Optimasi proses ekstraksi antosianin bunga teleng

38 volum ekstrak dengan kadar antosianin dan total fenol adalah berbeda. Volum ekstrak mengikuti model persamaan linear dengan interaksi 2 faktor, sedangkan kadar antosianin dan total fenol mengikuti persamaan kuadratik. Selanjutnya untuk memastikan ada atau tidak adanya hubungan antara dua respons, maka dilakukan uji korelasi Lampiran 6, yang rangkumannya disajikan pada Tabel 12. Terlihat bahwa tidak ada korelasi yang kuat di antara respons. Tabel 12 Hasil uji korelasi antara volum ekstrak, kadar antosianin dan total fenol Respons yang diuji Nilai Korelasi Volum ekstrak dengan kadar antosianin Volum ekstrak dengan total fenol Kadar antosianin dengan total fenol 0,271 0,596 0,624 Dengan tidak adanya korelasi yang tinggi di antara ketiga respons, maka nilai maksimum untuk ketiganya secara bersama-sama tidak dapat dicapai. Untuk itu maka perlu dilakukan penyusunan prioritas. Kadar antosianin yang paling tinggi dipilih sebagai yang terpenting, diikuti oleh total fenol dan volum Lampiran 8. Berdasarkan prioritas ini diperoleh proses optimum yaitu blansir selama 6 menit, diikuti ekstraksi pada suhu 60 o C selama 30 menit. Untuk memverifikasi kesesuaian hasil ekstraksi pada kondisi optimum model, dilakukan proses ekstraksi pada kondisi optimum tersebut sebanyak 5 ulangan. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa karakteristik ekstrak bunga teleng hasil ekstraksi pada kondisi optimum sesuai dengan nilai yang diprediksi oleh model Tabel 13. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan air pH 4,5 sebanyak 40 ml per 10 gram bunga segar. Nilai rata-rata kadar antosianin yang diperoleh melalui proses ekstraksi optimal ini adalah 40,58 mgliter. Dengan volum ekstrak yang diperoleh yaitu 38 ml, maka kadar antosianin yang diperoleh dari 10 g bunga segar adalah 1,54 mg atau sama dengan 154 mgkg bunga segar. Ekstraksi warna antosianin bunga teleng yang dilakukan oleh Vankar Srivastava 2010 menggunakan pelarut methanol-HCl 1 menunjukkan kadar antosianin sebesar 227,42 mgkg. Jika dibandingkan dengan angka tersebut maka hasil unduhan antosianin melalui proses optimal dari penelitian ini adalah sebesar 67,8 . 39 Tabel 13 Hasil verifikasi proses ekstraksi pada kondisi optimum lama blansir 6 menit, suhu ekstraksi 60 o C dan lama ekstraksi 30 menit dengan nilai yang diprediksi sesuai model Ulangan Volum ml Antosianin mgL Total Fenol mgml 1 38,0 39,55 0,98 2 38,6 41,16 1,16 3 37,2 41,00 1,07 4 37,4 39,05 1,12 5 39,0 42,12 1,03 rata-rata 38,0 40,58 1,07 simpangan baku 0,7668 1,2536 0,0697 CV 2,02 3,09 6,50 Standard error 0,34 0,56 0,03 Confidence interval 95 0,95 1,56 0,09 Prediksi menurut model 37,32 ± 2,21 36,82 ± 8,78 1,08 ± 0,16 Pada metode yang dilakukan oleh Vankar Srivastava 2010 kelopak bunga teleng mengalami proses maserasi berkali-kali sampai kelopak bunga tersebut berwarna putih, kemudian ekstrak yang diperoleh dipekatkan untuk selanjutnya dilakukan analisis kadar antosianin. Sedangkan proses ekstraksi yang dilakukan pada penelitian ini hanya dilakukan satu kali. Ampas yang dipisahkan dari ekstrak masih memiliki warna biru yang pekat, yang dapat dikembangkan menjadi produk lain. Misalkan jika dikeringkan maka dapat diperoleh produk semacam teh seduhan yang mengandung antosianin.

B. Karakterisasi Ekstrak Bunga Teleng

1. Spektrum warna ekstrak hasil proses optimal

Spektrum warna ekstrak bunga teleng yang diekstraksi melalui proses optimum yang terpilih menunjukkan 4 panjang gelombang yang memiliki absorbansi maksimum dan 1 bahu Gambar 10. Dua di antaranya berada di wilayah ultraviolet, yaitu panjang gelombang 264 nm dan 287 nm. Ini menunjukkan bahwa ekstrak bunga teleng memiliki kemampuan sebagai tabir surya atau pelindung kulit dari cahaya ultra violet. Dua panjang gelombang maksimal yang lain beserta 1 bahu berada di wilayah cahaya tampak, yaitu panjang gelombang 574 nm, 619 nm dan 539 nm.