Konsep Pariwisata Tinjauan Pustaka

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Pariwisata

Menurut Yoeti 1996, bila ditinjau secara etimologi pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “pari” dan “wisata”. “Pari” berarti banyak, berkali- kali, dan “wisata” berarti perjalanan, bepergian. Bila didefinisikan, Yoeti 1996 menjelaskan bahwa pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha berbisnis atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya, dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Pariwisata menurut Murphy 1985 diacu dalam Pitana dan Gayatri 2004 diartikan sebagai keseluruhan elemen-elemen terkait wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain-lain yang merupakan akibat dari perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak permanen. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 dalam Musanef 1996, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang ini. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu : 1 Unsur manusia wisatawan, 2 Unsur kegiatan perjalanan, 3 Unsur motivasi menikmati, 4 Unsur sasaran objek dan daya tarik wisata, dan 5 Unsur usaha. Berdasarkan definisi pariwisata di atas, maka terdapat beberapa faktor- faktor penting dalam konsep pariwisata. Hal tersebut diantaranya adalah adanya pergerakan orang-orang dari tempat tinggalnya ke tempat lain yang dilakukan hanya untuk sementara waktu, adanya perjalanan dimana bentuknya harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi, serta adanya orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut. Orang-orang tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut. Kegiatan pariwisata tidak terlepas dari unsur manusia yang merupakan pelaku utama yang melakukan perjalanan, adanya unsur ruang yang merupakan daerah atau ruang lingkup tempat orang melakukan perjalanan, serta unsur waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata. The International Union of Official Ttravel Organization IUTO dalam The United Nations Conference on International Travel and Tourism di Roma tahun 1983 Yoeti, 1996 memberikan batasan tentang wisatawan pengunjung dalam dua kategori, yaitu wisatawan tourist dan pelancong excursionist. Wisatawan didefinisikan sebagai pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya untuk mengisi waktu luang rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olahraga, keperluan keluarga, bisnis dan konferensi. Pelancong didefinisikan sebagai pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya, tanpa bermalam. Jika melihat sifat perjalanan dimana perjalanan wisata dilakukan, maka wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Wisatawan mancanegara adalah orang- orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal tiga bulan ke suatu negara yang bukan negeri dimana ia tinggal, sedangkan wisatawan nusantara adalah seorang penduduk yang melakukan perjalanan ke tempat selain dimana ia tinggal menetap. Perjalanan dimaksud dilakukan dalam ruang lingkup antar daerah di Indonesia, dimana yang bersangkutan tinggal dengan lama perjalanan minimal 24 jam dengan tujuan tidak untuk memperoleh upah atau nafkah Musanef, 1996.

2.1.2 Faktor Pendorong Pariwisata