Menurut Nonaka et al dikutip Sukmawati 2010, aset pengetahuan adalah basis bagi proses  penciptaan  pengetahuan  karena  aset  pengetahuan  merupakan  input  dan  output
proses penciptaan pengetahuan. Adapun tipe-tipe aset pengetahuan, yaitu: 1.
Aset Pengetahuan Eksperiensial experiential asset Aset  pengetahuan  eksperiensial  merupakan  pengetahuan  tacit  yang  dibangun
melalui  kebersamaan,  pengalaman  bersama  dalam  organisasi  atau  pengalaman bekerja sama diantara karyawan, pelanggan, pemasok, atau organisasi afiliasi. Aset
pengetahuan  eksperiensial  dibagi  lagi  menjadi  empat  tipe  pengetahuan,  yaitu pengetahuan emosional, pengetahuan fisik, pengetahuan energetik, dan pengetahuan
ritmik. 2.
Aset Pengetahuan Konseptual conceptual asset Aset pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan eksplisit yang diartikulasikan
melalui pencitraan, simbol, dan bahasa. Aset ini didasarkan pada persepsi pelanggan dan  karyawan.  Aset  konseptual  biasanya  mempunyai  bentuk  tanwujud  dan  lebih
mudah diartikulasikan dibanding aset eksperiensial, tetapi masih sulit dipahami apa yang dirasakan oleh pelanggan atau anggota organisasi.
3. Aset Pengetahuan Sistemik systemic asset
Aset  pengetahuan  sistemik  merupakan  pengetahuan  eksplisit  yang  tersistemasi  dan terkemas,  seperti  teknologi  yang  dirumuskan  eksplisit,  spesifikasi  produk,  manual
atau  informasi  terdokumentasi  tentang  pelanggan  dan  pemasok.  Termasuk  juga proteksi hak intelektual secara legal, seperti lisensi atau paten.
4. Aset Pengetahuan Rutin routine asset
Aset pengetahuan rutin merupakan pengetahuan tacit yang sudah rutin menyatu dan menjadi aturan dalam kegiatan atau praktik organisasi. Keterampilan, kegiatan rutin,
dan budaya
organisasi yang
dilakukan sehari-hari.
Melalui praktik
berkesinambungan,  pola  pikir  atau  tindakan  tertentu  dikuatkan  dan  dilakukan bersama oleh anggota organisasi.
2.4  Implementasi Knowledge Management
Tobing 2007 ada beberapa faktor penting dalam implementasi KM yaitu: 1.
Manusia.  Pada  hakekatnya  pengetahuan  berada  dalam  pikiran  manusia  berupa tacit  knowledge.  Meningkatkan  motivasi dan  membangkitkan  partisipasi  anggota
organisasi  dalam  implementasi  KM,  memerlukan  pendekatan  SDM.  Praktek
implementasi  KM  membuktikan  bahwa  pemberian  reward  merupakan  salah  satu faktor yang signifikan dalam menentukan keberhasilan implementasi KM.
2.  Leadership. Peran yang sangat kritis yang harus dijalankan oleh pemimpin adalah membangun  visi  yang  kuat,  yaitu  visi  yang  dapat  menggerakan  seluruh  anggota
organisasi untuk mencapai visi tersebut. 3.  Teknologi.  Teknologi  informasi  IT  menjadi  salah  satu  enabler  dari  KM.
perkembangan  teknologi  internet  dengan  berbagai  aplikasi  didalamnya  membuat teknologi ini menjada basis utama pengembangan KM.
4.  Organisasi.  Organisasi  yang  supportif  terhadap  KM  adalah  menghargai pengetahuan  yang  dimilikinya.  Organisasi  ini  sangat  fleksibel  dan  sangat  mudah
menyesuaikan diri dengan perubahan.
2.5  Knowledge Gap Kesenjangan Pengetahuan 2.5.1 Analisis Knowledge-Gap
Menurut  Setiarso  2009,  dilakukannya  proses  penilaian  kesenjangan pengetahuan  K-Gap  didalam  suatu  organisasi,  maka  dapat  diketahui  keadaan
pengetahuan  yang  dibutuhkan  dan  pengetahuan  yang  sekarang  tersedia.  Tingkat kepentingan  menyatakan  seberapa  penting  pengetahuan  yang  dibutuhkan  oleh
karyawan untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Tingkat penguasaan menyatakan seberapa jauh  penguasaan  karyawan  yang  terdapat  di  dalam  suatu  bidang  terhadap
pengetahuan  yang  dibutuhkan.  Sehinggga  dapat  dilihat  kesenjangan  pengetahuan antara  tingkat  kepentingan  dengan  tingkat  penguasaaan.  Kesenjangan  ini  akan
menunjukkan  arah  peningkatanpengembanagn  yang  seharusnya  dilakukan  atau batas minimal peningkatan kondisi saat ini hingga kesenjangan tidak ada, sehingga
diharapkan  kinerja  akan  meningkat  pada  akhirnya  akan  meningkatkan  kinerja organisasi.
