2.3 Penciptaan Pengetahuan
Nonaka dan Takeuchi dikutip Munir 2008, menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge organisasi terjadi karena adanya interaksi konversi antara
tacit knowledge dan explicit knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Keempat modus konversi pengetahuan ini sering disebut
sebagai Spiral SECI untuk menunjukkan bahwa semakin sering proses konversi pengetahuan tersebut terjadi, semakin mendalam pula pemahaman yang bersangkutan.
Munir, 2008.
2.3.1 Sosialisasi socialization
Sosialiasasi merujuk pada konversi pengetahuan terbatinkan tacit ke pengetahuan terbatinkan tacit. Menurut Munir 2008 istilah sosialisasi ini
digunakan untuk menekankan pada pentingnya kegiatan bersama antara sumber pengetahuan dan penerima pengetahuan dalam proses konversi pengetahuan
terbatinkan tacit.
2.3.2 Eksternalisasi Externalization
Eksternalisasi merujuk pada konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit. Melalui cara ini, pengetahuan menjadi terkristalkan sehingga dapat didistribusikan
kepihak lain dan menjadi basis bagi pengetahuan baru. Dalam proses eksternalisasi, pengetahuan tacit diekspresikan dan diterjemahkan menjadi
metafora, konsep, hipotesis, diagram, model, atau prototype sehingga sapat dimengerti oleh pihak lain.
2.3.3 Kombinasi Combination
Kombinasi merujuk pada konversi pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit. Dengan cara ini, pengetahuan dipertukarkan dan dikombinasikan melalui media
seperti dokumen-dokumen, rapat-rapat, percakapan telepon dan komunikasi melalui jaringan computer.
2.3.4 Internalisasi Internalization
Internalisasi merujuk pada konversi pengetahuan eksplisit menjadi pengetahuan tacit. Cara ini mirip sekali dengan kegiatan yang disebut belajar sambil
mengerjakan, atau learning by doing. Menginternalisasi pengetahuan digunakan untuk memperluas, memperdalam, serta mengubah pengetahuan tacit yang
dimiliki oleh setiap anggota perusahaan.
Menurut Nonaka et al dikutip Sukmawati 2010, aset pengetahuan adalah basis bagi proses penciptaan pengetahuan karena aset pengetahuan merupakan input dan output
proses penciptaan pengetahuan. Adapun tipe-tipe aset pengetahuan, yaitu: 1.
Aset Pengetahuan Eksperiensial experiential asset Aset pengetahuan eksperiensial merupakan pengetahuan tacit yang dibangun
melalui kebersamaan, pengalaman bersama dalam organisasi atau pengalaman bekerja sama diantara karyawan, pelanggan, pemasok, atau organisasi afiliasi. Aset
pengetahuan eksperiensial dibagi lagi menjadi empat tipe pengetahuan, yaitu pengetahuan emosional, pengetahuan fisik, pengetahuan energetik, dan pengetahuan
ritmik. 2.
Aset Pengetahuan Konseptual conceptual asset Aset pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan eksplisit yang diartikulasikan
melalui pencitraan, simbol, dan bahasa. Aset ini didasarkan pada persepsi pelanggan dan karyawan. Aset konseptual biasanya mempunyai bentuk tanwujud dan lebih
mudah diartikulasikan dibanding aset eksperiensial, tetapi masih sulit dipahami apa yang dirasakan oleh pelanggan atau anggota organisasi.
3. Aset Pengetahuan Sistemik systemic asset
Aset pengetahuan sistemik merupakan pengetahuan eksplisit yang tersistemasi dan terkemas, seperti teknologi yang dirumuskan eksplisit, spesifikasi produk, manual
atau informasi terdokumentasi tentang pelanggan dan pemasok. Termasuk juga proteksi hak intelektual secara legal, seperti lisensi atau paten.
4. Aset Pengetahuan Rutin routine asset
Aset pengetahuan rutin merupakan pengetahuan tacit yang sudah rutin menyatu dan menjadi aturan dalam kegiatan atau praktik organisasi. Keterampilan, kegiatan rutin,
dan budaya
organisasi yang
dilakukan sehari-hari.
Melalui praktik
berkesinambungan, pola pikir atau tindakan tertentu dikuatkan dan dilakukan bersama oleh anggota organisasi.
2.4 Implementasi Knowledge Management