Pengaruh suhu Kestabilan Antosianin

28 pH 1 dan 4,5. Larutan buffer pH 1dibuat dengan melarutkan 1,864 g kalium klorida KCl dalam 960 ml akuades. Larutan kemudian diukur dengan pH-meter dan pH diatur sehingga mencapai nilai 1 dengan menambahkan asam klorida HCl pekat. Larutan ini kemudian dipindahkan ke labu ukur 1 liter dan ditambahkan dengan akuades sampai total volum mencapai 1 liter, sehingga diperoleh larutan buffer KCl 0,025 M pH 1. Larutan buffer pH 4,5 dibuat dengan cara melarutkan 32,814 g natrium asetat CH 3 COONa dalam 960 ml akuades. Larutan kemudian diukur dengan pH-meter dan pH diatur sehingga mencapai 4,5 dengan menambahkan HCl pekat. Larutan kemudian dipindahkan ke labu ukur 1 liter dan ditambahkan dengan akuades sampai total volum sama dengan 1 liter, sehingga diperoleh larutan buffer CH 3 COONa 0,4 M pH 4,5. Sebanyak masing-masing 0,2 ml ekstrak diencerkan dengan 1,8 ml larutan buffer pH 1,0 dan larutan buffer 4,5. Absorbansi kedua sampel ini kemudian diukur pada panjang gelombang 510 nm dan 700 nm. Selisih absorbansi dihitung dengan rumus sebagai berikut : A = A 510 A 700 pH 1,0 A 510 A 700 pH 4,5 Kadar antosianin monomerik cyanidin-3-glucoside equivalents dalam mgL diperoleh dengan rumus sebagai berikut : A × MW × DF × 1000 × l MW adalah berat molekul cyanidin-3-glucoside 449,2 gmol, DF adalah faktor pengenceran, adalah absorptivitas molar dari cyanidin-3-glucoside yang nilainya sama dengan 26 900, dan l adalah lebar kuvet 1 cm.

2. Analisis Total Fenol Singleton Rossi 1965 diacu dalam Kalt et al. 2000

Penentuan kandungan total fenol dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteau dengan asam galat sebagai standar. Sebanyak 0,2 ml sampel direaksikan dengan 0,8 ml larutan Natrium karbonat 20 dan 1 ml larutan Folin-Ciocalteau. Sampel didiamkan selama 1 jam, kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 765 nm. Untuk membuat kurva kalibrasi sebanyak 0,2 ml larutan asam galat pada berbagai konsentrasi direaksikan dengan 0,8 ml larutan Natrium karbonat 20 dan 1 ml larutan Folin- 29 Ciocalteau. Kandungan total fenol dihitung sebagai Ekuivalen Asam Galat EAG dengan persamaan sebagai berikut : Total kandungan fenol mgl EAG = Absm + C Abs adalah Absorbance A, m adalah kemiringan kurva standar asam galat dan C adalah konstanta intersep. 3. Aktivitas antioksidan - DPPH radical-scavenging activity Sanchez-Moreno 2002 diacu dalam Vankar Srivastava 2010 Larutan kontrol dibuat dengan cara melarutkan 1,5 ml larutan DPPH dalam metanol dengan konsentrasi 0,001396 M dengan 0,5 ml metanol. Absorbansinya diukur pada panjang gelombang 517 nm. Sebanyak 0,1 ml ekstrak bunga teleng diencerkan dengan masing-masing 0,9 ml larutan buffer pH 1, pH 4,5 dan pH 7. Kemudian masing- masing sampel diambil sebanyak 0,1 ml dan ditambahkan dengan 1,5 ml larutan DPPH dan 0,4 ml metanol. Absorbansinya diukur pada panjang gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan dalam satuan Mol DPPH100 ml ekstrak diperoleh dengan rumus sebagai berikut : A kontrol A sampel A kontrol X mol DPPH X 10 6 X DF Dengan DF adalah faktor pengenceran, A kontrol adalah absorbansi larutan kontrol dan A sampel adalah absorbansi larutan sampel

4. Analisis Permukaan Tanggap

Untuk mempelajari pengaruh dari masing-masing faktor dalam bentuk permukaan respons permukaan tanggap data diolah dengan menggunakan software Design- Expert® Versi 8.0.7.1. Pada prinsipnya uji statistika yang dilakukan berdasarkan kepada analisis sidik ragam atau ANOVA. Taraf signifikan yang dipilih adalah 5  = 0,05. Software akan menghitung nilai p p-value dari masing-masing faktor dan interaksi antar faktor. Jika nilainya lebih kecil daripada , maka pengaruh dari faktor tersebut adalah signifikan. Berdasarkan uji signifikansi tersebut, software akan memberikan model persamaan regresi yang menghubungkan antara respons tertentu dengan semua faktor.