  kuat  atau  lemahnya  hubungan kedua  peubah.  Sarwono  2009  menentukan  tingkat  keeratan  hubungan  antara
peubah sebagai berikut: Tabel 22 Interval koefisien dan hubungan korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.0 – 0,25
Sangat Lemah 0,25
– 0,5 Agak Lemah
0,5 – 0,75
Kuat 0,75
– 1 Sangat Kuat
Sumber: Sarwono 2009
Tabel  23  Hasil  uji  korelasi  Spearman  faktor  internal  dengan  tingkat  kepuasan pekerja staf
Tingkat Kepuasan Umur
Pendidikan Terakhir
Masa Kerja
Jumlah Tanggungan Keluarga
Correlation Coefficient -0,254
0,337 -0,341
0,048 Signifikan
0,309 0,171
0,167 0,849
. Berkorelasi signifikan pada 0.05 level. . Berkorelasi signifikan pada 0.01 level.
Berdasarkan  Tabel  23,  hubungan  antara  umur  pekerja  staf  dengan  tingkat kepuasan  Koefisien  korelasi  -0,254  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan
nilai  Signifikan  hitung    nilai α  0,05,  tetapi  memiliki  arah  negatif.  Artinya
semakin  tua  umur  pekerja  staf  tingkat  kepuasannya  cenderung  semakin  rendah. Hal  ini  karena  umur  yang  sudah  tidak  muda  lagi,  sehingga  kemampuan  fisik
menurun. Dilihat dari kondisi di lapangan, pekerja staf cenderung lebih banyak di kantor  yang  tidak  memerlukan  aktifitas  fisik  yang    terlalu  banyak,  sehingga
kebugaran  fisik  menurun.  Oleh  karena  itu  untuk  menjaga  kebugaran  fisik  para pekerja  staf,  maka  harus  dilakukan  olahraga  tambahan  di  internal  pekerja  staf,
sehingga umur tidak membawa dampak terhadap kebugaran fisik. Berdasarkan  Tabel  23  hubungan  antara  pendidikan  pekerja  staf  dengan
tingkat  kepuasan  Koefisien  korelasi  0,337  tidak  terdapat  hubungan  yang signifikan  nilai  Signifikan  hitung    0,05,  tetapi  memiliki  arah  positif.  Artinya
semakin  tinggi  pendidikan  pekerja  staf  tingkat  kepuasannya  cenderung  semakin tinggi.  Hal  ini  karena  dengan  pendidikan  yang  tinggi  pekerja  staf  dapat
memperoleh pekerjaan yang lebih baik,  dapat memperoleh gaji yang lebih tinggi, dan  mendapatkan  fasilitas  yang  lebih  baik.  Dilihat  dari  kondisi  di  lapangan
pekerja  staf  memang mendapatkan  pekerjaan  yang  lebih  baik,  mendapatkan  gaji
dan fasilitas yang lebih baik juga di bandingkan dengan penyadap. Berdasarkan  Tabel  23  hubungan  antara  masa  kerja  pekerja  staf  dengan
tingkat  kepuasan  Koefisien  korelasi  -0,341  tidak  terdapat  hubungan  yang signifikan  nilai  Signifikan  hitung    0,05,  tetapi  memiliki  arah  negatif.  Artinya
semakin lama masa kerja, maka tingkat kepuasannya cenderung semakin rendah. Hal  ini  karena  pekerja  sudah  merasa  jenuh  dan  bosan  Sinaga  2009.  Tetapi
pekerja  staf  tetap  melakukan  pekerjaannya  demi  menghidupi  kebutuhan keluargannya  dan  karena  mencari  pekerjaan  saat  sini  sulit.  Oleh  karena  itu,
HPGW harus melakukan inovasi kepada pekerja staf agar tidak merasa jenuh dan bosan bekerja di HPGW, seperti mengadakan kunjungan, pelatihan, dan mungkin
rekreasi  untuk  mendapatkan  suasana  yang  baru  dan  melepas  kepenatan  karena sudah bekerja terlalu lama.
