beragam pada tingkat pendapatan tinggi hingga rendah. Namun pada sektor formal juga cukup dominan pada tingkat pendapatan rendah.
Gambar 28. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Pola
Kegiatan Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011
Data persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan dan pola kegiatan usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 28.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada pola kegiatan setiap hari, tingkat pendapatan usaha beragam pada tingkat pendapatan tinggi hingga rendah.
Sebaliknya pada pola kegiatan akhir pekan seluruhnya termasuk ke dalam tingkat pendapatan rendah.
6.2 Pendapatan Homestay
Pendapatan homestay di Pulau Pramuka cukup bervariasi dan tidak menentu. Hal ini karena kunjungan wisatawan yang masih bersifat siklikal.
Beberapa homestay terutama homestay yang bersifat informal bahkan tidak selalu mendapatkan tamu dalam satu bulan. Rata-rata pendapatan homestay di
Pulau Pramuka berkisar Rp 7.200.000,00bulan, dimana pendapatan tersebut masih berupa pendapatan kotor. Sebaliknya sebelum pariwisata berkembang,
pendapatan homestay rata-rata Rp 700.000,00bulan bahkan bisa kurang dari rata- rata tersebut.
Homestay yang tergolong kecil dengan jumlah bangunan yang dimiliki
satu buah dan kisaran luas lahan satu kaveling 12 x 15 m umumnya memiliki pendapatan antara Rp 1.000.000,00
– Rp 5.000.000,00bulan. Homestay yang tergolong besar dengan jumlah bangunan lebih dari satu buah dan kisaran luas
74.1
21.0 1.2
3.7 0.0
10.0 20.0
30.0 40.0
50.0 60.0
70.0 80.0
Setiap Hari Akhir Pekan
Tingkat Pendapatan Rendah Tingkat Pendapatan Sedang
Tingkat Pendapatan Tinggi
lahan dua hingga empat kaveling umumnya memiliki pendapatan antara Rp 6.000.000,00
– Rp 15.000.000,00bulan. Bahkan di bulan-bulan tertentu dimana musim kunjungan wisatawan memuncak seperti pada tahun baru,
Idul Adha, lebaran, hari kemerdekaan Indonesia, dan hari libur lainnya, beberapa homestay
besar tersebut mencapai pendapatan diantara Rp 20.000.000,00 hingga Rp 50.000.000,00bulan. Pada homestay formal rata-rata pendapatan per bulan
mencapai Rp 16.000.000,00 – Rp 33.000.000,00bulan.
Di beberapa homestay informal, terdapat sistem bagi hasil bagi para pengelola homestay yang dipercayakan oleh para pemiliknya. Umumnya dari tarif
sekitar Rp 300.000,00kamar atau Rp 350.000,00kamar, para pengelola mendapat imbalan sebesar Rp 50.000,00
– Rp 100.000,00kamar dan sisanya Rp 50.000,00 – Rp 100.000,00 merupakan biaya operasional seperti laundry, pengisian air
galon, pembayaran listrik, pembelian pembersih ruangan dan sebagainya. Selain mendapatkan imbalan tersebut, beberapa pengelola juga mendapatkan upah
dengan rata-rata sekitar Rp 500.000,00 – Rp 600.000,00bulan. Para pekerja
homestay di sektor formal umumnya mendapat upah antara Rp 600.000,00
– Rp 1.000.000,00bulan. Sejauh ini tidak semua homestay melakukan pembukuan
keuangan maupun pencatatan penghuni homestay. Hanya homestay formal yang melakukan pencatatan tersebut, dan beberapa homestay informal juga melakukan
pencatatan meskipun masih dengan cara yang sederhana. Pendapatan suatu homestay secara langsung maupun tidak langsung
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah 1 tipe bangunan, 2 tarif homestay
, 3 jarak dari dermaga, 4 kapasitas ruangan, 5 fasilitas, 6 promosi dan kerjasama dengan pihak tertentu. Homestay di Pulau Pramuka terdiri dari dua
tipe bangunan yaitu tipe bangunan per kamar dan tipe bangunan rumah, sehingga perbedaan tipe bangunan tersebut turut membedakan tarif yang dipasang. Tipe
bangunan per kamar umumnya dipatok dengan tarif Rp 350.000,00malam sedangkan tipe bangunan rumah berkisar pada harga Rp 400.000,00
– Rp 500.000,00malam, tergantung kapasitas bangunan tersebut. Tipe bangunan per kamar umumnya memiliki kapasitas dua hingga empat orang, meskipun
kadang-kadang ada pula yang memperbolehkan hingga enam orang per kamar karena kamar yang disediakan cukup luas. Tipe bangunan rumah umumnya
memiliki kapasitas tujuh hingga sepuluh orang bahkan lebih tergantung luas bangunan dari rumah tersebut. Beberapa homestay yang sifatnya informal, dapat
ditawar dalam hal tarif terutama pada hari-hari biasa weekday sehingga harganya bisa berkisar pada Rp 75.000,00
– Rp 250.000,00malam. Berikut adalah kutipan yang disampaikan salah satu pemilik homestay di Pulau Pramuka :
“yaa, harganya sih sebenernya bisa ditawar, tapi kalau weekday aja, kalau weekend kita pasang tarif standar. Apalagi kan yang
biasanya dateng kesini tuh kebanyakan mahasiswa, mereka biasa maunya yang murah-murah, satu kamar aja kadang sampai
dipakai melebihi kapasitas, desak-desakan gitu. Biasanya kalau gitu ya kita kasih charge extra bed. Kita tau lah mahasiswa kan
sama aja kayak anak sekolahan, kasian juga. Buat kitanya juga daripada ga ada pemasukan sama sekali yang mending kita kasih
harga miring aja. Siapa tau ntar mereka bawa tamu ke kita lagi pas balik lagi ke pulau
” Hrt, 40 tahun. Namun untuk homestay yang bersifat formal memiliki SIUK tarif tersebut tidak
dapat ditawar karena biaya per kamar sudah termasuk pajak 10 persen. Pada saat akhir pekan maupun hari libur tertentu tidak jarang beberapa homestay juga turut
menaikan tarif homestay mereka yaitu sekitar Rp 50.000,00 hingga Rp 100.000,00 dari harga standar.
Jarak dari dermaga juga turut mempengaruhi tingkat pendapatan, semakin dekat jarak homestay dengan dermaga, umumnya semakin sering tamu memilih
menginap di homestay tersebut, sehingga pendapatan yang diterima juga cenderung besar. Seperti yang diungkapkan salah satu pengelola homestay sebagai
berikut : “Mau weekday maupun weekend biasanya yang pasti keisi itu
homestay jajaran depan dulu atau yang dipinggir-pinggir dermaga, soalnya letaknya paling strategis dan mudah dicari
wisatawan. Orang pasti milihnya yang dekat dengan pantai atau dermaga biar bisa melihat pemandangan.
” Tgh, 51 tahun. Lama homestay tersebut berdiri juga turut mempengaruhi tingkat hunian yang
berdampak pada tingkat pendapatan. Homestay yang sudah berdiri lebih lama umumnya sudah banyak dikenal para wisatawan ataupun biro perjalanan travel
agent dari luar, sehingga mereka yang kembali datang ke Pulau Pramuka ada
pula yang kembali menggunakan homestay tersebut. Hal ini karena mereka sudah
merasa nyaman ataupun mengenal pengelola homestay tersebut, seperti yang diungkapkan salah satu pengelola homestay :
“Beberapa dari tamu kami memang sudah langganan datang ke homestay kami, soalnya mereka menyukai fasilitas yang kami
berikan dan beberapa diantaranya memang sudah kenal. Ada juga beberapa travel luar yang suka memakai homestay kami sehingga
mereka sering memesan kamar untuk para tamu mereka”Adw, 24 tahun.
