Indeks Harga Saham Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap harga saham syariah di Indonesia dan Malaysia periode Mei 2011 – Desember 2015

akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan saham yang diterbitkan. b. Pendekatan Teknikal Pendekatan ini didasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para analis memperkirakan pergesaran supply dan demand dalam jangka pendek, serta mereka berusaha untuk mengabaikan risiko dan pertumbuhan earning dalam menentukan barometer dari supply dan demand. Pendekatan ini lebih mudah dan cepat dibandingkan analisis pendekatan fundamental, karena dapat secara simultan diterapkan pada beberapa saham. Analisis teknikal mendasarkan diri pada premis bahwa harga saham tergantung pada supply dan demand saham itu sendiri. Data finansial historis yang tergambar pada diagram dipelajari untuk mendapatkan suatu pola yang berarti dan menggunakan pola tersebut untuk memprediksi harga saham di masa mendatang, serta untuk memperkirakan pergerakan individual saham maupun pergerakan market index.

C. Indeks Saham Syariah Indonesia ISSI

ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI. Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah DES. Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali Mei dan November dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari DES. Metode perhitungan indeks ISSI menggunakan rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam perhitungan ISSI adalah awal penerbitan DES yaitu Desember 2007. Indeks ISSI diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011. 9 Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah islam. Usaha-usaha berikut dikeluarkan dalam perhitungan saham syariah, antara lain: 1 Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi. 2 Usaha lembaga keuangan yang konvesioanal mengandung unsur riba. 3 Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. 4 Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Sedangkan kriteria saham yang masuk kategori saham syariah adalah: 10 1 Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana diuraikan di atas. 9 IDX “Saham Syariah Indonesia ISSI”, http:www.idx.co.idid- idberandaprodukdanlayananpasarsyariahindexsahamsyariah.aspx , diakses 30 Agustus 2016. 10 Indonesia Stock Exchange, Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, h.12-13. 2 Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu. 3 Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut: a Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45:55. b Total bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan revenue tidak lebih dari 10.

D. FTSE Bursa Malaysia

Pada tahun 2006 FTSE Group dan Bursa Malaysia bekerja sama untuk menyediakan berbagai indeks untuk pasar modal Malaysia. FTSE Bursa Malaysia Index Series berisi berbagai indeks yang real-time, mencakup semua perusahaan yang memenuhi syarat serta terdaftar di Bursa Malaysia dan ACE Pasar. Indeks ini terdiri dari beberapa bagian dari yang terbesar, menengah, kecil dan syariah. Saat ini FTSE Bursa Malaysia memiliki beberapa indeks antara lain: 1. FTSE Bursa Malaysia EMAS Index FBMEMAS, konstituen dari 100 indeks teratas FTSE Bursa Malaysia dan FTSE Bursa Malaysia Small Cap Index . 2. FTSE Bursa Malaysia EMAS Industry Indices yaitu, indeks yang terdiri dari 10 Industri, 19 super sektors dan 39 Sektor.

Dokumen yang terkait

Analisis integrasi indeks harga saham syariah pada pasar modal syariah Indonesia, Malaysia, Cina dan Jepang: Periode pengamatan Mei 2011-Desember 2014

1 18 100

Analisis Integrasi Indeks Harga Saham Syariah Pada Pasar Modal Syariah Indonesia,Malaysia,Cina dan Jepang (Periode Pengamatan Mei 2011-Desember 2014)

2 21 100

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Periode 2003-2012.

0 3 52

Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan IHSG Terhadap Return Pasar ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia): Studi Kasus: Bursa Efek Indonesia (BEI)Periode Juni 2011 – Mei 2015

1 11 127

Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Periode Mei 2011 – Mei 2016)

3 18 121

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP PERMINTAAN REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE 2001 - 2011

0 3 18

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN.

0 0 11

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap return saham perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic index periode 2011-2015.

1 1 116

Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (Periode Mei 2011-September 2015 Dengan Model ECM)

0 0 15

ANALISIS INTEGRASI INDEKS HARGA SAHAM SYARIAH PADA PASAR MODAL SYARIAH INDONESIA, MALAYSIA, CHINA, DAN JEPANG (Periode Mei 2011 – Desember 2016) - Raden Intan Repository

0 0 162