Antosianin Pada Bunga Teleng

III. BAHAN DAN METODOLOGI

A. Bahan dan Alat

1. Bunga teleng Bunga teleng diperoleh dari tanaman bunga teleng di pekarangan di Kantor Rumah Sains Ilma, Jalan TPU Parakan No. 148 Pamulang Tangerang Selatan. Tanaman ini mulai ditanam pada tanggal 10 Maret 2011 pada lahan seluas 4 m 2 . 2. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini: a. HCl pekat Brataco, Indonesia b. 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl Merck, Germany c. Metanol 96 Brataco, Indonesia d. Akuades e. Folin-Ciocalteau phenol reagent Merck, Germany f. Asam galat Merck, Germany g. Kalium klorida Merck, Germany h. Natrium asetat Brataco, Indonesia i. Natrium karbonat AnalaR BDH, England 3. Alat yang digunakan di dalam penelitian a. Peralatan kaca laboratorium b. UV-Vis Spectrophotometer Genesys 10uv Thermo Electron Corporation, USA c. Moisture Analyzer Sartorius MA-35 d. Water-bath shaker e. Hot plate f. Panci kukus 24

B. Metode Penelitian

Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu optimasi proses ekstraksi antosianin bunga teleng dan karakterisasi sifat antosianin bunga teleng hasil optimasi.

1. Optimasi proses ekstraksi antosianin bunga teleng

Untuk mendapatkan hasil panen per satuan luas berat hasil panen dibagi dengan luas lahan. Sebanyak 20 helai kelopak bunga diambil dan ditimbang beratnya satu ber satu. Rata-rata dan simpangan baku dari berat kelopak bunga dihitung. Setiap habis dipanen dilakukan pemisahan pangkal. Berat kelopak tanpa pangkal dihitung satu per satu untuk mengetahui sebaran berat kelopak tanpa pangkal. Rendemen dihitung dengan cara membagi berat kelopak tanpa pangkal dengan berat awal dikali 100 . Kadar air kelopak bunga tanpa pangkal diukur. Sebanyak 10 gram kelopak bunga teleng tanpa pangkal dimasukkan ke plastik HDPE ukuran 250 mg. Plastik dikelim dengan menggunakan panas. Kelopak bunga diblansir dengan uap air suhu 100 o C selama 0 12 menit. Sesudah itu bunga teleng didinginkan dengan cara direndam di dalam penangas es batu. Bunga dikeluarkan dari kantong plastik dan dimasukkan ke labu Erlenmeyer 250 ml yang dibungkus aluminium foil. Sisa bunga dibilas dengan 40 ml pelarut air-HCl pH 4,5 dengan suhu yang sama dengan suhu ekstraksi, yaitu 30-60 o C. Ekstraksi dilakukan pada water bath shaker dengan suhu 30 60 o C, selama 30 120 menit. Hasil ekstraksi disaring dengan menggunakan kertas saring whatman 40 8 M, dan ditampung di dalam erlenmeyer yang dibungkus aluminium foil. Sisa padatan diperas secara manual. Cairan yang terpisah dicampurkan dengan hasil penyaringan sebelumnya. Terhadap filtrat yang diperoleh dilakukan pengukuran volum, kadar antosianin dan total fenol. Diagram alir optimasi proses ekstraksi disajikan pada Gambar 5.

2. Karakterisasi sifat antosianin bunga teleng hasil optimasi

Terhadap ekstrak hasil proses optimal dilakukan karakterisasi, yaitu profil serapan cahaya pada panjang gelombang antara 200 hingga 700 nm, yang mewakili wilayah serapan cahaya ultraviolet dan cahaya tampak, pengukuran absorbansi atau serapan 25 maksimal ekstrak bunga teleng pada pH 1 hingga 14, aktivitas antioksidan pada berbagai struktur antosianin dan kestabilan ekstrak bunga teleng pH 1 hingga 14 pada penyimpanan suhu ruang dan suhu 4 o C Gambar 5 Diagram alir optimasi proses ekstraksi antosianin bunga teleng . Aktivitas antioksidan yang dipelajari adalah aktivitas antioksidan ekstrak bunga teleng pada pH 1 yang mewakili struktur antosianin sebagai kation flavilium, pH 4,5 sebagai hemiketal atau pseudobase dan pH 7 sebagai basa kuinonoidal. Ekstrak bunga teleng dengna pH 1, 4,5 dan 7 dibuat dengan cara melarutkan 0,1 ml ekstrak dengan 0,9 Pemisahan Pangkal Bunga teleng Bunga tanpa pangkal Blansir Pendinginan Ekstraksi Penyaringan Ekstrak bunga teleng uap air 100 o C t : 0 12 menit pH 4,5, pelarut 4 mlg bunga, gelap, pengadukan T : 30-60 o C t : 30-120 menit 26 ml larutan buffer. Untuk pH 1 digunakan larutan buffer KCl 0,02 M sama dengan yang digunakan untuk analisis antosianin monomerik. Untuk pH 4,5 digunakan larutan buffer CH3COONa 0,4 M sama dengan yang digunakan untuk analisis antosianin monomerik. Untuk pH 7 digunakan larutan buffer Merck yang terbuat dari kalium dihidrogen fosfatdinatrium hidrogen fosfat. Kestabilan warna ekstrak bunga teleng pada pH 1 hingga 14 dipelajari dengan mengukur absorbansi maksimum pada masing-masing pH setiap 7 hari selama 28 hari. Larutan pH 1 hingga 14 dibuat dengan melarutkan HCl atau NaOH dalam akuades sehingga mencapai nilai pH yang diinginkan, yang diukur dengan pH meter. Sebanyak 10 ml sampel dicampurkan dengan 90 ml larutan pH 1 hingga 14, kemudian disimpan di dalam botol vial coklat pada suhu ruang dan suhu 4 o C refrigerator. Untuk mendapatkan panjang gelombang absorbansi maksimal dari masing-masing ekstrak pH 1 hingga 14, sampel dipindai dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm hingga 700 nm. Setiap 7 hari absorbansi setiap sampel diuji pada panjang gelombang maksimalnya. Stabilitas warna dihitung dalam persen yang diperoleh dengan cara membagi absorbansi pada hari ke n dengan absorbansi pada hari ke 0.

C. Rancangan Percobaan

1. Optimasi proses ekstraksi antosianin bunga teleng

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan Box- Behnken dengan metode permukaan tanggap response surface methodology. Faktor yang dipelajari dan masing-masing tarafnya disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Faktor dan taraf yang dipelajari di dalam penelitian Faktor Satuan Batas bawah -1 Batas atas 1 Waktu Blansir Menit 12 Suhu Ekstraksi o C 30 60 Lama Ekstraksi Menit 30 120 Jika ada 3 faktor yang dipelajari dengan menggunakan rancangan Box-Behnken, maka ada 13 variasi yang perlu dicobakan. Selain itu diperlukan minimal 3 kali ulangan