31
kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok asrama dalam pesantren
tersebut.
30
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, yang dimaksud dengan Pondok Pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan Islam dimana seorang pelajar menetap dalam asrama pondok dengan seorang kyai, tuan guru sebagai tokoh utama dan masjid sebagai
pusat lembaga dan menampung peserta didik santri, yang belajar untuk memperdalami suatu ilmu agama Islam.
2. Macam-macam bentuk Pondok Pesantren
Pada tahun 1979, Menteri Agama mengeluarkan peraturan No. 3 tahun 1979 yang mengungkapkan bentuk Pondok Pesantren :
a. Pondok Pesantren tipe A, yaitu Pondok Pesantren di mana para santri
belajar dan bertempat tinggal di asrama lingkungan Pondok Pesantren
dengan pengajarannya yang berlangsung secara tradisional.
b. Pondok Pesantren tipe B, yaitu Pondok Pesantren yang
menyelenggarakan pengajaran secara klasikal madrasah dan pengajaran oleh kyai bersifat aplikasi dan diberikan pada waktu-waktu
tertentu. Para santri tinggal di asrama lingkungan Pondok Pesantren.
c. Pondok Pesantren tipe C, yaitu Pondok Pesantren yang hanya
merupakan asrama, sedangkan para santrinya belajar di luar madrasah atau sekolah umum dan kyai hanya merupakan pengawas dan
pembina mental para santri tersebut.
30
Sudjono Prasodjo, Profil Pesantren, Jakarta: LP3S, 1982, hal. 6
32
d. Pondok Pesantren tipe D, yaitu Pondok Pesantren yang
menyelenggarakan sistem Pondok Pesantren dan sekaligus sistem sekolah dan madrasah.
31
Bentuk Pondok Pesantren seperti yang diungkapkan di atas merupakan upaya pemerintah dalam memberikan batasan atau pemahaman
yang lebih mengarah kepada bentuk Pondok Pesantren. Walaupun demikian, sesungguhnya perkembangan Pondok Pesantren tidak terbatas
pada empat bentuk tadi, namun dapat lebih beragam banyaknya. Bahkan dari tipe yang samapun terdapat perbedaan tertentu yang menjadikan satu
sama lain tidak sama.
Dari berbagai tingkatan konsistensi dengan sistem lama dan keterpengaruhan oleh sistem modern, secara garis besar Pondok Pesantren
dapat dikategorikan kedalam tiga bentuk, yaitu :
a
Pondok Pesantren Salafiyah
Salaf artinya “lama”, ”dahulu”, atau “tradisional”. Pondok
Pesantren salafiyah adalah Pondok Pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang
berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pembelajaran agama Islam dilakukan secara individual atau kelompok dengan konsentrasi pada
kitab-kitab klasik, berbahasa Arab.
b
Pondok Pesantren Khalafiyah „Ashriyah
Khalaf artinya “kemudian” atau “belakangan”, sedangkan
“ashri”artinya “sekarang” atau “modern”. Pondok Pesantren
31
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Proyek Peningkatan Pendidikan Luar Sekolah pada
Pondok Pesantren, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, Jakarta : 2003, hal. 24-25
33
khalafiyah adalah Pondok Pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatan modern, melalui satuan pendidikan
formal, baik madrasah MI, MTs, MA atau MAK, maupun sekolah
SD, SMP, SMA dan SMK atau nama lainnya.
c
Pondok Pesantren Campurankombinasi
Pondok Pesantren salafiyah dan khalafiyah sebagaimana penjelasan di atas. Sebagian besar yang ada sekarang adalah Pondok
Pesantren yang berada di antara pengertian di atas. Sebagian besar Pondok Pesantren yang mengaku dan menamakan diri pesantren
salafiyah, pada umumnya juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan umum.
Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier pesantren terbagi dua yaitu: a.
Pesantren salaf adalah lembaga Pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik salaf sebagai inti pendidikan.
Sedangkan sistem madrasah ditetapkan hanya untuk memudahkan sistem sorongan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian
bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. b.
