Analisis Kinerja Pasar Hubungan Struktur dan Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Kinerja

Nilai output tersebut kemudian dibagi dengan output total industri. Data ini disebut sebagai Minimum Efficiency Scale MES. MES = Output perusahaan terbesar x 100 Output total

3.2.2. Analisis Perilaku Pasar

Perilaku pasar dianalisis secara deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku perusahaan dalam industri itu sendiri. Perilaku industri menganalisis tingkah laku dan penerapan strategi perusahaan dalam suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan mengalahkan pesaing. Perilaku industri pakan ternak di Indonesia akan dianalisis dengan melihat strategi harga, produk, promosi, distribusi serta strategi bisnisnya.

3.2.3. Analisis Kinerja Pasar

Analisis kinerja industri pakan ternak dilakukan dengan menggunakan analisis Price Cost Margin PCM, efisiensi internal X-eff dan pertumbuhan output Growth. PCM didefinisikan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk meningkatkan harga di atas biaya produksi dan juga sebagai persentase keuntungan dari kelebihan penerimaan atas biaya langsung. Tingkat PCM yang tinggi pada umumnya dapat tercipta jika terdapat rasio konsentrasi yang tinggi. Jika sesuai dengan penelitian Collin dan Preston 1969 dalam Alfarisi 2009 PCM didefinisikan sebagai rasio dari nilai tambah perusahaan atau industri dikurangi dengan total seluruh pengeluaran upah dari perusahaan atau industri terhadap nilai output industri tersebut. PCM = Nilai tambah – Upah x 100 Nilai output Efisiensi internal X-eff menunjukkan kemampuan perusahaan dalam suatu industri untuk menekan biaya produksi. Semakin efisien suatu perusahaan, semakin besar pula keuntungan yang diperoleh perusahaan. Untuk mengukur tingkat efisiensi internal adalah dengan membagi nilai tambah dan nilai input industri tersebut. X-eff = Nilai tambah industri x 100 Nilai input Selain variabel PCM dan X-eff, variabel pertumbuhan output Growth juga dapat mempengaruhi kinerja industri karena dapat menunjukkan permintaan pasar. Growth ditentukan dengan cara membagi selisih antar output pada tahun ke-i dan output tahun sebelumnya dengan output tahun sebelumnya. Growth = Nilai output t – Nilai output t-1 x 100 Nilai output t-1

3.2.4. Hubungan Struktur dan Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Kinerja

Metode analisis regresi linier berganda atau Ordinary Least Square OLS digunakan untuk menganalisis hubungan antara struktur pasar dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja. Metode ini digunakan karena dianggap lebih sederhana dibanding metode yang lainnya serta adanya kemudahan dalam penggunaan dan pengdeskripsian hasil regresi. Variabel yang mewakili kinerja sekaligus yang dijadikan sebagai variabel tak bebas dependent yaitu, PCM yang mencerminkan keuntungan dari suatu industri. Variabel bebas independent yang digunakan dalam model terdiri dari konsentrasi rasio empat perusahaan terbesar CR 4 , efisiensi internal X-Eff, pertumbuhan nilai output Growth, hambatan masuk pasar MES dan nilai impor bahan baku IM. Berikut adalah model dalam penelitian ini: PCM t = β + β 1 CR4 t + β 2 X-eff t + β 3 Growth t + β 4 MES t + β 5 ln IM t + U t Dimana: t : tahun ke-t PCM : proksi keuntungan perusahaan persen CR 4 : rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar persen X-eff : efisiensi internal persen Growth : pertumbuhan nilai output persen MES : hambatan masuk pasar persen IM : nilai impor bahan baku ribu rupiah U : galat β : intersep β β 1, β 2, β 3, β 4, β 5 : koefisien kemiringan parsial β 1, β 2, β 3, β 4, β 5

3.3. Uji Statistika dan Ekonometrika