2.5.2 Knowledge Wajib dan Pilihan Bagi Karyawan
Suatu perusahaan dapat menentukan mana yang termasuk knowledge wajib dan knowledge  pilihan.  Dalam  Setiarso  2009  knowledge  wajib  didefinisikan  sebagai
knowledge  yang  perlu  dan  harus  dimiliki  oleh  karyawan  untuk  melaksanakan tugasnya  secara  efektif  dan  efisisen.  Knowledge  pilihan  didefinisikan  sebagai
pengetahuan  pelengkap  yang  dapat  membantu  dalam  pelaksanaan  tugas  karyawan. Untuk  pengembangan  sistem  knowledge  management,  pengembangan  kemampuan
karyawan  pada  knowledge  wajib  harus  segera  ditingkatkan.  Peningkatan  dapat dilakukan melalui diklat, workshop, seminar, dan lainnya.
2.5.3 Kesenjangan Pengetahuan
Seringkali  pengetahuam  yang  dimiliki  karyawan  tidak  sesuai  dengan  yang diinginkan  oleh  perusahaan.  Kondisi  ini  memungkinkan  munculnya  kesenjangan
pengetahuan  di  perusahaan.  Dengan  dilakukannya  suatu  proses  penilaian kesenjangan pengetahuan di dalam suatu perusahaan, maka dapat diketahui keadaan
pengetahuan  yang  dibutuhkan  dan  pengetahuan  yang  sekarang  tersedia  Setiarso, 2009.  Sesudah  pengetahuan  yang  dibutuhkan  dapat  diidentifikasi  maka  dilakukan
analisis kerangka Zack yang bisa dilihat dalam Gambar 2.
Gambar 2. Pola Hubungan Zack Setiarso,2009
2.5.4 Strategi Pengelolaan Pengetahuan
Menurut Hansen  et al yang dikutip Setiarso 2009 pada dasarnya, strategi organisasi  dalam  mengelola  p  terbagi  atas  dua  ekstrim  yaitu:  strategi  kodifikasi
codification strategy dan strategi personalisasi personalization strategy. Apabila pengetahuan diterjemahkan dalam bentuk eksplisit secara berhati-hati codified dan
disimpan dalam basis data sehingga pengguna yang membutuhkan dapat mengakses pengetahuan  tersebut,  cara  mengelola  seperti  itu  dikatakan  menganut  strategi
kodifikasi.  Namun  pengetahuan  tidak  hanya  eksplisit  saja,  melainkan  juga pengetahuan  tacit.  Pengetahuan  tacit  sangat  sulit  diterjemahkan  ke  dalam  bentuk
eksplisit.  Oleh sebab  itu,  pengetahuan juga  bisa dialihkan  dari  satu  pihak  ke  pihak lain  melalui  hubungan  personal  yang  intensif.  Jadi,  disini  fungsi  utama  adalah
Apa yang harus diketahui oleh suatu
organisasi Apa yang harus
dikerjakan oleh organisasi
Apa yang telah dilakukan oleh
organisasi Apa yang dapat
dilakukan oleh organisasi
Hubungan  Link Knowledge Strategy
Knowledge Gap Strategic Gap
Hubungan  Link Strategic-Knowledge
jaringan  komputer  baik  internet  atau  intranet.  Bukan  saja  untuk  menyimpan  atau mendokumentasikan  pengetahuan,  melainkan  juga  untuk  memfasilitasi  lalu  lintas
komunikasi antar individu dalam suatu organisasi merupakan strategi personalisasi.