Pesantren khalaf adalah lembaga pesantren yang memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau
pesantren yang menyelenggarakan tipe-tipe sekolah umum seperti SMP, SMA, dan bahkan perguruan tinggi dalam lingkungannya.
32
32
Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jakarta: Gema Insani Press, 1997, CetI, hal. 83-87
34
3. Nilai-Nilai dasar Pondok Pesantren
Pondok Pesantren memiliki nilai-nilai dasar yang menjadi landasan, sumber acuan dan bingkai segala kegiatan yang dilakukannya. Nilia-nilai
dasar tersebut antara lain: a.
Nilai-nilai dasar agama Islam Segala seuatu yang ada di Pondok Pesantren dan kemudian
dikembangkan selalu bersumber dari nilai-nilai dasar agama Islam yang tercermin dalam Aqidah, Syari‟ah dan Akhlak Islam.
b. Nilai-nilai budaya bangsa
Sesuai dengan latar belakang sejarahnya, nilai-nilai dasar Islam yang dikembangkan di Pondok Pesantren, realisasinya selalu
disesuaikan secara harmonis dan akomodatif dengan budaya asli bangsa Indonesia, tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip yang
menjadi landasan utamanya. c.
Nilai-nilai pendidikan Pondok Pesantren berdiri dan didirikan untuk memberikan
pendidikan dan pengajaran Islam kepada umat Islam, agar mereka menjadi “khoiro ummatin ukhrijat lin-nasi” yaitu umat yang
berkualitas lahir dan batin, yang berkualitas iman, akhlak, ilmu dan amalnya. Selain itu pesantren juga mengemban misi untuk mencetak
ulama dan du‟at yang mutafaqqih fid-fien, sebagai kader-kader penerus dakwah Islamiyah dan indzarul qoum di tengah-tengah
masyarakat.
35
d. Nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan
Para kyai pengasuh Pondok Pesantren dan seluruh jajaran bahkan seluruh santri dituntut untuk berjuang dan berusaha untuk menjauhi
segala hal yang merusak aqidah dan akhlaknya, baik secara kangsung maupun tidak langsung.
33
33
KH. Muhammad Idris Djauhari, Hakekat Pesantren dan Kunci Sukses Belajar di Dalamnya, Surabaya: Mutiara Press, hal. 02-04
36
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG
PONDOK PESANTREN BAYT AL-HANAN LIMUS PRATAMA REGENCY CILEUNGSI BOGOR
A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Bayt Al-
Hanan
Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan terletak di jalan Kediri Blok E17 perumahan Limus Pratama Regency Kecamatan Cileungsi kabupaten Bogor.
Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan didirikan pada hari ahad, tanggal 12 Rajab 1430 H5 Juli 2009 M. Pondok Pesantrenini didirikan oleh Ust. Abdillah
Obid, Lc; alumnus Pondok Pesantren Al Amin, Prenduan Madura dan Al Azhar university, Kairo Mesir.Di masa perintisannya Iaselalu setia ditemani
oleh istri tercinta Ustadzah. Yessi Afdiayani,dari awal perintisannya sampai kemajuannya saat ini.
1
Pada awalnya, Pondok Pesantren didirikan bukan tidak memiliki alasan, melihat masalah negri ini berupa kondisi kemiskinan masyarakat
2
yang berimbas pada terputusnya pendidikan anak bangsa dan tercerabutnya nilai-
nilai agama serta moral dari dalam diri anak-anak tersebut, Belum lagi banyaknya anak-anak yang terlantar akibat korban perceraian. Kemudian
timbullah keberanian untuk mengambil tindakan dan mengemban amanah yang besar, tercetuslah ide untuk mengumpulkan anak yang tidak mampu
1
Profil Pesantren,Brosur Pendaftaran Santri Baru Pondok PesantrenBayt Al-Hanan
2
http:ekbis.sindonews.comread104488334jumlah-penduduk-miskin-ri-naik-jadi-28- 59-juta-orang-1442297993 Diakses 15 Oktober 2015
37
dengan cara mengambil dari satu dua orang anak yang butuh bantuan pendidikan, kemudian dijadikan anak asuh.Yang terlintas dibenak beliau saat
itu adalah bagaimana beliau bisa mengasuh dan mendidik anak-anak bangsa yang memiliki keterbatasan ekonomi dalam satu naungan lembaga yang
diharapkan dapat membentuk karakter imtak dan iptek secara seimbang. Semuanya dilakukan sebagai bentuk respon sosial terhadap carut marutnya
negri ini.
