Pengaruh Nilai Tukar Kurs terhadap ISSI dan FBMS
0.001061 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari tingkat α = 5. Dapat disimpulkan apabila jumlah uang beredar
naik sebesar 1 maka harga saham FBMS akan mengalami kenaikan sebesar 0.001061
. C.
Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan uji hipotesis di atas dalam jangka pendek inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham ISSI dan FBMS.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian I Putu Marta Edi Kusuma dan Ida Bagus Badjra 2016 yang menyatakan bahwa inflasi tidak
memilki pengaruh yang signifikan terhadap IHSG. Berdasarkan data inflasi, rata-rata inflasi kedua negara selama periode penelitian termasuk
dalam tingkat inflasi yang ringan, sehingga dalam jangka pendek pasar masih bisa menerima tingkat inflasi dibawah 10.
Dalam jangka panjang inflasi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap harga saham ISSI penelitiian ini sesuai dengan penelitian Neny
Mulyani 2014 yang menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap JII. Sedangkan dalam jangka panjang inflasi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham FBMS. Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zainuddin Iba
dan Aditya Wardhana 2012 yang menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap harga saham. Perbedaan hasil
penelitian ini dikarenakan rata-rata inflasi Indonesia pada periode penelitian termasuk ke dalam ketegori inflasi ringan yaitu 5.7. Dampak
inflasi ringan ini mendorong pengusaha di Indonesia untuk lebih meningkatkan produksinya, karena dengan kenaikan harga yang terjadi
pengusaha akan mendapat lebih banyak keuntungan yang berdampak pada meningkatnya harga saham. Sedangkan rata-rata inflasi Malaysia pada
periode penelitian ini berada dikisaran 2.4 dan merupakan inflasi yang rendah dalam jangka panjang. Inflasi yang terlalu rendah dapat membuat
pertumbuhan ekonomi menjadi lamban dan berdampak pada menurunnya harga saham.
Suku bunga the fed tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hargas saham ISSI dan FBMS dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Guardian Muhammad, dkk 2015 yang menyatakan bahwa suku bunga the fed tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap value perdagangan saham dan frekuensi perdagangan saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam
jangka panjang maupun dalam jangka pendek suku bunga the fed tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham ISSI dan
FBMS. Hasil penelitian mengindikasikan terjadinya informasi asimetris pada investor dalam menerima informasi perubahan suku bunga the fed
dan investor cenderung lebih memperhatikan variabel makroekonomi domestik negaranya dibandingkan dengan variabel makroekonomi luar
negeri sebagai perrtimbangan dalam melakukan investasi. Dalam jangka pendek suku bunga domestik memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap harga saham FBMS. Hasil penelitian ini sesusai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Susiloa, dkk 2015 yang menyatakan bahwa sensitivitas suku bunga berpengaruh signifikan positif
terhadap harga saham. Suku bunga domestik tidak memilki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham ISSI dalam jangka pendek dan panjang,
dalam jangka panjang suku bunga domestik tidak memiliki pengaruh terhadap harga sama FBMS. Penelitian ini sesuai dengan penilitian yang
dilakukan Steven Sugiarto Lawrence 2013 yang menyatakan bahwa suku bunga SBI tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IHSG.
Perbedaan penelitian ini karena tingkat suku bunga negara Malaysia lebih rendah dibandingkan Indonesia, rata-rata tingkat suku bunga Malaysia
pada periode penelitian 3.3, sehingga ketika tingkat suku bunga domestik Malaysia mengalami kenaikan, kenaikannya tidak terlalu besar.
Oleh sebab itu, ketika suku bunga naik investor tetap memilih menginvestasikan dananya pada saham karena dipandang lebih
menguntungkan. Dalam jangka panjang suku bunga domestik tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham FBMS, dan dalam jangka
pendek dan panjang suku bunga domestik tidak berpengaruh terhadap harga saham ISSI. Hal ini dapat disebabkan kerena tipe investor Indonesia
dan Malaysia merupakan tipe investor yang senang melakukan investasi saham untuk spekulan, sehingga investor lebih senang melakukan aksi
profit taking dengan harapan memperoleh capital again yang cukup tinggi
di pasar modal dibandingkan berinvestasi dalam SBI. Selain itu, dikarenakan tingkat suku bunga domestik Malaysia yang rendah membuat