Kapasitas dari bangunan homestay juga mempengaruhi tingkat pendapatan homestay
. Beberapa wisatawan umumnya datang secara berkelompok rombongan dan kadang-kadang dengan jumlah yang cukup besar, sehingga
mereka mencari homestay yang dapat menampung semua rombongan tersebut. Bila tidak memungkinkan menampung seluruhnya, maka wisatawan tersebut akan
memesan homestay yang masih berdekatan dengan homestay tersebut. Data homestay
dengan kapasitas besar di Pulau Pramuka ditunjukkan dalam Tabel 13. Berdasarkan data pada Tabel 13 tersebut, dapat dilihat bahwa beberapa homestay
dapat menampung wisatawan dalam satu lahan yang dibangun, yaitu homestay VDM, WDG, VIW, WTN dan DPN. Sebaliknya beberapa homestay dapat
menginapkan tamu-tamu mereka di beberapa lokasi dimana homestay tersebut dibangun. Fasilitas yang diberikan homestay secara langsung juga turut
mempengaruhi wisatawan untuk menginap di tempat tersebut yang nantinya dapat berpengaruh terhadap pendapatan. Udara yang kerap panas membuat wisatawan
umumnya mencari fasilitas terutama AC dan kipas angin, juga fasilitas lain yang dapat memberi kenyamanan bagi para wisatawan seperti teras atau tempat duduk
dengan pemandangan langsung ke laut. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh pemilik maupun pengelola
homestay juga turut mempengaruhi tingkat hunian yang dapat berdampak pada
pendapatan mereka. Hanya sedikit homestay yang melakukan promosi melalui media internet, dimana promosi tersebut dibantu oleh situs Pulau Seribu.net.
Bahkan salah satu homestay formal yaitu VDM pun hingga saat ini belum memiliki website. Promosi homestay yang dilakukan sejauh ini umumnya dengan
menaruh papan nama homestay beserta contact person yang dapat dihubungi. Meskipun ada pula beberapa pemilik homestay yang belum memasang papan
nama homestay mereka, sehingga tidak semua wisatawan menyadari keberadaan homestay
mereka. Biasanya wisatawan mengetahui adanya homestay yang belum dipasang papan nama, melalui penduduk setempat.
Tabel 13. Homestay dengan Kapasitas Besar di Pulau Pramuka Tahun 2011
No. Nama Homestay
Tipe Bangunan Deskripsi
1. VDM
Bangunan Per Kamar 5 Bangunan, 10 Kamar
2. WDG
Bangunan Per Kamar 1 Bangunan, 12 Kamar
3. MTR 1
MTR 2 MTR 3
Bangunan Rumah Bangunan Rumah
Bangunan Per Kamar 1 Bangunan, 1 Pintu, 2 Kamar
1 Bangunan, 2 Kamar 1 Bangunan, 4 Kamar
4. TGL 1
TGLl 2 TGL 3
SFR Bangunan Per Kamar
Bangunan Per Kamar Bangunan Per Kamar
Bangunan Per Kamar 1 Bangunan, 3 Kamar
2 Bangunan, 4 Kamar 1 Bangunan, 3 Kamar
1 Bangunan, 4 Kamar 5.
AGL 1 AGL 2
AGL 3 Bangunan Rumah
Bangunan Rumah Bangunan Rumah
1 Bangunan, 1 Pintu 1 Bangunan, 2 Kamar
1 Bangunan, 1 Pintu, 3 Kamar 6.
VIW Bangunan Rumah
3 Bangunan, 7 Kamar 7.
MGA 1 MGA 2
MGA 3 Bangunan Rumah
Bangunan Per Kamar Bangunan Per Kamar
1 Bangunan, 1 Pintu, 3 Kamar 1 Bangunan, 5 Kamar
1 Bangunan, 2 Kamar 8.
LLD 1 LLD 2
Bangunan Rumah Bangunan Per Kamar
1 Bangunan, 1 Pintu, 2 Kamar 1 Bangunan, 3 Kamar
9. DPN
Bangunan Per Kamar 1 Bangunan, 6 Kamar
10. WTN
Bangunan Rumah 3 Bangunan
Sumber : Hasil survai lapang penelitian.
Promosi juga dilakukan melalui word of mouth yang dilakukan para wisatawan yang pernah menginap di homestay tersebut, termasuk juga dari
penduduk pulau yang memberi tahu adanya homestay tersebut. Ada pula mereka yang melakukan promosi melalui media internet seperti facebook dan melakukan
kerjasama dengan biro perjalanan travel agent ataupun penduduk setempat. Bagi biro perjalanan ataupun penduduk setempat yang dapat membawa tamu ke
homestay tersebut umumnya mendapat imbalan Rp 50.000,00kamar.
6.3 Pendapatan Pedagang