Nilai-Nilai dasar Pondok Pesantren

37 dengan cara mengambil dari satu dua orang anak yang butuh bantuan pendidikan, kemudian dijadikan anak asuh.Yang terlintas dibenak beliau saat itu adalah bagaimana beliau bisa mengasuh dan mendidik anak-anak bangsa yang memiliki keterbatasan ekonomi dalam satu naungan lembaga yang diharapkan dapat membentuk karakter imtak dan iptek secara seimbang. Semuanya dilakukan sebagai bentuk respon sosial terhadap carut marutnya negri ini. 3 Pada awalnya, yayasan memutuskan untuk menyekolahkan anak-anak asuhnya di lembaga-lembaga formil di luar yayasan. Akan tetapi, setelah dua tahun berjalan dan yayasan melihat kurang maksimalnya hasil yang dicapai. Tercetuslah ide untuk menyekolahkan anak-anak di rumah home schooling dengan mempergunakan sistem berbasis kurikulum pesantren modern Gontor, nasional dan pesantren salafiyah. Maka, dengan Bismillah, yayasan memulai kembali jihad dari awal untuk menyediakan sarana dan pra sarana pendidikan yang memadai. 4 Di tanah yang tidak begitu luas sekitar 250 m, impian itu dibangun; pembangunan asrama yang sementara waktu akan difungsikan untuk kelas anak-anak asuh kami. Karena seluruh anak asuh kami tinggal 24 jam boarding school bersama kami, maka pengelolaan pendidikan dan pengajaran, serta kegiatan santri sehari-hari dilakukan oleh guru-guru yang tinggal di lingkungan asrama. Sehingga, kegiatan santri terpantau secara keseluruhan oleh para guru pembimbing. 5 3 M. Arifin, KafitaSelektaPendidikanislam Islam danUmum,Jakarta, BumiAksara, 1995, hal. 248 4 Yessi Afdiyani, Kepala Sekolah Bayt Al-Hanan, Wawancara 29 September 2015 M 5 Profil Pesantren,Brosur Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan 38 Perjalanan Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan dihadapi dengan hambatan- hambatan yang mungkin tidak dirasakan oleh Pondok Pesantren pada umumnya, keberadaan pondok yang ada ditengah-tengah perumahan yang umumnya dihuni oleh masyarakat kalangan atas, memaksa Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan harus mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar,seperti menjaga santri agar tidak berbuat gaduh dan selalu memantau mereka serta membimbing mereka agar selalu bersikap baik dan berakhlakul karimah. Memang pada awalnya ada yang keberatan dengan keberadaan anak-anak, tapi berkat penjelasan dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan pondok kepada mereka alhamdulillah mereka memahami dan mendukung. 6 Selain itu SDM tenaga pengajar dan pembimbing yang terbatas,menjadi penghambat perkembangan pondok, belum lagi keadaan santrinya yang hampir seluruhnya merupakan anak-anak yang telah putus sekolah akibat keterbatasannya atau menjadi korban perceraian dan telah hilang rasa semangat belajarnya. 7 Namun, berkat tekad dan perjuangan pimpinan beserta istri dan segenap jajaran pondok, kini Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan sudah mampu berdiri tegak di tengah-tengah perumahan Limus Pratama Regency Cileungsi Bogor. Pada mulanya Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan hanya menyediakan tingkatan sekolah setara Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah „Aliyah, namun seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan mulai 6 Ustad Abdillah Obid, L.c, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan, Wawancara Pribadi, Selasa 22 September 2015 7 http:baytalhanan.comenartikelview1.profil Diakses 21 Oktober 2015 39 mengembangkan wilayah pendidikannya pada anak Madrasah Ibtida‟iyah dan TPA Taman Pendidikan Al-Quran. Hal ini dilakukan,untuk memenuhi permintaan masyarakat sekitar yang banyak menitipkan anaknya di usia kanak-kanak untuk belajar di Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan. 8 Diawal perintisannya, santri memulai aktifitas belajar di ruangan kecil yang ukurannya tidak lebih dari250 m, namun seiring bertambahnya jumlah santri, menuntut pondok untuk menambah menyediakan pengadaan ruangan belajar. Kemudian teras rumahpun jadi tempat belajar. Semakin bertambah santri yang ingin menuntut ilmu, ruangan untuk belajarpun bertambah, Sampai akhirnya cita-cita suci pondok tercapai berkat pertolongan Allah dan kegigihan pimpinan beserta istri saat ini Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan telah memiliki gedung sekolah sendiri yang ukurannya kurang lebih 432 m yang memiliki 12 ruangan 2 lantai. Belum lagi asrama santri yang telah pisah dengan ruangan belajar. Semua ini berkat pertolongan Allah dan usaha serta perjuangan pondok. Gedung sekolah Bayt Al-Hanan, sementara waktu merupakan pusat segala kegiatan anak-anak, di gedung tersebut anak-anak selain menimbah ilmu agama dan umum sekolah formal mereka juga melaksanakan kegiatan- kegiatan pelajaran tambahan sesuai dengan minat dan kegiatan wajib pondok. Pondok Pesantren sering melakukan aktifitas yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, salah satu kegiatan dakwah pondok ditengah-tengah masyarakat adalah mengirim santri untuk menjadi imam-imam masjid sekitar, 8 Yessi Afdiyani, Kepala Sekolah Bayt Al-Hanan, Wawancara 29 September 2015 M