Berdasarkan  Tabel  23  Tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara jumlah  tanggungan  keluarga  pekerja  staf  dengan  tingkat  kepuasan.  Hal  ini  dapat
dilihat dari koefisien korelasi jumlah tanggungan keluarga adalah 0,048. Hasil uji korelasi Spearman diperoleh nilai Signifikan hitung  0,05, tetapi memiliki arah
positif. Artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga tingkat kepuasannya cenderung  tinggi.  Hal  ini  karena  pekerja  menilai  semakin  banyak  jumlah
tanggungan  keluarga  dalam  hal  ini  semakin  banyak  anak  akan  semakin  banyak rezeki.  Berdasarkan  kondisi  di  lapangan,  pepatah  banyak  anak  banyak  rezeki
ternyata  disyukuri  oleh  para  pekerja  staf  karena  ada  beberapa  dari  pekerja  staf yang  memasukan anaknya bekerja di  HPGW.  Namun jika ini terus terjadi, maka
tidak  baik  bagi  HPGW  kedepannya  dan  HPGW  bisa  dianggap  sebagai  milik keluarga  yang  bisa  memasukan  anakkeluarga  begitu  saja.  Kerugiannya  bagi
HPGW  jika  ini  terus  terjadi,  maka  HPGW  tidak  akan  mendapatkan  pekerja  staf yang  berkualitas.  Oleh  karena  itu  jika  ingin  mendapatkan  pekerja  staf  yang
berkualitas  harus  melakukan  perekrutan  pekerja  sesuai  yang  dibutuhkan  oleh HPGW,  antara  lain:  memiliki  tanggung  jawab  yang  tinggi,  loyalitas  yang  tinggi
dan pengalaman yang cukup. tidak hanya sebatas hubungan keluarga. Berdasarkan hasil yang didapat, hubungan antara faktor internal pekerja staf
dengan  tingkat  kepuasan  tidak  terlalu  berhubungan  karena  hubungannya  agak lemah  secara  keseluruhan.  Hal  ini  diduga  karena  HPGW  belum  menilai  faktor
internal  pekerja  staf  dan  HPGW  masih  dalam  penataan  organisasi,  untuk kedepannya  lebih  diperhatikan  lagi  faktor  internal  pekerja.  Oleh  karena  itu,  jika
HPGW  ingin  melakukan  perbaikan,  maka  bisa  dilihat  hasil  korelasi  dari  faktor- faktor internal yang dianalisis. Bisa dilihat dari nilai korelasi tertinggi dimulai dari
pendidikan  terakhir  dengan  nilai  0,337,  masa  kerja  dengan  nilai  -0,341,  umur dengan  nilai  -0,254,  dan  selanjutnya  jumlah  tanggungan  keluarga  dengan  nilai
0,048. Tabel  24  Hasil  uji  korelasi  Spearman  faktor  internal  dengan  tingkat  kepuasan
penyadap
Tingkat Kepuasan Umur
Pendidikan Terakhir
Masa Kerja
Jumlah Tanggungan Keluarga
Correlation Coefficient 0,227
-0,038 -0,059
-0,141 Signifikan
0,364 0,880
0,815 0,576
. Berkorelasi signifikan pada  0.05 level. . Berkorelasi signifikan pada  0.01 level.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  korelasi  Spearman  Tabel  24  tidak  terdapat hubungan yang signifikan antara umur penyadap dengan tingkat kepuasan. Hal ini
dapat  dilihat  dari  koefisien  korelasi  umur  adalah:  0,227.  Hasil  uji  korelasi
Spearman diperoleh nilai Signifikan hitung  0,05, tetapi memiliki arah positif. Artinya semakin tua umur tingkat kepuasannya cenderung semakin tinggi. Hal ini
karena penyadap yang lebih tua umurnya kondisi emosionalnya sudah lebih stabil. Bagi  penyadap  umur  tidak  menjadi  masalah  yang  terpenting  adalah  mereka  bisa
bekerja  dan  menghasilkan  pendapatan.  Dilihat  dari  kondisi  lapangan  memang penyadap memiliki pekerjaan yang cukup menguras energi dan keringat, tetapi ini
yang membuat fisik penyadap tetap fit. Kondisi emosionalnya sudah mulai stabil tidak  banyak  tuntutan  dalam  pekerjaannya  karena  memang  banyak  yang  sudah
berumur  yang  terpenting  bagi  penyadap  adalah  bisa  menghasilkan  uang  untuk kebutuhan keluarganya.
