Pengaruh jenis antosianidin, gugus glikosil dan gugus asil

26 ml larutan buffer. Untuk pH 1 digunakan larutan buffer KCl 0,02 M sama dengan yang digunakan untuk analisis antosianin monomerik. Untuk pH 4,5 digunakan larutan buffer CH3COONa 0,4 M sama dengan yang digunakan untuk analisis antosianin monomerik. Untuk pH 7 digunakan larutan buffer Merck yang terbuat dari kalium dihidrogen fosfatdinatrium hidrogen fosfat. Kestabilan warna ekstrak bunga teleng pada pH 1 hingga 14 dipelajari dengan mengukur absorbansi maksimum pada masing-masing pH setiap 7 hari selama 28 hari. Larutan pH 1 hingga 14 dibuat dengan melarutkan HCl atau NaOH dalam akuades sehingga mencapai nilai pH yang diinginkan, yang diukur dengan pH meter. Sebanyak 10 ml sampel dicampurkan dengan 90 ml larutan pH 1 hingga 14, kemudian disimpan di dalam botol vial coklat pada suhu ruang dan suhu 4 o C refrigerator. Untuk mendapatkan panjang gelombang absorbansi maksimal dari masing-masing ekstrak pH 1 hingga 14, sampel dipindai dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm hingga 700 nm. Setiap 7 hari absorbansi setiap sampel diuji pada panjang gelombang maksimalnya. Stabilitas warna dihitung dalam persen yang diperoleh dengan cara membagi absorbansi pada hari ke n dengan absorbansi pada hari ke 0.

C. Rancangan Percobaan

1. Optimasi proses ekstraksi antosianin bunga teleng

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan Box- Behnken dengan metode permukaan tanggap response surface methodology. Faktor yang dipelajari dan masing-masing tarafnya disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Faktor dan taraf yang dipelajari di dalam penelitian Faktor Satuan Batas bawah -1 Batas atas 1 Waktu Blansir Menit 12 Suhu Ekstraksi o C 30 60 Lama Ekstraksi Menit 30 120 Jika ada 3 faktor yang dipelajari dengan menggunakan rancangan Box-Behnken, maka ada 13 variasi yang perlu dicobakan. Selain itu diperlukan minimal 3 kali ulangan 27 percobaan pada center point 0,0,0. Pada penelitian ini digunakan 5 center point, sehingga jumlah variasi percobaan menjadi 17 Tabel 9.

2. Karakterisasi sifat antosianin bunga teleng

Aktivitas antioksidan ekstrak bunga teleng pada pH 1, 4,5 dan 7 masing-masing diuji sebanyak 3 kali triplo. Pengukuran serapan maksimal ekstrak bunga teleng pada pH 1 hingga 14 selama penyimpanan dilakukan sebanyak dua kali ulangan duplo. Tabel 9 Rancangan percobaan dan respons yang diukur di dalam penelitian Std Run Waktu blansir menit Suhu Ekstraksi o C Lama Ekstraksi Menit Volum Ekstrak ml Kadar antosianin mgl Kadar Total Fenol mgml 1 1 30 75 3 2 60 75 7 3 45 120 12 4 6 60 120 13 5 6 45 75 5 6 45 30 15 7 6 45 75 17 8 6 45 75 9 9 6 30 30 4 10 12 60 75 2 11 12 30 75 11 12 6 30 120 6 13 12 45 30 8 14 12 45 120 16 15 6 45 75 14 16 6 45 75 10 17 6 60 30

D. Metode Analisis

1. Analisis Kadar Antosianin Monomerik AOAC 2005

Kadar antosianin monomerik dinyatakan sebagai kadar cyanidin-3-glycoside yang diukur dengan metode pH Differential. Untuk pengukuran ini diperlukan larutan buffer 28 pH 1 dan 4,5. Larutan buffer pH 1dibuat dengan melarutkan 1,864 g kalium klorida KCl dalam 960 ml akuades. Larutan kemudian diukur dengan pH-meter dan pH diatur sehingga mencapai nilai 1 dengan menambahkan asam klorida HCl pekat. Larutan ini kemudian dipindahkan ke labu ukur 1 liter dan ditambahkan dengan akuades sampai total volum mencapai 1 liter, sehingga diperoleh larutan buffer KCl 0,025 M pH 1. Larutan buffer pH 4,5 dibuat dengan cara melarutkan 32,814 g natrium asetat CH 3 COONa dalam 960 ml akuades. Larutan kemudian diukur dengan pH-meter dan pH diatur sehingga mencapai 4,5 dengan menambahkan HCl pekat. Larutan kemudian dipindahkan ke labu ukur 1 liter dan ditambahkan dengan akuades sampai total volum sama dengan 1 liter, sehingga diperoleh larutan buffer CH 3 COONa 0,4 M pH 4,5. Sebanyak masing-masing 0,2 ml ekstrak diencerkan dengan 1,8 ml larutan buffer pH 1,0 dan larutan buffer 4,5. Absorbansi kedua sampel ini kemudian diukur pada panjang gelombang 510 nm dan 700 nm. Selisih absorbansi dihitung dengan rumus sebagai berikut : A = A 510 A 700 pH 1,0 A 510 A 700 pH 4,5 Kadar antosianin monomerik cyanidin-3-glucoside equivalents dalam mgL diperoleh dengan rumus sebagai berikut : A × MW × DF × 1000 × l MW adalah berat molekul cyanidin-3-glucoside 449,2 gmol, DF adalah faktor pengenceran, adalah absorptivitas molar dari cyanidin-3-glucoside yang nilainya sama dengan 26 900, dan l adalah lebar kuvet 1 cm.

2. Analisis Total Fenol Singleton Rossi 1965 diacu dalam Kalt et al. 2000

Penentuan kandungan total fenol dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteau dengan asam galat sebagai standar. Sebanyak 0,2 ml sampel direaksikan dengan 0,8 ml larutan Natrium karbonat 20 dan 1 ml larutan Folin-Ciocalteau. Sampel didiamkan selama 1 jam, kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 765 nm. Untuk membuat kurva kalibrasi sebanyak 0,2 ml larutan asam galat pada berbagai konsentrasi direaksikan dengan 0,8 ml larutan Natrium karbonat 20 dan 1 ml larutan Folin-