akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan saham yang diterbitkan.
b. Pendekatan Teknikal Pendekatan ini didasarkan pada data perubahan harga saham di
masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para analis memperkirakan
pergesaran supply dan demand dalam jangka pendek, serta mereka berusaha untuk mengabaikan risiko dan pertumbuhan earning
dalam menentukan barometer dari supply dan demand. Pendekatan ini lebih mudah dan cepat dibandingkan analisis pendekatan
fundamental, karena dapat secara simultan diterapkan pada beberapa saham. Analisis teknikal mendasarkan diri pada premis
bahwa harga saham tergantung pada supply dan demand saham itu sendiri. Data finansial historis yang tergambar pada diagram
dipelajari untuk mendapatkan suatu pola yang berarti dan menggunakan pola tersebut untuk memprediksi harga saham di
masa mendatang, serta untuk memperkirakan pergerakan individual saham maupun pergerakan market index.
C. Indeks Saham Syariah Indonesia ISSI
ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI. Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham
syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah DES. Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali Mei dan
November dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru
tercatat atau dihapuskan dari DES. Metode perhitungan indeks ISSI menggunakan rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Tahun
dasar yang digunakan dalam perhitungan ISSI adalah awal penerbitan DES yaitu Desember 2007. Indeks ISSI diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011.
9
Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah islam. Usaha-usaha
berikut dikeluarkan dalam perhitungan saham syariah, antara lain: 1 Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi.
2 Usaha lembaga keuangan yang konvesioanal mengandung unsur riba.
3 Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.
4 Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Sedangkan kriteria saham yang masuk kategori saham syariah adalah:
10
1 Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana diuraikan di atas.
9
IDX “Saham
Syariah Indonesia
ISSI”, http:www.idx.co.idid-
idberandaprodukdanlayananpasarsyariahindexsahamsyariah.aspx , diakses 30 Agustus 2016.
10
Indonesia Stock Exchange, Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, h.12-13.
2 Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang jasa dan perdagangan dengan penawaran dan
permintaan palsu. 3 Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
a Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 hutang yang berbasis bunga
dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45:55. b Total bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan revenue tidak lebih dari 10.
D. FTSE Bursa Malaysia
Pada tahun 2006 FTSE Group dan Bursa Malaysia bekerja sama untuk menyediakan berbagai indeks untuk pasar modal Malaysia. FTSE Bursa
Malaysia Index Series berisi berbagai indeks yang real-time, mencakup semua perusahaan yang memenuhi syarat serta terdaftar di Bursa Malaysia
dan ACE Pasar. Indeks ini terdiri dari beberapa bagian dari yang terbesar, menengah, kecil dan syariah. Saat ini FTSE Bursa Malaysia memiliki
beberapa indeks antara lain: 1. FTSE Bursa Malaysia EMAS Index FBMEMAS, konstituen dari
100 indeks teratas FTSE Bursa Malaysia dan FTSE Bursa Malaysia Small Cap Index
. 2. FTSE Bursa Malaysia EMAS Industry Indices yaitu, indeks yang
terdiri dari 10 Industri, 19 super sektors dan 39 Sektor.