Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

34 Gambar 2. Fungsi Produksi Stochastic Frontier Sumber: Coelli, et. all. 1998 Frontier output y i merupakan hasil output batas frontier dari petani i yakni melampaui nilai dari fungsi produksi fx . Penyebabnya adalah aktivitas produksi yang dipengaruhi oleh kondisi menguntungkan, dimana variabel v i bernilai positif. Sebaliknya, Frontier output y j merupakan hasil output batas frontier dari petani j yakni berada di bawah fungsi produksi fx . Penyebabnya adalah aktivitas produksi yang dipengaruhi oleh kondisi tidak menguntungkan, dimana variabel v i bernilai negatif Coelli et al.1998.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Menurut BPS 2012, laju pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya meningkat sebesar 1,49 persen. Hal tersebut secara langsung menyebabkan terjadinya peningkatan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Untuk itu, kondisi ketahanan pangan khususnya yang berkaitan dengan penyediaan pangan bagi manusia sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu solusi dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan adalah diversifikasi pangan. Namun, masyarakat saat ini belum memahami benar penganekaragaman pangan Frontir output Yi, exp x i + v i . If v i Production function, Y = expx Frontir output Yj, exp x j + v j . If v j 35 berbasis potensi lokal. Hal ini dibuktikan dengan tingkat konsumsi pangan ideal untuk padi-padian masih melebihi kondisi ideal. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam Renstra tahun 2010-2014 menetapkan tujuh komoditas yang menjadi unggulan nasional, salah satunya adalah ubi jalar dimana produksinya selama periode 2005-2010 mengalami pertumbuhan positif. Ubi jalar berpotensi dikembangkan untuk mendukung program penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal. Potensi tersebut antara lain partisipasi masyarakat dalam mengkonsumsi ubi jalar tinggi, pertumbuhan produksi dan produktivitas ubi jalar di Indonesia pada tahun 2011 terhadap 2010 bernilai positif, dan ubi jalar berpotensi menjadi komoditi ekspor Indonesia. Salah satu daerah penghasil ubi jalar terbesar di Kabupaten Bogor adalah Desa Cikarawang. Beberapa permasalahan yang terjadi dalam usahatani ubi jalar antara lain belum diterapkannya teknik budidaya dan penggunaan faktor produksi yang sesuai dengan teori dan anjuran, sehingga tingkat efisiensi teknis petani diduga belum optimal. Mengingat ubi jalar merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang dapat meningkatkan ketahanan pangan maka diperlukan pencapaian efisiensi teknis agar menghasilkan output yang optimal. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi ubi jalar. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi ubi jalar antara lain luas lahan, jarak tanam, tenaga kerja, penggunaan pupuk kandang, pupuk N, pupuk P, dan jumlah pestisida. Kemudian akan dilihat nilai efisiensi teknis tiap individu petani dan serta faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis individu petani. Faktor yang diduga mempengaruhi inefisiensi teknis antara lain usia petani, tingkat pendidikan formal, pengalaman, keikutsertaan dalam kelompok tani, varietas yang ditanam, status petani dalam rumah tangga, status usahatani, status kepemilikan lahan, dan pola tanam. Adapun bagan kerangka pemikiran operasional disajikan pada Gambar 3. Berdasarkan referensi yang ada maka penelitian ini menggunakan fungsi produksi stochastic frontier yang diestimasi menggunakan Maximum Likelihood Estimation MLE untuk mengidentifikasi faktor produksi yang mempengaruhi 36 efisiensi teknis, melihat efisiensi teknis usahatani dari sisi input, dan efek inefisiensi yang berkaitan. Selain itu, fungsi produksi stochastic frontier digunakan karena sederhana, dan dapat dibuat dalam bentuk linier. Variabel yang akan digunakan pada penelitian ini untuk menduga produksi ubi jalar luas lahan, jarak tanam, tenaga kerja, penggunaan pupuk kandang, pupuk N, pupuk P, dan jumlah pestisida. Sedangkan variabel yang akan digunakan untuk menduga inefisiensi teknis ubi jalar adalah usia petani, tingkat pendidikan formal, pengalaman, keikutsertaan dalam kelompok tani, varietas yang ditanam, status petani dalam rumah tangga, status usahatani, status kepemilikan lahan, dan pola tanam. 37 Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Usahatani Ubi Jalar 1. Berpotensi menjadi komoditas pendukung program diversifikasi pangan berbasis potensi lokal 2. Ubi jalar termasuk 7 komoditas unggulan nasional 3. Produktivitas masih di bawah produktivitas nasional 4. Tingkat efisiensi teknis petani diduga belum optimal Perlu Informasi Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Ubi Jalar 1.Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi : luas lahan, jarak tanam, tenaga kerja, jumlah pupuk kandang, pupuk N, pupuk P, dan pestisida. Pendapatan Usahatani 1. Pendapatan Besih Usahatani 2. RC rasio atas Biaya Tunai dan RC rasio atas Biaya Total Efisiensi Teknis Usahatani Rekomendasi Usahatani yang Efisien secara Teknis dan Memberikan Keuntungan Maksimum bagi Petani Usahatani 1. Budidaya: pembibitan-panen 2. Penggunaan Sarana Produksi Stochastic Production Frontier P r o d u k s i 2 .Faktor-faktor yang mempengaruhi Efisiensi dan Inefisiensi Teknis : usia petani, tingkat pendidikan formal, pengalaman, keikutsertaan dalam kelompok tani, varietas yang ditanam, status petani dalam rumah tangga, status usahatani, status kepemilikan lahan, dan pola tanam. Penerimaan Biaya 38

IV. METODE PENELITIAN