2.6 Penelitian Terdahulu
Lasma  2009  dalam  skripsi  yang  berjudul  Analisis  Kesenjangan  Pengetahuan knowledge  Gap  Karyawan  PT  PELNI  Persero  Direktorat  SDM  dan  Umum  yang
bertujuan  untuk  mengidentifikasi  sumber  pengetahuan  karyawan,  menganalisis pengetahuanyang diharapkan perusahaan, menganalisis adanya kesenjangan pengetahuan
yang  dimiliki  oleh  karyawan  PT  PELNI  Persero  Direktorat  SDM    Umum.  Metode analisis  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  analisis  kesenjangan  pengetahuan
dan  skor  rataan  skal  likert.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  sumber  pengetahuan karyawan  PT  PELNI  Persero  Direktorat  SDM  dan  Umum  terdiri  atas  employee
competencies,  internal  structures,  external  structures.  Analisis  terhadap  sumber pengetahuan  adalah  karyawan  setuju  dengan  cara  yang  dilakukan  perusahaan  untuk
meningkatkan  pengetahuan  karyawan.  Terdapat  15  pengetahuan  yang  diharapkan perusahaan, untuk dimiliki karyawan. Namun tidak semua pengetahuan tersebut dimiliki
oleh  karyawan,  ini  menandakan  adanya  kesenjangan  pengetahuan  anatara  pengetahuan yang diharapkan untuk dimiiki oleh karyawan tingkat kepentingan dengan pengetahuan
yang  telah  dimiliki  karyawan  tingkat  penguasaan.  Hasil  kesenjangan  pengetahuan tertinggi  ada  pada  pengetahuan  tentang  dana  PSO  Public  Service  Obligate.  Artinya
pengetahuan  tentang  PSO  memiliki  tingkat  kepentingan  tertinggi  tetapi  karyawan memiliki  tingkat  penguasaan  yang  rendah.  Sedangkan  pengetahuan tentang  konsep  lalu
lintas  dokumen  kepegawaian  memiliki  nilai  K-Gap  terendah  yang  berarti  karyawan mampu menguasai pengetahuan tersebut dengan baik.
Wahyuni  2010  dalam  skripsi  yang  berjudul  Analisis  Kesenjangan  Pengetahuan Knowledge  Gap  Antara  Karyawan  dan  Manajer  Koperasi  Peternak  Sapi  Bandung
Utara KPSBU yang bertujuan mengidentifikasi sumber-sumber yang ada pada KPSBU, menganalisis  pengetahuan  yang  diharapkan  oleh  KPSBU  untuk  dimiliki  oleh  karyawan
dan  menganalisis  adanya  kesenjangan  pengetahuan  pada  KPSBU  antara  karyawan  dan manajer.  Penelitian  ini  menggunakan  Analisis  Pengetahuan  Model  Zack.  Analisis
tersebut dilakukan untuk mendokumentasikan posisi pengetahuan organisasi saat ini dan menganalisisnya dengan berdasarkan apa yang harus  diketahui oleh organisasi. Dengan
menganalisis  Kesenjangan  pengetahuan  K-Gap.    Sumber  pengetahuan  KPSBU  terdiri dari  tiga  sumber  yaitu  kompetensi  karyawan,  struktur  internal,  struktur  eksternal.
Pengetahuan yang diharapkan KPSBU untuk dikuasai oleh karyawan dan manajer adalah visi  bersama,  pengelolaan  percakapan,  mobilisasi  penggerak  pengetahuan,  penyediaan
lingkungan  kondusif,  penyebaran  pengetahuan  internal,  pengetahuan  perusahaan  dan kreasi  pengetahuan.  Terdapat  kesenjangan  pengetahuan  antara  tingkat  kepentingan
pengetahuan dengan tingkat penguasaan pengetahuan di KPSBU.  Dari hasil pengelolaan data  dapat  dilihat  bahwa  pengetahuan  mengenai  visi  bersama  memiliki  nilai  K-Gap
tertinggi. Artinya pengetahuan visi bersama memiliki tingkat kepentingan yang tertinggi memiliki  tingkat  kepentingan  tertinggi  tetapi  karyawan  memiliki  tingkat  penguasaan
rendah.  Sedangkan  penyediaan  lingkungan  kondusif  memiliki  nilaik  K-Gap  terendah yang  artinya  tingkat  kepentingan  yang  rendah  dan  karyawan  memiliki  tingkat
penguasaan tinggi. Chandra  2011  dalam    skripsi  yang  berjudul  Analisis  Kesenjangan  Pengetahuan
Knowledge  Gap  Karyawan  PT.  Aneka  Tambang  Tbk,  Unit  Geomin  yang  bertujuan mengidentifikasi  sumber-sumber  pengetahuan  yang  ada,  mengidentifikasi  pengetahuan
yang  diharapkan  dimiliki  oleh  karyawan,  dan  menganalisis  kesenjangan  pengetahuan yang  dimiliki  oleh  karyawan  PT.  Aneka  Tambang  Tbk,  Unit  Geomin.  Analisis  data
dalam  penelitian  ini  meggunakan  analisis  deskriptif  dengan  skor  rata-rata  Likert, Tabulasi  silang  cross  tab,  Importance  Performance  Analysis  IPA,  dan  Analisis
kesenjangan  pengetahuan  K-Gap.    Hasil  analisis  deskriptif  berdasarkan  persepsi karyawan  menunjukkan  bahwa  setuju  dengan  cara  perusahaan  mendapatkan  sumber
