bahwa terdapat 49,4 persen responden yang merupakan penduduk asli yang berusaha atau bekerja dengan pola setiap hari, dan terdapat 13,6 persen
responden penduduk asli yang berusaha atau bekerja dengan pola setiap akhir pekan. Sebaliknya terdapat sekitar 29,6 persen responden penduduk pendatang
yang berusaha atau bekerja dengan pola kegiatan setiap hari dan terdapat 7,4 persen responden pendatang yang berusaha atau bekerja dengan pola kegiatan
pada akhir pekan.
Gambar 12. Grafik Persentase Responden Menurut Asal Penduduk dan Pola Kegiatan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011
5.2.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan pemanfaat peluang usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah bila pemanfaat peluang tidak
sekolah atau tidak menamatkan pendidikan SD, sedang bila pemanfaat peluang tamat pendidikan SD atau tamat pendidikan SMP, dan tinggi bila pemanfaat
peluang tamat SMA atau tamat perguruan tinggi. Dari 81 responden yang diwawancarai, sebanyak 65,4 persen responden tergolong ke dalam tingkat
pendidikan tinggi, 32,1 persen responden tergolong ke dalam tingkat pendidikan sedang dan 2,5 persen responden tergolong ke dalam tingkat pendidikan rendah.
Persentase responden menurut tingkat pendidikan dan jenis kegiatan usaha pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 13. Berdasarkan data pada
Gambar 13, dapat dilihat bahwa baik sektor jasa maupun homestay cenderung dimanfaatkan oleh pengusaha dan pekerja pada tingkat pendidikan tinggi, secara
stratifikasi sosial juga dapat digolongkan ke dalam strata tinggi karena rata-rata
49.4 13.6
29.6 7.4
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0
Tiap Hari Weekend
Pola Kegiatan Asli
Pendatang
pemanfaat peluang usaha dan kerja tersebut merupakan tamatan SMA dan beberapa diantaranya merupakan tamatan perguruan tinggi.
Pada sektor rumah makan dan transportasi jumlah pemanfaat relatif seimbang antara tingkat pendidikan tinggi dan tingkat pendidikan sedang.
Sebaliknya pada sektor pedagang, peluang usaha dan kerja cenderung dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan sedang yaitu
tamatan SD dan SMP. Secara stratifikasi sosial dapat dikatakan bahwa sektor pedagang dapat dimanfaatkan oleh pemanfaat dalam strata sedang. Berdasarkan
pada kecenderungan penyerapan tenaga kerja, sektor pedagang dan jasa menyerap semua level pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sektor pedagang dan
jasa dapat dimanfaatkan oleh semua strata pendidikan. Selain itu, dengan melihat kecenderungan pada Gambar 13, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat yang
memanfaatkan peluang usaha dan kerja di pariwisata umumnya berpendidikan SMA ataupun Perguruan Tinggi. Bila dilihat berdasarkan stratifikasi sosial
menggunakan ukuran ilmu pengetahuan dimana ukuran ilmu pengetahuan dilihat berdasarkan jenjang pendidikan yang ditempuh, maka dapat dikatakan bahwa
pemanfaat peluang usaha dan kerja di pariwisata umumnya adalah pemanfaat yang berada pada strata pendidikan tinggi.
Gambar 13. Grafik Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kegiatan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011
Data persentase responden menurut tingkat pendidikan dan sifat kegiatan usaha pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 14. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa pemanfaat peluang usaha dan kerja pada sektor formal umumnya adalah mereka yang tergolong ke dalam tingkat pendidikan tinggi dan
4.9 3.7
8.6 33.3
14.8 11.1
2.5 7.4
7.4 3.7
1.2 0.0
0.0 1.2
0.0 0.0
5.0 10.0
15.0 20.0
25.0 30.0
35.0
Pedagang R. Makan
Transportasi Jasa
Homestay Jenis Kegiatan
Tinggi Sedang
Rendah
sedang, secara stratifikasi sosial dapat digolongkan ke dalam strata tinggi dan sedang. Sebaliknya pada sektor informal para pemanfaat peluang usaha dan kerja
pariwisata terdiri dari mereka yang tergolong dari tingkat pendidikan tinggi, sedang hingga rendah. Sektor informal terlihat mampu menyerap pengusaha dan
tenaga kerja di semua level pendidikan atau dapat dikatakan bahwa pariwisata pada sektor informal dapat dimanfaatkan oleh semua strata pendidikan. Pada
sektor informal terdapat 49,4 persen responden yang tergolong dalam tingkat pendidikan tinggi, 21 persen responden yang tergolong tingkat pendidikan sedang,
dan 2,5 persen responden yang tergolong tingkat pendidikan rendah. Sebaliknya pada sektor formal terdapat 16 persen responden yang tergolong tingkat
pendidikan tinggi, dan 11,1 persen responden tergolong tingkat pendidikan sedang.
Pada dasarnya para pengusaha formal pariwisata di Pulau Pramuka kurang memperhatikan tingkat pendidikan dalam hal mencari tenaga kerja. Para
pengusaha formal cenderung melihat keterampilan ataupun kemampuan sang tenaga kerja dalam usaha tersebut. Hal lain yang dapat dilihat adalah
kecenderungan para pemanfaat peluang usaha dan kerja pariwisata di sektor informal adalah mereka yang tergolong pada tingkat pendidikan tinggi atau pada
strata pendidikan tinggi.
Gambar 14. Grafik Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Sifat Kegiatan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011
Data persentase responden menurut tingkat pendidikan dan pola kegiatan usaha pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 15. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa pemanfaat peluang usaha dan kerja dengan pola kegiatan
16.0 49.4
11.1 21.0
0.0 2.5
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0
Formal Informal
Sifat Kegiatan Tinggi
Sedang Rendah
setiap hari terdiri dari beragam tingkat pendidikan dari tingkat pendidikan rendah hingga tingkat pendidikan tinggi dengan kata lain dapat dimanfaatkan oleh semua
strata pendidikan. Sebaliknya pada pola kegiatan akhir pekan, pemanfaat peluang usaha dan kerja terdiri dari mereka yang tergolong ke dalam tingkat pendidikan
sedang dan tingkat pendidikan tinggi. Mereka yang berpola kegiatan akhir pekan umumnya menjadikan usaha dan kerja pariwisata sebagai kegiatan sampingan,
dan memanfaatkan usaha di saat tingkat kunjungan wisatawan tinggi.
Gambar 15. Grafik Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Pola Kegiatan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011
5.2.3 Jenis Kelamin