Biaya Usahatani Ubi Jalar

72 Tabel 20 . Perbandingan Penerimaan Usahatani pada Luas Lahan 0,5 Ha dan 0,5 Ha per Musim Tanam Komponen Penerimaan Nilai Rp 0,5 Ha 0,5 Ha Penerimaan Tunai - Ubi yang dijual 24.380.002 25.870.968 Penerimaan Tidak Tunai - Konsumsi oleh RT 212.814 64.516 Total Penerimaan 24.592.816 25.935.484 Mayoritas petani responden penelitian menjual hasil panennya kepada poktan setempat. Mekanisme penjualannya adalah perwakilan pengurus poktan yang biasanya diwakili oleh ketua poktan datang langsung ke lahan petani dan membeli di lokasi tersebut. Adapun beban biaya panen dan pasca panen merupakan tanggungan poktan. Alasan petani menjual hasil panennya kepada poktan adalah karena alasan kemudahan, merasa tidak enak atau sungkan karena banyak membantu dalam penyediaan input produksi, dan faktor kebiasaan. Pembayaran hasil panen kepada petani tidak diberikan pada hari yang sama dengan hari panen melainkan 3-7 hari kemudian.

6.2. Biaya Usahatani Ubi Jalar

Biaya dalam usahatani terdiri atas dua hal yaitu biaya tunai dan biaya diperhitungkan atau tidak tunai. Biaya tunai merupakan pengeluaran uang tunai yang dikeluarkan secara langsung oleh petani. Biaya yang diperhitungkan merupakan pengeluaran petani berupa faktor produksi tanpa mengeluarkan uang tunai. Pada Tabel 21 diketahui bahwa total biaya yang dikeluarkan petani dengan luas lahan 0,5 Ha jauh lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan petani dengan luas lahan 0,5 Ha. Biaya total untuk petani dengan luas lahan 0,5 Ha sebesar Rp. 22.683.655 sedangkan untuk petani dengan luas lahan 0,5 Ha hanya sebesar Rp. 13.591.107. Hal serupa juga terjadi dengan pengeluaran tunai. Pengeluaran tunai petani dengan luas lahan 0,5 Ha juga jauh lebih besar daripada pengeluaran petani dengan luas lahan 0,5 Ha. Pengeluaran tunai petani dengan luas lahan 0,5 Ha sebesar Rp. 15.000.082 dan pengeluaran petani dengan luas lahan 0,5 Ha sebesar Rp. 5.402.755. Hal ini terjadi karena petani dengan luas lahan 0,5 Ha lebih efisien dalam penggunaan input produksi terlihat 73 dari jumlah input produksi yang digunakan jauh lebih sedikit daripada petani dengan luas lahan 0,5 Ha sehingga biaya yang dikeluarkan pun menjadi jauh lebih kecil. Tabel 21 . Perbandingan Biaya Usahatani pada Luas Lahan 0,5 Ha dan 0,5 Ha per Musim Tanam Komponen Biaya 0,5 Ha 0,5 Ha Nilai Rp Persentase Nilai Rp Persentase BiayaTunai Pupuk Kandang 5.349.873 23,58 2.589.516 19,05 Pupuk Urea 542.794 2,39 90.161 0,66 Pupuk cair 649.682 2,86 362.903 2,67 Pupuk KCl 5.096 0,02 0,00 0,00 Pupuk TSP 174.791 0,77 80.645 0,59 Pupuk Phonska 474.744 2,09 41.290 0,30 Pupuk NPK 30.573 0,13 241.935 1,78 Pestisida 3.789.299 16,70 30.108 0,22 TKLK 2.380.853 10,50 918.884 6,76 Irigasi 801.189 3,53 523.656 3,85 Pajak Lahan 801.189 3,53 523.656 3,85 Total Biaya Tunai 15.000.082 66,13 5.402.755 39,75 Biaya Diperhitungkan Pupuk Kandang 1.699.560 7,49 - - TKDK 1.187.155 5,23 71.023 0,52 Penyusutan 46.312 0,20 52.813 0,39 Sewa lahan 6.450.106 28,44 8.064.516 98,49 Total Biaya Diperhitungkan 7.683.574 33,87 8.188.352 60,25 Total Biaya 22.683.655 100,00 13.591.107 100,00 Hasil ini berbeda jauh dengan penelitian sebelumnya mengenai usahatani ubi jalar oleh Defri 2011 di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga. Total biaya yang dikeluarkan pada penelitian ini lebih besar daripada penelitian