Struktur Organsasi Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan.

50 Maka dengan itu, demi tercapainya visi dan misi pondok dalam menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai islam pada masyarakat modern, pondok pesantren Bayt Al-Hanan menerapkan metode dakwah sebagai berikut: 1. Bil Hikmah: yakni memahamkan masyarakat sekitar tentang nilai-nilai Islam. 2. Mau’idzhah Al-Hasanah: yaitu dengan cara memberi nasehat-nasehat yang baik, dengan cara yang baik. 3. Mujadalah Al-Hasanah: yakni berdialog dan berkomunikasi dengan cara yang baik. 2 kemudian ketiga metode di atas didukung dengan tiga macam cara berdakwah yang lain, yaitu: 1. Dakwah bil Haal: adalah dakwah yang dilakukan dengan cara mengenalkan langsung nilai-nilai islam melalui tingkah laku yang baik, contoh kongkrit dalam beraktifitas sesuai nilai-nilai Islam dan kegiatan pondok pesantren Bayt Al-Hanan yang dilaksanakan oleh seluruh jajaran pondok pesantren yang didalamnya ada pesan-pesan agama yang ingin disampaikan. 2. Dakwah Bil Lisan: yaitu dakwah dengan cara menyampaikan pesan dengan perkataan yang baik, nasehat yang bermanfaat yang biasanya langsung dilakukan oleh pimpinan terhadap masayarakat sekitar. 2 Ustad Abdillah Obid, L.c, Pimpinan dan Pengasuh pondok pesantren Bayt Al-Hanan, Wawancara pribadi, Selasa 22 September 2015 51 3. Dakwah bil Qalam: yaitu dakwah yang lakukan dengan cara menyampaikan nilai-nilai Isalm melalui tulisan yang kemudian disebarkan untuk masyarakat sekitar. 3 Dari beberapa metode dakwah tadi yang menjadi fokus pondok pesantren dalam menyampaikan dakwahnya adalah Tau’iyah penyadaran. Menurut Ust. Abdillah Obid, L.c, hal yang harus benar-benar diperhatikan oleh pelaku dakwah terhadap masyarakat modern dalam menghadapi realita zaman yang serba lepas kendali ada tiga hal , dan itu merupakan kebutuhan masyarakat modern saat ini, antara lain: 1. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya ilmu agama, karena ilmu agama merupakan kebutuhannya dan sangat penting bagi hidupnya, kesadaran terhadap pentingnya ilmu agama kemudian. 2. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya iman, atau memantapakan imannya, sadar akan pentingnya iman 3. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya beramal dengan amal yang baik dan benar. kesadaran akan pentingnya beramal 4 Ketiganya, antara ilmu agama, iman dan amal tidak bisa dipisahkan, apabila masyarakat sadar betul dengan ketiganya maka mereka akan mampu menjadi sebenar-benarnya umat Islam yang beriman yang selalu beramal dengan amalan-amalan yang benar. 3 Ustad Abdillah Obid, L.c, Pimpinan dan Pengasuh pondok pesantren Bayt Al-Hanan, Wawancara pribadi, Selasa 22 September 2015 4 Ustad Abdillah Obid, L.c, Pimpinan dan Pengasuh pondok pesantren Bayt Al-Hanan, Wawancara pribadi, Selasa 22 September 2015 52

B. Implimentasi Metode Dakwah Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan Pada

Masyarakat Modern Di Perumahan Limus Pratama Regrency Cileungsi Bogor. Berkaitan tentang metode dakwah artinya tidak bisa terlepas dari kegiatan dakwah pondok pesantren Bayt Al-Hanan, pondok pesantren Bayt Al-Hanan menyadari betul bahwa keberadaan pondok merupakan corong dakwah, yang darinya masyarakat akan melihat contoh tentang kebaikan, ukhuwah, toleransi, tolong menolong dan lain sebagainya. Pesantren berkiprah dalam menciptakan kesadaran pribadi dan sosial. Apabila pesantren tidak mengembangkan kegiatan dakwahnya di tengah masyarakat, maka keberadaan pesantren akan dipertanyakan. Di samping menciptakan kader-kader pemimpin ummat, pesantren menjadi benteng terakhir dalam mencegah kemungkaran dan kemaksiatan. 5 Melihat keadaaan pondok pesantren yang bersentuhan langsung dengan aktifitas harian masyarakat modern perumahan.Jelas, bahwasemua komponen pondok khususnya santri juga alumninya yang berada dilingkungan pondok akan selalu dan pasti terlibat langsung dalam menjalankan kegiatan dakwah pondok pesantren Bayt Al-Hanan di tengah-tengah masyarakat modern. Pondok berkeyakinan, bahwasanya untuk menyampaikan pesan dakwah secara utuh, pondok harus melibatkan semua SDM pondok yang ada, Maka dari itu, pondok pesantren Bayt Al-Hanan dalam mengimplementasikan metode dakwahnya berangkat dari 2 arah, yaitu: 5 M. Dian Nafi’, Abd A’la, Hindun Anisah, Abdul Aziz dan Abdul Muhaimin, Praksis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta: Insite For Training and Defelopment ITD Amherst, MA, Forum Pesantren, Yayasan selasih, 2007, hal. 62