Tinjauan Empiris Efisiensi dan Inefisiensi Teknis

18 frontier, nilai tingkat inefisiensi merupakan nilai inefisiensi relatif yang diasumsikan paling efisien 6 .

2.3. Tinjauan Empiris Efisiensi dan Inefisiensi Teknis

Efisiensi merupakan hal penting dalam pengukuran keberhasilan pelaksanaan proses produksi. Efisiensi teknik yang tinggi berperan penting dalam upaya peningkatan keuntungan suatu usahatani. Farrell 1957 diacu dalam Tasman 2010, mengajukan pengukuran efisiensi yang terdiri dari dua komponen yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapat output maksimum dari satu set input yang tersedia sedangkan efisiensi alokatif merupakan kemampuan dari perusahaan menggunakan input dalam proporsi yang optimal sesuai dengan harga masing- masingnya. Kedua ukuran efisiensi ini kemudian dikombinasikan akan menyediakan ukuran total efisiensi ekonomi. Salah satu komponen dari pengukuran efisiensi ekonomi adalah efisiensi teknis. Suatu usahatani baru dapat dikatakan efisiensi ekonomi jika sudah mencapai efisiensi teknis Sukiyono 2005. Hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani tersebut sudah menggunakan input produksi yang dimiliki secara optimal. Haryani 2009 melakukan penelitian mengenai efisiensi usahatani padi sawah pada program pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu di Kabupaten Serang menunjukkan bahwa penyebab usahatani padi sawah efisien secara teknis adalah karena penggunaan input sudah optimal. Tujuan pengoptimalan penggunaan input tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan maksimal. Namun, pada usahatani yang telah efisien secara teknis, belum tentu secara alokatif efisien. Penggunaan input meskipun efisien secara teknis tetapi tidak secara alokatif dapat dilihat dari nilai produk marjinalnya yang lebih rendah dibandingkan harga input Hutauruk 2008. Menurut Bakhsoodeh dan Thomson diacu dalam Hutauruk 2008, petani yang efisien secara teknis adalah petani yang menggunakan lebih sedikit input untuk memproduksi sejumlah output pada 6 Jasmina dan Goeltom dalam Analisis Efisiensi Perbankan Indonesia : Metode Pengukuran Fungsi Biaya Frontir. 2010 19 tingkat tertentu atau petani yang dapat menghasilkan output yang lebih besar dari petani lainnya dengan menggunakan sejumlah input tertentu. Identifikasi efisiensi penggunaan sumberdaya merupakan isu penting berbagai peluang dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rumah tangga tani Weersink, Turvey Godah 1990 diacu dalam Adiyoga 1999. Untuk melihat efisiensi penggunaan faktor produksi dapat dilihat dari rasio Nilai Produk Marjinal NPM dan Biaya Korbanan Marjinal BKM yang harus sama dengan satu Dumaria 2003. Penelitian tentang efisiensi teknis usahatani yang telah dilakukan sebelumnya umumnya terdapat multikolineritas atau korelasi antar variabel, terutama lahan sehingga mereka merestriksi modelnya dengan mengelompokkan variabel yang ada menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Seperti dalam Rachmina dan Maryono 2008 bahwa variabel luas lahan menimbulkan multikolinearitas pada model sehingga variabel luas lahan dijadikan pebobot pada variabel dependen maupun independen. Setelah model direstriksi, terbentuklah model baru, kemudian jika pada model tersebut masih terdapat multikolinier maka diretriksi kembali hingga didapatkan nilai R 2 yang besar dan VIF lebih kecil dari 10 Astuti 2003; Aisah 2003; Hutauruk 2008. Variabel faktor produksi yang berpengaruh signifikan terhadap efisiensi teknis adalah luas lahan, tenaga kerja, pupuk, dan insektisida Astuti 2003, Aisah 2003, Brahmana 2005, Hutauruk 2008. Hal lain yang dapat