Uji Linearitas Uji Stasioneritas

Dalam penelitian ini, uji kointegrasi dilakukan dengan menggunakan metode Johansen’s Cointegration Test. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai trace statistic dengan nilai critical value . Apabila nilai trace statistic lebih besar dari nilai critical value maka terjadi kointegrasi. Jika nilai trace statistic lebih kecil dari nilai critical value maka tidak terjadi kointegrasi. Selian itu dapat juga membandingkan max eigen statistic dengan critical value, apabila nilai max eigen statistic lebih besar dari nilai critical value maka terjadi kointegrasi, begitupun sebaliknya.

5. Uji Asumsi Klasik

Persamaan yang baik adalah persamaan yang memenuhi kaidah BLUE Best Linear Unbiased Estimator. Agar suatu persamaan dapat dikategorikan memenuhi kaidah BLUE, maka data yang digunakan harus memenuhi beberapa asumsi yang sering dikenal dengan istilah asumsi klasik. Uji asumsi klasik mencakup uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antara variabel independen. 4 Multikolinearitas terjadi karena nilai R 2 tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak signifikan. Dalam penelitian ini, pengujian multikolinearitas dilakukan dengan cara menguji koefisien korelasi r antara variabel independen yang 4 Wing Wahyu Winarno, Ekonometrikan dan Statiska dengan Eviews, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Pecetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2007, h.5.1. dilihat dari matriks korelasi. Jika koefisein korelasi cukup tinggi di atas 0.80 umumnya, maka diduga ada multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi kurang dari 0.8 maka tidak terjadi mutlikolinearitas.

b. Uji Autokeralasi

Uji autokorelasi dimaksud untuk menguji apakah ada korelasi antara anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Pada penelitian ini, untuk menditeksi ada atau tidaknya gejala autokorelasi menggunakan uji Breusch-Godfrey. Nama lain uji BG adalah uji Lagrange Multiplier. Pada uji Lagrange Multiplier pengambilan keputusan dilihat dari nilai probability Chi Square. Jika Probabilitas Chi-Square 0.05 maka terjadi autokorelasi Jika probabilitas Chi- Square 0.05 maka tidak terjadi autokorelasi

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual pengamatan yang satu ke pengamatan lainnya. Apabila timbul ketidaksamaan varian, maka terdapat masalah heteroskedastisitas. Apabila muncul gejala heteroskedastisitas, maka persamaan yang dihasilkan bukanlah persamaan yang bersifat BLUE. 5 Dalam penelitian ini untuk menditeksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas digunakan uji White White’s General Heteroskedasticity Test . Uji White menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel independennya terdiri atas variabel independen yang sudah ada, ditambah dengan kuadarat variabel independen, ditambah lagi dengan perkalian dua variabel independen. Di mana keputusan ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dari nilai ObsR Square Ho = tidak ada heteroskedastisitas Ha = ada heteroskedastisitas Kriteria Uji White: Bila Probabilitas ObsR Square .0.05 = Ho ditolak, artimya terjadi heteroskedastisitas Bila Probabilitas ObsR Square 0.05 = Ho diterima, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas.

6. Uji Error Corection Model ECM

Error Corection Model ECM merupakan model ekonometrika dinamik. Model dinamik merupakan salah satu model yang penting dalam pembentukkan model ekonometri dan analisisnya. Hal ini karena sebagian besar analisis ekonomi berkaitan erat dengan analisis 5 Fridayana Yudiaatmaja, Analisis Regresi Dengan Menggunakan Aplikasi Komputer dan SPSS, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, h.82.

Dokumen yang terkait

Analisis integrasi indeks harga saham syariah pada pasar modal syariah Indonesia, Malaysia, Cina dan Jepang: Periode pengamatan Mei 2011-Desember 2014

1 18 100

Analisis Integrasi Indeks Harga Saham Syariah Pada Pasar Modal Syariah Indonesia,Malaysia,Cina dan Jepang (Periode Pengamatan Mei 2011-Desember 2014)

2 21 100

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Periode 2003-2012.

0 3 52

Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan IHSG Terhadap Return Pasar ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia): Studi Kasus: Bursa Efek Indonesia (BEI)Periode Juni 2011 – Mei 2015

1 11 127

Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Periode Mei 2011 – Mei 2016)

3 18 121

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP PERMINTAAN REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE 2001 - 2011

0 3 18

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN.

0 0 11

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap return saham perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic index periode 2011-2015.

1 1 116

Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (Periode Mei 2011-September 2015 Dengan Model ECM)

0 0 15

ANALISIS INTEGRASI INDEKS HARGA SAHAM SYARIAH PADA PASAR MODAL SYARIAH INDONESIA, MALAYSIA, CHINA, DAN JEPANG (Periode Mei 2011 – Desember 2016) - Raden Intan Repository

0 0 162