20
Tabel 6 Berbagai macam proses ekstraksi antosianin bunga teleng
Proses Ekstraksi Tujuan Ekstraksi
Referensi Bahan
baku Pelarut
Rasio pelarut : bunga mlg
pH Waktu
Suhu
o
C Penghan-
curan Penga-
dukan Paparan
Cahaya Peme-
katan
Kering air
60 tidak diatur
- ruang
X X
V X
Uji kestabilan Lee et al. 2011
Segar air +
methylparaben+prpoylp araben
40 tidak diatur
- ruang
V X
V X
Uji kestabilan Tantituvanont et
al. 2008 Kering
air, metanol, chloroform, petroleum
ether, heksana 5
tidak diatur 3 hari
ruang X
V V
V Uji sifat fungsional
Uma et al. 2009 Segar
metanol -
tidak diatur 2 hari
ruang X
V V
V Uji sifat fungsional
Vadlapudi Naidu 2010
Kering Air
10 tidak diatur
- 100
X X
V V
Uji sifat fungsional Daisy et al.
2009 Kering
air- deionisasi 20
tidak diatur 30 menit
80 X
X V
X Uji kestabilan
Sukkhamduang et al. 2011
Segar 0,1 HCl dalam
metanol sampai larutan
jernih tidak diukur
2 - 3 jam ruang
X X
X V
Identifikasi Vankar
Srivastava 2010
Kering 50 metanol + 0,1 Na
Borat, 50 metanol + 0,2 M HCl + 0,1 Na
Borat tidak diukur
1 jam ruang
X X
V X
Uji kestabilan Wongsangta et
al. 2000 Kering
Asam klorida 120:3
4,5 70 menit
- V
V X
Optimasi proses Tulyathan et al.
1993
21
hingga 52-58 . Heras-Ramirez et al. 2011 melaporkan bahwa perlakuan blansir secara signifikan dapat meningkatkan jumlah antosianin yang diekstrak dari kulit apel.
G. Metode Permukaan Tanggap Response Surface Methodology
Metode permukaan tanggap adalah kumpulan teknik statistika dan matematika yang digunakan untuk memodelkan respons yang dipengaruhi oleh 2 atau lebih faktor
variabel bebas dengan tujuan mengoptimalkan respons yang dimaksud. Kebanyakan rancangan percobaan empiris mengasumsikan bahwa faktor-faktor hanya
memberikanefek terhadap respons secara individual, dan tidak ada interaksi antara faktor-faktor tersebut. Metode permukaan tanggap mampu mengevaluasi adanya
interaksi di antara faktor. Metode permukaan tanggap telah digunakan secara luas dibidang kimia, biologi dan pertanian terapan untuk memrediksikan kondisi optimum
dari suatu sistem Liyana-Pathirana Shahidi 2005 diacu dalam Huang et al. 2010. Jika terdapat hubungan linear antara variabel bebas dengan respons, maka model
ordo 1 dapat digunakan mengikuti persamaan sebagai berikut. = o +
iXi + Dengan Y adalah respons, X adalah variabel bebas, o adalah intersep dan i
adalah koefisien linier dan adalah galat. Jika hubungan antara variabel bebas dan respons berbentuk kurva, maka model
ordo 2 merupakan model yang sesuai dengan persamaan sebagai berikut. = o +
iXi + iiX i +
ijXi Xj + Dengan Y adalah respons, Xi dan Xj adalah variabel bebas, o adalah intersep dan
i adalah koefisien linier, ii adalah koefisien kuadrat dan adalah galat. Metode disain yang sering digunakan pada Metode permukaan tanggap adalah
Central Composite Design CCD dan Box-Behnken. Metode Box-Behnken hanya dapat digunakan jika jumlah faktor yang dipelajari minimal 3, sedangkan CCD dapat
digunakan dengan jumlah faktor yang dipelajari 2 atau lebih. Pada penelitian ini akan digunakan metode Box-Behnken.
22
Dibandingkan dengan CCD, rancangan Box-Behnken lebih efisien dengan melibatkan lebih sedikit unit percobaan. Pada prinsipnya rancangan Box-Behnken
merupakan kombinasi dari rancangan faktorial 2 taraf dengan rancangan blok tak lengkap dengan menambahkan center run pada rancangannya. Misalkan hendak
dipelajari 3 faktor a, b dan c terhadap suatu respons, dan -1 mewakili taraf minimal dan 1 mewakili taraf maksimal dari setiap faktor, maka rancangan percobaan Box-Behnken
akan tampak seperti pada Tabel 7. Tabel 7 Rancangan percobaan Box-Behnken untuk 3 faktor
Ulangan a
b c
1 -1
-1 1
1 -1
1 -1
1 1
1 1
1 -1
-1 1
1 -1
1 -1
1 1
1 1
1 -1
-1 1
1 -1
1 -1
1 1
1 1
3
Kode 0 mewakili taraf tengah dari masing-masing faktor. Pada Tabel 7 tersebut terlihat bahwa untuk 3 faktor maka jumlah percobaan yang diperlukan adalah 15
percobaan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka jumlah percobaan dapat ditambah dengan menambah jumlah ulangan perlakuan center point 0,0,0 menjadi
lebih dari 3.
III. BAHAN DAN METODOLOGI
A. Bahan dan Alat
1. Bunga teleng Bunga teleng diperoleh dari tanaman bunga teleng di pekarangan di Kantor Rumah
Sains Ilma, Jalan TPU Parakan No. 148 Pamulang Tangerang Selatan. Tanaman
ini mulai ditanam pada tanggal 10 Maret 2011 pada lahan seluas 4 m
2
. 2. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini:
a. HCl pekat Brataco, Indonesia
b. 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl Merck, Germany c.
Metanol 96 Brataco, Indonesia d. Akuades
e. Folin-Ciocalteau phenol reagent Merck, Germany
f. Asam galat Merck, Germany
g. Kalium klorida Merck, Germany h. Natrium asetat Brataco, Indonesia
i. Natrium karbonat AnalaR BDH, England
3. Alat yang digunakan di dalam penelitian a.
Peralatan kaca laboratorium b. UV-Vis Spectrophotometer Genesys 10uv Thermo Electron Corporation,
USA c.
Moisture Analyzer Sartorius MA-35 d. Water-bath shaker
e. Hot plate
f. Panci kukus