34
3. Nilai-Nilai dasar Pondok Pesantren
Pondok Pesantren memiliki nilai-nilai dasar yang menjadi landasan, sumber acuan dan bingkai segala kegiatan yang dilakukannya. Nilia-nilai
dasar tersebut antara lain: a.
Nilai-nilai dasar agama Islam Segala seuatu yang ada di Pondok Pesantren dan kemudian
dikembangkan selalu bersumber dari nilai-nilai dasar agama Islam yang tercermin dalam Aqidah, Syari‟ah dan Akhlak Islam.
b. Nilai-nilai budaya bangsa
Sesuai dengan latar belakang sejarahnya, nilai-nilai dasar Islam yang dikembangkan di Pondok Pesantren, realisasinya selalu
disesuaikan secara harmonis dan akomodatif dengan budaya asli bangsa Indonesia, tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip yang
menjadi landasan utamanya. c.
Nilai-nilai pendidikan Pondok Pesantren berdiri dan didirikan untuk memberikan
pendidikan dan pengajaran Islam kepada umat Islam, agar mereka menjadi “khoiro ummatin ukhrijat lin-nasi” yaitu umat yang
berkualitas lahir dan batin, yang berkualitas iman, akhlak, ilmu dan amalnya. Selain itu pesantren juga mengemban misi untuk mencetak
ulama dan du‟at yang mutafaqqih fid-fien, sebagai kader-kader penerus dakwah Islamiyah dan indzarul qoum di tengah-tengah
masyarakat.
35
d. Nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan
Para kyai pengasuh Pondok Pesantren dan seluruh jajaran bahkan seluruh santri dituntut untuk berjuang dan berusaha untuk menjauhi
segala hal yang merusak aqidah dan akhlaknya, baik secara kangsung maupun tidak langsung.
33
33
KH. Muhammad Idris Djauhari, Hakekat Pesantren dan Kunci Sukses Belajar di Dalamnya, Surabaya: Mutiara Press, hal. 02-04
36
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG
PONDOK PESANTREN BAYT AL-HANAN LIMUS PRATAMA REGENCY CILEUNGSI BOGOR
A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Bayt Al-
Hanan
Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan terletak di jalan Kediri Blok E17 perumahan Limus Pratama Regency Kecamatan Cileungsi kabupaten Bogor.
Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan didirikan pada hari ahad, tanggal 12 Rajab 1430 H5 Juli 2009 M. Pondok Pesantrenini didirikan oleh Ust. Abdillah
Obid, Lc; alumnus Pondok Pesantren Al Amin, Prenduan Madura dan Al Azhar university, Kairo Mesir.Di masa perintisannya Iaselalu setia ditemani
oleh istri tercinta Ustadzah. Yessi Afdiayani,dari awal perintisannya sampai kemajuannya saat ini.
1
Pada awalnya, Pondok Pesantren didirikan bukan tidak memiliki alasan, melihat masalah negri ini berupa kondisi kemiskinan masyarakat
2
yang berimbas pada terputusnya pendidikan anak bangsa dan tercerabutnya nilai-
nilai agama serta moral dari dalam diri anak-anak tersebut, Belum lagi banyaknya anak-anak yang terlantar akibat korban perceraian. Kemudian
timbullah keberanian untuk mengambil tindakan dan mengemban amanah yang besar, tercetuslah ide untuk mengumpulkan anak yang tidak mampu
1
Profil Pesantren,Brosur Pendaftaran Santri Baru Pondok PesantrenBayt Al-Hanan
2
http:ekbis.sindonews.comread104488334jumlah-penduduk-miskin-ri-naik-jadi-28- 59-juta-orang-1442297993 Diakses 15 Oktober 2015
37
dengan cara mengambil dari satu dua orang anak yang butuh bantuan pendidikan, kemudian dijadikan anak asuh.Yang terlintas dibenak beliau saat
itu adalah bagaimana beliau bisa mengasuh dan mendidik anak-anak bangsa yang memiliki keterbatasan ekonomi dalam satu naungan lembaga yang
diharapkan dapat membentuk karakter imtak dan iptek secara seimbang. Semuanya dilakukan sebagai bentuk respon sosial terhadap carut marutnya
negri ini.
3
Pada awalnya, yayasan memutuskan untuk menyekolahkan anak-anak asuhnya di lembaga-lembaga formil di luar yayasan. Akan tetapi, setelah
dua tahun berjalan dan yayasan melihat kurang maksimalnya hasil yang dicapai. Tercetuslah ide untuk menyekolahkan anak-anak di rumah home
schooling dengan mempergunakan sistem berbasis kurikulum pesantren modern Gontor, nasional dan pesantren salafiyah. Maka, dengan Bismillah,
yayasan memulai kembali jihad dari awal untuk menyediakan sarana dan pra sarana pendidikan yang memadai.
4
Di tanah yang tidak begitu luas sekitar 250 m, impian itu dibangun; pembangunan asrama yang sementara waktu
akan difungsikan untuk kelas anak-anak asuh kami. Karena seluruh anak asuh kami tinggal 24 jam boarding school bersama kami, maka pengelolaan
pendidikan dan pengajaran, serta kegiatan santri sehari-hari dilakukan oleh guru-guru yang tinggal di lingkungan asrama. Sehingga, kegiatan santri
terpantau secara keseluruhan oleh para guru pembimbing.
5
3
M. Arifin, KafitaSelektaPendidikanislam Islam danUmum,Jakarta, BumiAksara, 1995, hal. 248
4
Yessi Afdiyani, Kepala Sekolah Bayt Al-Hanan, Wawancara 29 September 2015 M
5
Profil Pesantren,Brosur Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan