Latar Belakang Masalah Metode Dakwah Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan Di Perumahan Limus Pratama Regency Cileungsi Bogor

4 pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan, pondok pesantren juga berfungsi sebagai estafet da‟wah dan kemasyarakatan bahkan lembaga perjuangan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh pesantren disebut dengan nama Dayah di Aceh dan Palembang Sumatera, di Jawa Timur dan di Gowa Sulawesi telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar 5 Dalam perkembangannya, pesantren tetap kokoh dan konsisten mengikatkan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan dan mengembangkan nilai-nilai Islam. Realitas ini tidak saja dapat dilihat ketika pesantren menghadapi banyak tekanan dari pemerintah kolonial Belanda, namun pada masa pasca-proklamasi kemerdekaan pesantren juga justru dihadapkan pada suatu tantangan yang cukup berat yaitu adanya ekspansi sistem pendidikan umum dan sekolah modern. Di tengah kondisi yang demikian, masyarakat semakin diperkenalkan dengan perubahan-perubahan baru, diserang oleh wabah baru yakni westernisasi. Namun eksistensi lembaga pendidikan pesantren tetap saja menjadi alternatif bagi pelestarian ajaran agama Islam. Pesantren justru tertantang untuk tetap survive dengan cara menempatkan dirinya sebagai lembaga yang mampu bersifat adaptatif menerima dinamika kehidupan. 5 Irfan Hielmy, Wacana Islam Ciamis: Pusat Informasi Pesantren,2000, hal. 120 5 Untuk membangun negara ini, masyarakat harus mampu menjadi masnusia seutuhnya serta mampu berinteraksi secara baik dengan masyarakat di sekitarnya. Untuk mewujudkan hal tersebut kita tidak bisa mengandalkan lembaga pendidikan formal saja, melainkan juga lembaga non formal, seperti pondok pesaantren. Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang juga turut membina kerakter bangsa. Menurut KH. M. Yusuf Hasyim: Pondok Pesantren tidak sekedar mencetak individu pendakwah yang melak ukan amar ma‟ruf nahi munkar, melainkan pesantren sebagai lembaga itu sendirilah yang berperan sebagai pendakwah, dan bahkan telah menjadi prototipe dakwah bil alhal bagi masyarakat 6 . Begitu halnya upaya Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan yang memposisikan kelembagaannya di tengah-tengah masyarakat perumahan Limus Pratama Regency Cileungsi Bogor. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan kegiatan estafet dakwah di semua lingkungan. Kegiatan dakwah tidak harus hanya terlaksana ditengah masyarakat perkotaan, atau masyarakat pedesaan, perkampungan atau masyarakat pinggiran kota, akan tetapi kegiatan dakwah harus menyentuh ke semua sektor kehidupan masyarakat khususnya perumahan yang mana pelaku dan pusat kegiatan dakwahnya banyak terlaksana di majlis taklim saja. dakwah tidak boleh terhenti seiring berkembangnya penyakit yang menjangkit masyarakat negri ini, yakni penyakit Modernisasi dan westernisasi. Namun semua ini tidaklah mudah, 6 M. Dian Nafi‟, Abd A‟la dkk, Praksis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta: Insite For Training and Defelopment ITD Amherst, MA, Forum Pesantren, Yayasan Selasih. 2007, hal.62 6 karena pondok pesantren Bayt Al-Hanan dituntut harus mampu beradaptasi dengan pola hidup masyarakat perumahan yang identik dengan bersih, rapi, sunyi, elit dan jauh dari keramaian. Hal ini jelas berlawanan dengan asumsi sementara masyarakat tentang keadaan Lembaga Pondok Pesantren yang dikenal kurang bersih dan kurang rapi, suasananya selalu ramai dengan aktifitas santri, fasilitas yang ada sederhana dan tidak mewa. Tentunya dalam melaksanakan kegiatan dakwah tersebut, mutlak diperlukan konsep metode yang baik untuk mendakwahkannya, sehingga Lembaga Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan mampu menanamkan nilai-nilai Islam seutuhnya kepada masyarakat disekitarnya. Dengan latar belakang permasalahan diatas maka penulis membuat atau mengajukan skripsi dengan judul “Metode Dakwah Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan Di Perumahan Limus Pratama Cileungsi Bogor”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian yang ditulis lebih terarah dan fokus maka dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasinya pada: Metode Dakwah Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan Pada Masyarakat Modern di Perumahan Limus Pratama Regency Cileungsi Bogor

2. Rumusan Masalah

Agar perumusan masalah ini lebih terarah dan focus dalam penulisan skripsi ini maka dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai berikut: 7 1. Bagaimana Metode Dakwah Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan Pada Masyarakat Modern di Perumahan Limus Pratama Regency Cileungsi Bogor? 2. Bagaiamana hambatan Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan dalam melaksanakan metode dakwah di Perumahan Limus Pratama Regency?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diinginkan penulis dalam penelitian ini adalah : a. Mengetahui Metode Dakwah Pondok Pesantren Bayt Al-hanan. b. Mengetahui kendala Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan dalam pelaksanaan metode dakwahnya.

2. Manfaat Penelitian

a. Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah yang berkaitan dengan Lembaga Dakwah secara umum dan dalam Metode Dakwahnya secara khusus. b. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang menarik dan dapat menambah wawasan khazanah keilmuan bagi para pembaca khususnya mahasiswa Manajemen Dakwah, serta dapat berguna bagi banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi atau perbandingan bagi studi-studi yang akan datang. 8 c. Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan baru dan memberikan motivasi bagi para praktisi yang kongkrit terhadap perkembangan dakwah Lembaga Pondok Pesantren. d. Lembaga terkait Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Lembaga Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan agar mampu mempertahankan kinerja yang sudah baik dan memaksimalkan kinerja yang belum tercapai secara optimal, dan meningkatkan upaya yang dilakukan Lembaga Pondok Pesantren dalam mendakwahkan Islam.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian Pada penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukakan teori menurut Bogdan Taylor yang dikutip oleh Lexy, dia mendifinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari perilaku orang- orang yang dapat diamati. 7 Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis berharap dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian 7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2000, hal. 3 9 datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidakmenguji hipotesis atau produksi. 8 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Ust. Abdillah Obid, L.c selaku pimpinan Lembaga Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan, orang yang dapat memberikan informasi banyak tentang Lembaga Pondok Pesantren bayt Al-Hanan mengenai permasalahan yang diteliti penulis, dan masyarakat perumahan yang menjadi sasaran kegiatan dakwah. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Metode dakwah Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan di tengah masyarakat Modern perumahan Limus Pratama Regency Cileungsi bogor. 3. Lokasi danWaktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan langsung di tempat keberadaan lembaga terkait, yakni di Jl. Kediri Blok E17 No22 Limus Pratama Regency Cileungsi Bogor. 4. Sumber Data Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan: a. Data Primer Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer, 8 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik Bandung: PT. Rosda karya, 2002, hal. 24