Analisis Total Fenol Singleton Rossi 1965 diacu dalam Kalt et al. 2000
40
Kekhasan struktur flavonoid dapat dikenal melalui adanya 2 pita serapan cahaya pada wilayah ultra violet hingga cahaya tampak, yang dikenal dengan sebutan Pita I dan
Pita II. Pita II dengan serapan maksimum di antara panjang gelombang 240 285 nm
merupakan representasi dari cincin A, sedangkan Pita I dengan serapan maksimum di antara 300
500 nm merupakan representasi dari cincin B Mabry et al. 1970 diacu dalam Green 2007. Sementara itu untuk antosianin serapan maksimum untuk Pita II
dan Pita I secara berturut-turut adalah 265 hingga 275 dan 465 hingga 560 Robards Antolovich 1997 diacu dalam Green 2007. Pada ekstrak bunga teleng Pita II
kemungkinan besar ditunjukkan oleh panjang gelombang 264 dan 287 nm cincin A sistem benzoil dan Pita I ditunjukkan oleh panjang gelombang 539 dan 574 nm cincin
B- sistem sinamoil.
Gambar 10 Absorbansi ekstrak bunga teleng hasil proses ekstraksi optimal
0,2 0,4
0,6 0,8
1
200 250
300 350
400 450
500 550
600 650
700
Panjang gelombang nm A
b so
rb a
n si
264 nm
574 nm 619 nm
287 nm
539 nm
41
Jenis antosianin terbesar yang terdapat pada ekstrak bunga teleng adalah ternatin A1. Jika pada umumnya antosianin satu molekul antosianidin berikatan dengan 1 hingga
3 monosakarida, maka pada ternatin A1 satu molekul delphinidin berikatan dengan 7 glukosa Terahara et al. 1990 diacu dalam dalam Wongcharee et al. 2006. Antosianin
yang bentuk aglikonnya berikatan dengan lebih dari satu molekul glukosa disebut dengan antosianin terpoliglikosilasi dan jumlahnya dapat diperkirakan dengan membagi
nilai absorbansi pada panjang gelombang 440 nm dibagi dengan nilai absorbansi tertinggi pada cahaya tampak Brouillard et al. 1982 diacu dalam Lee et al. 2011 yang
dalam hal ini adalah 574 nm. Nilai absorbansi pada 440 nm adalah 0,079 sedangkan nilai absorbansi pada 574 nm adalah 0,19, sehingga persen antosianin terpoliglikosilasi
adalah 41,6, sedikit lebih kecil dibandingkan penelitian Lee et al. 2011 yang menghasilkan 43 .
Salah satu ciri khas antosianin bunga teleng adalah gugus glikosidanya berikatan dengan dua atau lebih asam aromatik, khususnya asam p-kumarat Terahara et al. 1990
diacu dalam dalam Wongcharee et al. 2006. Rasio antara antosianin terpoliasilasi dengan yang tidak dapat diperkirakan dengan membagi absorbansi maksimal pada
panjang gelombang 310 hingga 330 nm dengan absorbansi maksimal pada cahaya tampak. Ekstrak bunga teleng yang dihasilkan memiliki absorbansi tertinggi direntang
panjang gelombang 310-330 nm sebesar 0,792. Jika dibagi dengan 0,19 yang merupakan nilai absorbansi pada panjang gelombang 574 nm, maka diperoleh 416,8 ,
yang berarti rasio antara molekul antosianin yang terpoliasilasi dengan yang tidak sekitar 4,2 : 1. Ini jauh lebih besar dibandingkan hasil penelitian Lee et al. 2011 yang
menghasilkan rasio 236 .