mengindikasikan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani adalah dengan melihat faktor inefisiensi teknis usahatani. Beberapa penelitian mengenai efisiensi teknis menggunakan metode efek inefisiensi teknis. Metode efek inefisiensi teknis yang digunakan mengacu pada model efek inefisiensi teknis yang dikembangkan oleh Battese dan Coelli 1998 Hutauruk 2008; Maryono 2008; Khotimah 2010. Dalam model tersebut terdapat variabel ยต i yang berfungsi untuk menghitung efek inefisiensi. Faktor yang diperkirakan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis beberapa komoditi dalam usahatani adalah pengalaman berusahatani, pendidikan, pendapatan di luar usahatani, dan kepemilikan lahan Sukiyono 2005; Hutauruk 2008; Maryono 2008; Haryani 2009 ; Khotimah 2010. Hutauruk 2008 dan 20 Maryono 2008 menambahkan variabel umur bibit sedangkan Khotimah 2010; Haryani 2009; Sukiyono 2005 menambahkan umur petani sebagai variabel tingkat inefisiensi teknis. Selain itu, Khotimah 2010 juga menggunakan variabel pekerjaan petani di luar usahatani dan penyuluhan dalam analisa efisiensi teknis usahatani ubi jalar dan Maryono 2008 menambahkan rasio urea dan TSP, bahan organik, dan legowo. Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya mengenai faktor yang diperkirakan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis beberapa komoditi dalam usahatani antara lain ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Faktor yang Diperkirakan Mempengaruhi Tingkat Inefisiensi Teknis Beberapa Komoditi dalam Usahatani Peneliti Komoditas Variabel Produksi Pengaruhnya terhadap Inefisiensi Sukiyono 2005 Cabai merah pendidikan formal umur pengalaman +; nyata -; tidak nyata -; tidak nyata Hutauruk 2008 Padi Benih Bersubsidi umur bibit pengalaman berusahatani pendidikan status kepemilikan lahan pendapatan di luar usahatani jarak tanam -; tidak nyata -; nyata -; tidak nyata -; nyata -; tidak nyata -; tidak nyata Maryono 2008 Padi program benih bersertifikat pengalaman petani pendidikan formal petani umur bibit rasio urea-TSP bahan organik legowo +; nyata -; nyata +; tidak nyata +; nyata +; nyata +; tidak nyata Khotimah,H 2010 Ubi Jalar umur petani pengalaman berusahatani pendidikan pekerjaan petani di luar usahatani pendapatan di luar usahatani kepemilikan lahan penyuluhan -; nyata +; nyata -; nyata +; nyata -; nyata +; nyata -; tidak nyata Prayoga 2010 Padi Organik lahan sawah jumlah anggota keluarga usia produktif frekuensi mengikuti penyuluhan -; nyata -; nyata 21 Suatu variabel dikatakan memiliki pengaruh positif + terhadap inefisiensi diartikan bahwa setiap peningkatan penggunaan variabel tersebut dalam usahatani menyebabkan tingkat inefisiensi semakin meningkat. Sebaliknya, suatu variabel dikatakan memiliki pengaruh negatif - terhadap inefisiensi diartikan bahwa setiap peningkatan penggunaan variabel tersebut dalam usahatani menyebabkan penurunan terhadap tingkat inefisiensi. Suatu variabel dikatakan berpengaruh nyata terhadap inefisiensi diartikan setiap perubahan yang terjadi pada variabel tersebut baik berupa peningkatan atau penurunan akan berpengaruh pada peningkatan atau penurunan ketidakefisienan teknis suatu usahatani. Sebaliknya, jika suatu variabel dikatakan berpengaruh tidak nyata terhadap inefisiensi diartikan setiap perubahan yang terjadi pada variabel tersebut tidak akan berpengaruh pada peningkatan atau penurunan ketidakefisienan teknis suatu usahatani. Hal tersebut bisa terjadi karena penggunaan variabel tersebut dalam suatu usahatani sudah berlebihan sehingga peningkatan atau penurunan jumlahnya tidak mempengaruhi inefisiensi teknis usahatani. 22

III. KERANGKA PEMIKIRAN