Pola Penggunaan Hasil Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka

7.2 Pola Penggunaan Hasil Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka

Data persentase responden berdasarkan pola penggunaan hasil usaha pariwisata di Pulau Pramuka ditunjukkan pada Gambar 30. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang diwawancarai, sebanyak 62 persen pengusaha dan pekerja menggunakan hasil usaha untuk kebutuhan hidup sehari- hari dan tabungan. Sebanyak 32 persen pengusaha dan pekerja menggunakan hasil usaha untuk diinvestasikan kembali pada usaha pariwisata yang dijalankannya termasuk melunasi hutang kredit usaha dan hanya ada sebanyak dua persen yang menggunakan hasil usaha pariwisata untuk diinvestasikan pada usaha di luar sektor pariwisata. Sisanya sebanyak empat persen menggunakan hasil usaha untuk membeli rumah, perhiasan dan tanah. Gambar 30. Persentase Responden Berdasarkan Pola Penggunaan Hasil Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011 Pola penggunaan hasil usaha homestay rata-rata digunakan untuk pengelolaan homestay biaya operasional, ditabung dan untuk kebutuhan hidup keluarga sang pengusaha terutama untuk homestay informal. Ada pula pengusaha homestay yang menggunakan hasil usaha tersebut untuk mengembangkan usahanya di sektor pariwisata dengan mendirikan homestay baru. Sisanya ada pula pengusaha yang menggunakan hasil usaha untuk membeli tanah dan lahan sawah di daerah Jawa Tengah. Beberapa pengusaha homestay ada yang membangun homestay dengan menggunakan uang pinjaman Bank dan Kebutuhan Sehari-Hari dan Tabungan 62 Investasi untuk Usaha Pariwisata 32 Membeli Rumah, Perhiasan dan Tanah 4 Investasi untuk Usaha di Luar Sektor Pariwisata 2 menghutang ke toko material, sehingga hasil usaha homestay beberapa digunakan untuk menyicil hutang-hutang tersebut. Uang yang dipinjam ke Bank bisa mencapai Rp 10.000.000,00 – Rp 300.000.000,00, sebab untuk membangun satu buah homestay dibutuhkan modal antara Rp 100.000.000,00 hingga Rp 2.000.000.000,00, tergantung jenis bangunan, ukuran bangunan serta interior yang digunakan. Seperti yang diutarakan oleh salah seorang responden : “Saya bangun homestay pake uang pinjeman dari Bank, jadi tiap bulan penghasilan dari homestay udah pasti alokasi utamanya buat bayar cicilan pinjeman dulu. Belum lagi saya juga harus mikirin gaji pengelola dan operasional homestay, kalau pendapatan usaha lagi sepi saya terpaksa nombokin dulu dari gaji PNS saya. Saya masih belum bisa nikmatin keuntungan homestay saya, soalnya masih ada cicilan yang mesti dibayar per bulan” Tgh, 51 tahun. Alokasi hasil usaha rumah makan ada yang digunakan oleh sang pengusaha untuk mengembangkan usaha di sektor pariwisata, yaitu dengan membangun homestay sehingga usaha mereka di sektor pariwisata semakin beragam. Ada pula pengusaha rumah makan yang berencana menggunakan hasil usaha untuk membeli tanah, sehingga hasil usaha tersebut ditabung terlebih dahulu hingga akhirnya terkumpul dan dapat dibelikan tanah. Sebaliknya rata-rata penggunaan hasil usaha warung nasi umumnya digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari sang pengusaha. Alokasi hasil usaha restoran NRO selain untuk operasional restoran juga untuk diinvestasikan pada pembelian benih ikan keramba yang dimiliki perusahaan tersebut. Selain itu, para pedagang di Pulau Pramuka juga rata-rata menggunakan hasil usaha selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga untuk memperbesar usaha maupun membayar hutang- hutang kredit mereka. Namun ada pula beberapa pedagang dan warung sembako yang menggunakan keuntungannya untuk ditabung termasuk membeli tanah, rumah maupun perhiasan. Alokasi penggunaan hasil usaha jasa catering selain untuk kebutuhan hidup, ada pula yang digunakan untuk membayar cicilan peralatan masak. Sebaliknya alokasi penggunaan hasil usaha jasa penyewaan kapal selain untuk biaya perawatan kapal dan kebutuhan sehari-hari, ada pula yang menggunakan untuk mengembangkan usaha lain. Usaha yang dikembangkan oleh pengusaha jasa tersebut beberapa dilakukan dengan menginvestasikan hasil usaha di bidang pariwisata seperti membeli kapal baru, dan membeli peralatan snorkeling untuk disewakan kepada wisatawan. Selain itu, salah satu responden yang diwawancarai ada yang menggunakan hasil usaha kapal untuk diinvestasikan pada usaha kredit barang-barang elektronik yang ia miliki. Alokasi penggunaan hasil usaha jasa rental sepeda umumnya digunakan untuk perawatan dan penambahan unit sepeda baru. Selain itu, alokasi penggunaan hasil usaha jasa gerobak umumnya hanya untuk perawatan gerobak dan kebutuhan sehari-hari. Begitu pun dalam hal alokasi penggunaan hasil jasa penyewaan alat snorkeling dan diving, umumnya digunakan oleh pengusaha untuk membeli alat snorkeling maupun alat diving yang baru serta untuk biaya perawatan alat. Berdasarkan Gambar 30 juga dapat dilihat bahwa lebih dari 60 persen responden menggunakan hasil usaha dan kerja di sektor pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hidup rumahtangga mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata sangat diandalkan oleh penduduk baik penduduk asli maupun pendatang yang ada di Pulau Pramuka sebagai pendapatan utama maupun pendapatan tambahan bagi pendapatan rumahtangga mereka. Beberapa pengusaha yang menginvestasikan hasil usaha mereka untuk membangun usaha baru di sektor pariwisata memungkinkan adanya penyerapan tenaga kerja baru di sektor pariwisata. Beberapa pengusaha juga ada yang menggunakan hasil usaha tersebut untuk membeli perhiasan, rumah maupun tanah sebagai tabungan lain selain dalam bentuk uang bagi mereka.

BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG