7. Pengabdian kepada Masyarakat
Memberi pelayanan kepada masyarakat secara baik. Kepuasan kerja secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri  pekerja  dan  dibawa  oleh  setiap  pekerja  sejak  mulai  bekerja  ditempat
pekerjaannya, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang menyangkut hal-hal yang  berasal  dari  luar  diri  pekerja  seperti:  gaji,  kesempatan  untuk  maju,  kondisi
kerja, dan hubungan dengan atasan Johan 2002.
2.3 Variabel Kepuasan Kerja
Kepuasan  kerja  berhubungan  dengan  variabel-variabel  antara  lain  umur: tingkat  pekerjaan,  tingkat  ketidak  hadiran,  turn  over  perputaran  pekerja,  dan
ukuran organisasi perusahaan Mangkunegara 2001. Berikut ini adalah variabel- variabel yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut:
1. Umur.  Ada  kecenderungan  karyawan  yang  lebih  tua  merasa  lebih  puas  dari
pada  pegawai  yang  berumur  relatif  lebih  muda.  Hal  ini  diasumsikan  bahwa pegawai  yang  lebih  tua  lebih  berpenglaman  menyesuaikan  diri  dengan
lingkungan  pekerjaan.  Sedangkan  pegawai  usia  muda  biasanya  mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga antara harapan dan realita
kerja  terdapat  kesenjangan  atau  ketidak  seimbangan  dapat  menyebabkan mereka menjadi tidak puas.
2. Tingkat  pekerjaan.  Karyawan  yang  menduduki  tingkat  pekerjaan  yang  lebih
tinggi  cenderung  lebih  puas  daripada  karyawan  yang  menduduki  tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Karyawan yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi
menunjukan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide- ide serta kreatif dalam bekerja.
3. Tingkat  ketidakhadiran  absen  kerja.  Pekerja  yang  tidak  puas  cenderung
ketidakhadirannya tinggi. Pekerja sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subjektif.
4. Turn  over.  Kepuasan  kerja  lebih  tinggi  dihubungkan  dengan  turnover
karyawan  yang  rendah.  Sedangkan  karyawan  yang  tidak  puas  cenderung memiliki turn over lebih tinggi.
5. Ukuran  organisasi  perusahaan.  Ukuran  organisasi  perusahaan  dapat
mempengaruhi  kepuasan  pekerja.  Hal  ini  karena  besar  kecil  organisasi  suatu perusahaan  berhubungan  dengan  koordinasi,  komunikasi,  dan  pertisipasi
pekerja.
2.4 Pengukuran Kepuasan Kerja
Robbins  1996  mendefinisikan  kepuasan  kerja  sebagai  suatu  sikap  umum seorang  individu  terhadap  pekerjaannya.  Ada  dua  pendekatan  untuk  mengukur
kepuasan kerja, sebagai berikut: 1.
Angka  nilai  global  tunggal  single  global  rating,  metode  yang  meminta pekerja-pekerja untuk menjawab beberapa pertanyaan dengan cara melingkari
suatu bilangan antara 1 sampai 5 yang sepadan dengan jawaban dari “sangat dipuaskan” sampai “sangat tidak dipuaskan”.
2. Skor  pejumlahan  summation  score,  metode  ini  mengenali  faktor-faktor
utama dalam suatu pekerjaan dan menanyakan perasaan pekerja mengenai tiap unsur.  Faktor-faktor  yang  lazim  dicakup  adalah  upah  sekarang,  kesempatan
promosi,  dan  hubungan  dengan  rekan  kerja.  Faktor-faktor  ini  dinilai  dengan angka  pada  skala  baku  dan  kemudian  dijumlahkan  untuk  mendapatkan  skor
kepuasan kerja secara keseluruhan. Indikator  kepuasan  atau  ketidakpuasan  pekerja  dapat  diperlihatkan  oleh
beberapa aspek diantaranya: a.
Jumlah kehadiran pekerja atau jumlah kemangkiran. b.
Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanankan pekerjaannya. c.
Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan. d.
Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipengangnya. e.
Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab. f.
Tingkat motivasi para pegawai yang tercemin dalam perilaku pekerjaan. g.
Reaksi positif atau negatif terhadap kebijakan organisasi. h.
Unjuk rasa Ruvendi 2005.
2.5 Kebutuhan