Analisis Permukaan Tanggap Metode Analisis

41 Jenis antosianin terbesar yang terdapat pada ekstrak bunga teleng adalah ternatin A1. Jika pada umumnya antosianin satu molekul antosianidin berikatan dengan 1 hingga 3 monosakarida, maka pada ternatin A1 satu molekul delphinidin berikatan dengan 7 glukosa Terahara et al. 1990 diacu dalam dalam Wongcharee et al. 2006. Antosianin yang bentuk aglikonnya berikatan dengan lebih dari satu molekul glukosa disebut dengan antosianin terpoliglikosilasi dan jumlahnya dapat diperkirakan dengan membagi nilai absorbansi pada panjang gelombang 440 nm dibagi dengan nilai absorbansi tertinggi pada cahaya tampak Brouillard et al. 1982 diacu dalam Lee et al. 2011 yang dalam hal ini adalah 574 nm. Nilai absorbansi pada 440 nm adalah 0,079 sedangkan nilai absorbansi pada 574 nm adalah 0,19, sehingga persen antosianin terpoliglikosilasi adalah 41,6, sedikit lebih kecil dibandingkan penelitian Lee et al. 2011 yang menghasilkan 43 . Salah satu ciri khas antosianin bunga teleng adalah gugus glikosidanya berikatan dengan dua atau lebih asam aromatik, khususnya asam p-kumarat Terahara et al. 1990 diacu dalam dalam Wongcharee et al. 2006. Rasio antara antosianin terpoliasilasi dengan yang tidak dapat diperkirakan dengan membagi absorbansi maksimal pada panjang gelombang 310 hingga 330 nm dengan absorbansi maksimal pada cahaya tampak. Ekstrak bunga teleng yang dihasilkan memiliki absorbansi tertinggi direntang panjang gelombang 310-330 nm sebesar 0,792. Jika dibagi dengan 0,19 yang merupakan nilai absorbansi pada panjang gelombang 574 nm, maka diperoleh 416,8 , yang berarti rasio antara molekul antosianin yang terpoliasilasi dengan yang tidak sekitar 4,2 : 1. Ini jauh lebih besar dibandingkan hasil penelitian Lee et al. 2011 yang menghasilkan rasio 236 .

2. Spektrum warna ekstrak pada pH 1 hingga 14

Ekstrak bunga teleng memiliki warna yang bervariasi mengikuti pHnya, mulai dari merah pada pH 1 hingga hijau kuning pada pH 14 Gambar 11. Pada media air antosianin terdapat dalam empat struktur dengan komposisi tergantung pada pHnya Gambar 12. Keempat struktur tersebut adalah kation flavilium yang berwarna merah dan muncul dominan pada pH 1, basa kuinonoidal yang berwarna biru, pseudo karbinol atau hemiketal dan chalchone. Dua yang terakhir tidak berwarna dan muncul dominan 42 pada pH 4,5. Menurut Figueiredo et al. 1994 basa kuinonoidal terdapat dalam dua bentuk tautomer, yang masing-masing muncul dominan pada pH 4 dan pH 7. Gambar 11 Spektrum warna ekstrak bunga teleng pada pH 1 hingga 14. Gambar 12 Perubahan struktur antosianin pada berbagai pH Uji spektrofotometri ekstrak bunga teleng Gambar 13 dan Gambar 14 menunjukkan bahwa pada pH 1 dan 2 terdapat 1 puncak absorbansi pada panjang gelombang 548 nm kation flavilium. Pada pH 3 - 5 terdapat 2 puncak absorbansi yaitu -H + O + O O gly gly O H OH R 1 R 2 Kation Flavilium merah pH = 1 O O O gly gly O H O R 1 R 2 Basa kuinonoidal biru pH = 4 O O O gly gly O OH R 1 R 2 Basa kuinonoidal biru pH = 7 -H + O O O gly gly O H OH R 1 R 2 OH Hemiketal tak berwarna pH = 4.5 O O O gly gly O H OH R 1 R 2 cis-Chalcone tak berwarna pH = 4.5 O H 43 Gambar 13 Absorbansi ekstrak bunga teleng pada pH 1 hingga 7 0,5 1 1,5 2 2,5 280 340 400 460 520 580 640 700 pH 1 pH 2 pH 3 pH 4 pH 5 pH 6 pH 7 Panjang gelombang nm A b so rb a n si A