Tinjauan Empiris Fungsi Produksi Stochastic Frontier

16

2.2. Tinjauan Empiris Fungsi Produksi Stochastic Frontier

Pendekatan stochastic frontier merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melihat efisiensi dari suatu usahatani. Fungsi produksi stochastic frontier menggambarkan hubungan antara input yang tersedia dan output maksimum yang dapat dicapai dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam usahatani. Pendekatan Stochastic Production Frontier telah digunakan oleh Aisah 2003 usahatani tomat di Desa Karawang Kecamatan Sukabumi; Astuti 2003 usahatani kentang di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan; Brahmana 2005 usahatani padi lahan kering di Desa Tanggeung Cianjur; Maryono 2008 usahatani padi program benih bersertifikat di Karawang; Hutauruk 2008 untuk usahatani padi benih bersubsidi di Karawang; Khotimah 2010 usahatani ubi jalar di Kuningan; Defri 2011 usahatani ubi jalar di Desa Purwasari Kabupaten Dramaga. Pendekatan ini dipilih karena sederhana dan dapat dibuat dalam bentuk linier Maryono 2008; Hutauruk 2008; Khotimah 2010. Fungsi produksi stochastic frontier dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor produksi yang mempengaruhi efisiensi teknis, dapat melihat efisiensi teknis usahatani dari sisi input, dan efek inefisiensi yang berkaitan Maryono 2008; Hutauruk 2008. Dengan menggunakan fungsi produksi stochastic frontier peneliti dapat mengetahui faktor produksi apa saja yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani serta bagaimana pengaruhnya terhadap usahatani. Model yang digunakan adalah model fungsi Stochastic Production Frontier Cobb-Douglas menggunakan parameter pendugaan Maximum Likelihood Estimated MLE Haryani 2009; Khotimah 2010; Prayoga 2010. Salah satu keuntungan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah jumlah elastisitas dari masing-masing faktor produksi yang diduga merupakan pendugaan skala usaha return to scale Maryono 2008. Parameter MLE digunakan untuk menggambarkan hubungan antara produksi maksimum yang dapat dicapai dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada. Faktor-faktor produksi yang dimaksud antara lain lahan, modal, tenaga kerja, dan manajemen atau 17 pengelolaan. Selain itu, fungsi produksi yang diestimasi menggunakan parameter pendugaan Maximum Likelihood Estimation MLE dapat mengidentifikasi faktor produksi juga dapat melihat efisiensi teknis petani dan efek inefisiensi yang berkaitan Sukiyono 2005; Hutauruk 2008; Haryani 2009. Untuk menduga output produksi suatu usahatani, diperlukan variabel- variabel faktor produksi tertentu. Beberapa variabel yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya antara lain luas lahan, jumlah benihbibit, jumlah pupuk urea, jumlah tenaga kerja dalam keluarga, jumlah tenaga kerja luar keluarga, pestisida Sukiyono 2005; Hutauruk 2008; Maryono 2008; Haryani 2009; Nurmala 2011, pupuk daun, pupuk kandang Sukiyono 2005; Khotimah 2010, dan nilai pengeluaran untuk irigasi pompa Haryani 2009. Menurut Hutauruk 2008; Maryono 2008; dan Haryani 2009, variabel yang berpengaruh nyata terhadap fungsi produksi usahatani padi antara lain luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk urea, jumlah pupuk KCl, jumlah tenaga kerja luar dan dalam keluarga. Untuk obat hama penyakit menunjukkan hasil berbeda. Hasil penelitian Maryono 2008 menunjukkan obat hama penyakit berpengaruh nyata namun pada penelitian Hutauruk 2008 jumlah obat cair tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Pada usahatani cabai merah oleh Sukiyono 2005, faktor penduga fungsi produksi frontier Cobb-douglas yang berpengaruh positif nyata adalah lahan, urea, KCL, dan pupuk kandang, sedangkan pupuk TSP dan tenaga kerja berpengaruh negatif nyata, serta pestisida dan benih tidak berpengaruh nyata. Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar adalah pupuk kandang, tenaga kerja, dan penggunaan pupuk KCL. Sedangkan yang tidak berpengaruh nyata adalah bibit, pupuk urea, dan TSP Nurmala 2011. Penggunaan model stochastic frontier dimungkinkan untuk menduga ketidakefisienan suatu proses produksi tanpa mengabaikan galat dari modelnya Sukiyono 2005. Dengan menggunakan model stochastic frontier, tidak diperlukan pembagian sampel. Pengukuran inefisiensi teknis dilakukan regresi secara terpisah. Dalam interpretasi hasil pengukuran dengan model stochastic 18 frontier, nilai tingkat inefisiensi merupakan nilai inefisiensi relatif yang diasumsikan paling efisien 6 .

2.3. Tinjauan Empiris Efisiensi dan Inefisiensi Teknis