sebelum. Biaya usahatani pada penelitian sebelum sebesar Rp. 8.304.829,20. Hal ini dikarenakan memang jumlah input yang digunakan pada penelitian ini lebih banyak. Pada penelitian sebelumnya, biaya tunai input yang dikeluarkan hanyalah pupuk urea, TSP, phonska, TKLK, dan pajak lahan. Pada komponen biaya tunai, biaya terbesar yang dikeluarkan petani baik petani dengan luas lahan 0,5 Ha maupun luas lahan 0,5 Ha adalah biaya 74 pupuk kandang dengan persentase sebesar 23,58 persen untuk petani dengan luas lahan 0,5 Ha dan sebesar 19,05 persen untuk petani dengan luas lahan 0,5 Ha. Ini menunjukkan bahwa petani masih lebih menyukai menggunakan pupuk organik daripada pupuk kimia. Pupuk organik yang digunakan berasal dari sisa umbi yang membusuk dan dibiarkan di lahan serta kotoran hewan seperti kotoran kerbau dan kotoran ayam. Biaya tenaga kerja luar keluarga pada petani dengan luas 0,5 Ha maupun luas lahan 0,5 Ha juga memiliki persentase yang besar dalam komponen biaya tunai petani sama halnya pada penelitian sebelumnya. Hampir setiap kegiatan seperti pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, dan pemupukan menggunakan jasa dari TKLK atau buruh tani. Para pekerja biasanya dibayar langsung setelah selesai bekerja. Untuk pekerja pria dibayar sekitar Rp. 20.000- Rp. 25.000 ditambah dengan bayaran natura berupa makan dan rokok sedangkan pekerja wanita dibayar sekitar Rp. 15.000-Rp. 20.000 tanpa natura. Namun untuk kegiatan pengolahan lahan, petani membayar pekerja dengan sistem borongan disesuaikan dengan luas lahan petani. Pada komponen biaya diperhitungkan, persentase terbesar adalah biaya lahan. Ini merupakan opportuniy cost jika lahannya disewakan kepada orang lain. Biaya terbesar berikutnya adalah tenaga kerja dalam keluarga. Petani dengan luas lahan 0,5 Ha mengeluarkan biaya lebih besar untuk komponen tenaga kerja dalam keluarga daripada petani dengan luas lahan 0,5 Ha. Hal ini menunjukkan petani dengan luas lahan 0,5 Ha petani gurem lebih banyak menggunakan tenaga kerja dari dalam keluarga daripada petani dengan luas lahan 0,5 Ha. Penggunaan TKDK lebih sedikit digunakan petani dengan luas lahan 0,5 Ha karena sebagian besar petani telah menggunakan jasa buruh tani untuk mengerjakan lahan ubinya. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya pada bab kerangka pemikiran, apabila dalam usahatani itu digunakan mesin-mesin pertanian, maka harus dihitung penyusutannya dan dianggap sebagai pengeluaran. Komponen biaya penyusutan cukup kecil nilainya karena peralatan yang dimiliki petani hanya berupa peralatan sederhana seperti cangkul, golok, parang, garpu, dan pacul. 75 Tabel 22 menunjukkan sebaran biaya penyusutan petani dengan luas lahan 0,5 Ha dan 0,5 Ha. Tabel 22 . Sebaran Biaya Penyusutan pada Luas Lahan 0,5 Ha dan 0,5 Ha Biaya Penyusutan Rp. 0,5 Ha orang 0,5 Ha orang 20.000 8 20.000 - 40.000 10 1 40.000 - 60.000 4 2 60.000 - 80.000 5 80.000 - 100.000 1 1 100.000 3 Jumlah 31 4 Rata-rata Rp. 46.312 52.813 Dari sejumlah komponen biaya yang dikeluarkan petani, hanya nilai biaya pupuk NPK saja yang lebih besar dikeluarkan oleh petani dengan luas lahan 0,5 Ha dibanding petani dengan luas lahan 0,5 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani dengan luas lahan 0,5 Ha lebih banyak menggunakan pupuk NPK dibandingkan penggunaan pupuk kimia jenis lain.

6.3. Pendapatan Usahatani Ubi Jalar