pengetahuan dan aset pengetahuan. Hasil analisis K-gap ditunjukkan oleh visi dan misi perusahaan  yang  memiliki  kesenjangan  pengetahuan  tertinggi  dengan  nilai  K-Gap,
dimana  tingkat  kepentingan  tinggi  tetapi  tingkat  penguasaan  masih  rendah.  Sedangkan untuk  nilai  K-gap  terendah  adalah  pengetahuan  tentang  komunikasi  efektif,  yang
mengartikan karyawan menguasai pengetahuan itu dengan baik. Berdasarkan Importence and  performance  Analysis diketahui atribut  yang dinilai  berkinerja  baik  adalah  K3  dan
Lingkungan dan atribut dinilai memiliki tingkat kinerja buruk adalah komunikasi efektif. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Kesenjangan Pengetahuan Karyawan PT
Pertamina  Trans  Kontinental  memiliki  beberapa  perbedaan  dibandingkan  dengan penelitian terdahulunya. Perbedaannya yaitu dalam penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif  dengan  melihat  frekuensi  nilai  yang  sering  muncul  modus,  kemudian  hasil
analisis  deskriptif  dikelompokkan  sesuai  dengan  teori  yang  telah  dipaparkan sebelumnya. Dimana sumber pengetahuan perusahaan dibagi menjadi dua sumber yaitu
sumber  internal  dan  sumber  eksternal  dan  pada  aset  pengetahuan  perusahaan  dibagi menjadi  empat  kelompok  yaitu  eksperiensial,  kopseptual,  sistemik  dan  rutin.  Dalam
penelitian  ini  dilakukan  tabulasi  silang  cross  tab  antara  karakteristik  dengan  sumber pengetahuan perusahaan serta tabulasi silang antara karakteristik responden dengan aset
pengetahuan  perusahaan.  Dari  hasil  tabulasi  silang  dapat  dilihat  beberapa  karakteristik responden  yang  mempengaruhi  sumber  pengetahuan  dan  aset  pengetahuan  antara  lain
jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir responden.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran 3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual
Tingginya  persaingan  dalam  dunia  usaha  membuat  perusahaan  harus  mampu meningkatkan  kualitas  sumber  daya  manusia.  PT    Pertamina  Trans  Kontinental
membutuhkan  karyawan  yang  berkompetensi  untuk  mencapai  visi  dan  misi perusahaan.  Dalam  hal  ini  PT  Pertamina  Trans  Kontinental  khususnya  kantor  pusat
merupakan  ujung  tombak  keberhasilan  PT  Pertamina  Trans  Kontinental  dalam meningkatkan keberlangsungan dunia usahanya.
Semakin  banyak  perusahaan  jasa  maritim  yang  tumbuh  dan  berkembang  di Indonesia,  sehingga  PT  Pertamina  Trans  Kontinental  perlu  menciptakan  keunggulan
dalam  bersaing  sebagai  satu  cara  untuk  mempertahankan  keberlangsungan perusahaan.  Keunggulan  bersaing  dapat  tercipta  dengan  mengembangkan
pengetahuan  yang  dimiliki  karyawan  sebagai upaya  peningkatan  kualitas SDM  yang ada di PT Pertamina Trans Kontinental.
Manajemen  pengetahuan  adalah  pengelolaan  pengetahuan  organisassi  untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima menurut
Tiwana  yang  dikutip  Munir  2008.  Organiasi  yang  memiliki  banyak  pengetahuan berkualitas belum tentu akan mampu menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas.
Belum  tentu  dapat  menciptakan  lingkungan  kerja  yang  kondusif.  Belum  tentu  dapat menghasilkan  inovasi-inovasi  dalam  bentuk  jumlah  dan  ragam  produk  baru  yang
dihasilkan,  kemasan  baru,  cara  baru  dalam  memproduksi  produk  Munir  2008. Manajemen  pengetahuan  lebih  terkait  dengan  hal-hal  berbagi  pengetahaun,  bukan
demi pengetahuan itu sendiri, tetapi lebih kepada suatu sarana untuk mengemukakan cara  yang  memungkinkan  anggota  perusahaan    menjalankan  proses  bisnisnya  lebih
cepat, lebih baik, dan dengan biaya yang lebih efisien Sangkala,2007. Dalam  suatu  perusahaan  seringkali  terjadi  pengetahuan  yang  diharapkan  tidak
sesuai  dengan  pengetahuan  yang  dimiliki  karyawan.  Keadaan  seperti  ini  disebut Knowledge  Gap Kesenjangan  Pengetahuan.  Dengan  dilakukannya  proses  penilaian
kesenjangan  pengetahuan  K-Gap  di  dalam  suatu  organisasi,  maka  dapat  diketahui keadaan  knowledge  yang  dibutuhkan  dengan  knowledge  yang  sekarang  tersedia.