Berdasarkan  Tabel  24  hasil  perhitungan  korelasi  Spearman,  hubungan antara pendidikan terakhir penyadap dengan tingkat kepuasan koefisien korelasi -
0,038  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  nilai  Signifikan  hitung    0,05, tetapi  memiliki  arah  yang  negatif.  Artinya  semakin  tinggi  pendidikan  penyadap
tingkat  kepuasan  cenderung  semakin  rendah.  Hal  ini  karena  penyadap  merasa untuk  menjadi  seorang  penyadap  tidak  diperlukan  pendidikan  yang  tinggi,
sehingga  penyadap  cenderung  menerima  pekerjaan  apapun  termasuk  menjadi penyadap.  Dilihat  dari  kondisi  dilapangan  memang  pendidikan  penyadap  sangat
rendah. Berdasarkan  hasil perhitungan korelasi  Spearman pada Tabel  24 hubungan
antara masa kerja penyadap dengan tingkat  kepuasan Koefisien korelasi  -0,059 tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  nilai  Signifikan  hitung    0,05,    tetapi
memiliki  arah  negatif.  Artinya  semakin  lama  masa  kerja  tingkat  kepuasannya cenderung  semakin  rendah.  Menurut  Sinaga  2009,    hal  ini  karena  penyadap
sudah  merasa  jenuh  dan  bosan,  tetapi  penyadap  tetap  melakukan  pekerjaannya demi  menghidupi  kebutuhan  keluargannya  dan  karena  mencari  pekerjaan  di
zaman  sekarang  susah.  Oleh  karena  itu  HPGW  harus  melakukan  inovasi  kepada penyadap  agar  mereka  tidak  merasa  jenuh  dan  bosan  bekerja  di  HPGW,  seperti
mengadakan lagi bonus tambahan atau hadiah bagi penyadap yang memiliki hasil sadapan  yang  banyak.  Hal  ini  harus  dilakukan  supaya  penyadap  tetap  semangat
dan termotivasi untuk mendapatkan hasil yang berlebih.
Berdasarkan  Tabel  24  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara jumlah  tanggungan  keluarga  pekerja  staf  dengan  tingkat  kepuasan.  Hal  ini  dapat
dilihat  dari  koefisien  korelasi  jumlah  tanggungan  keluarga  sebesar  -0,141.  Hasil uji korelasi Spearman diperoleh nilai Signifikan hitung  0,05,  tetapi memiliki
arah negatif. Artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka tingkat kepuasannya  cenderung  rendah.  Hal  ini  karena  penyadap  menyadari  kebutuhan
zaman  sekarang  semakin  besar  dan  banyak  sehingga  jika  memiliki  anak  yang banyak  maka  pengeluaran  untuk  memenuhi  kebutuhan  keluarganya  akan  cukup
besar.  Berdasarkan  kondisi  di  lapangan  ada  beberapa  penyadap  yang  memiliki anak lebih dari 1-2 orang, dan penyadap menyadari bahwa semakin banyak anak
kebutuhan  yang  diperlukan  akan  semakin  banyak  mulai  dari  kebutuhan  pangan, non-pangan.  Walaupun  banyak  anak  yang  terpenting  bisa  ngatur  dan  mencukup-
cukup kan apa yang telah didapat untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
5.6 Hubungan antara Faktor Eksternal dengan Tingkat Kepuasan