3
Pada awalnya, yayasan memutuskan untuk menyekolahkan anak-anak asuhnya di lembaga-lembaga formil di luar yayasan. Akan tetapi, setelah
dua tahun berjalan dan yayasan melihat kurang maksimalnya hasil yang dicapai. Tercetuslah ide untuk menyekolahkan anak-anak di rumah home
schooling dengan mempergunakan sistem berbasis kurikulum pesantren modern Gontor, nasional dan pesantren salafiyah. Maka, dengan Bismillah,
yayasan memulai kembali jihad dari awal untuk menyediakan sarana dan pra sarana pendidikan yang memadai.
4
Di tanah yang tidak begitu luas sekitar 250 m, impian itu dibangun; pembangunan asrama yang sementara waktu
akan difungsikan untuk kelas anak-anak asuh kami. Karena seluruh anak asuh kami tinggal 24 jam boarding school bersama kami, maka pengelolaan
pendidikan dan pengajaran, serta kegiatan santri sehari-hari dilakukan oleh guru-guru yang tinggal di lingkungan asrama. Sehingga, kegiatan santri
terpantau secara keseluruhan oleh para guru pembimbing.
5
3
M. Arifin, KafitaSelektaPendidikanislam Islam danUmum,Jakarta, BumiAksara, 1995, hal. 248
4
Yessi Afdiyani, Kepala Sekolah Bayt Al-Hanan, Wawancara 29 September 2015 M
5
Profil Pesantren,Brosur Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan
38
Perjalanan Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan dihadapi dengan hambatan- hambatan yang mungkin tidak dirasakan oleh Pondok Pesantren pada
umumnya, keberadaan pondok yang ada ditengah-tengah perumahan yang umumnya dihuni oleh masyarakat kalangan atas, memaksa Pondok Pesantren
Bayt Al-Hanan harus mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar,seperti menjaga
santri agar tidak berbuat gaduh dan selalu memantau mereka serta membimbing mereka agar selalu bersikap baik dan berakhlakul karimah.
Memang pada awalnya ada yang keberatan dengan keberadaan anak-anak, tapi berkat penjelasan dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan pondok
kepada mereka alhamdulillah mereka memahami dan mendukung.
6
Selain itu SDM tenaga pengajar dan pembimbing yang terbatas,menjadi penghambat perkembangan pondok, belum lagi keadaan santrinya yang
hampir seluruhnya merupakan anak-anak yang telah putus sekolah akibat keterbatasannya atau menjadi korban perceraian dan telah hilang rasa
semangat belajarnya.
7
Namun, berkat tekad dan perjuangan pimpinan beserta istri dan segenap jajaran pondok, kini Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan
sudah mampu berdiri tegak di tengah-tengah perumahan Limus Pratama Regency Cileungsi Bogor.
Pada mulanya Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan hanya menyediakan tingkatan sekolah setara Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah „Aliyah, namun
seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan mulai
6
Ustad Abdillah Obid, L.c, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan, Wawancara Pribadi, Selasa 22 September 2015
7
http:baytalhanan.comenartikelview1.profil Diakses 21 Oktober 2015
39
mengembangkan wilayah pendidikannya pada anak Madrasah Ibtida‟iyah dan TPA Taman Pendidikan Al-Quran. Hal ini dilakukan,untuk memenuhi
permintaan masyarakat sekitar yang banyak menitipkan anaknya di usia kanak-kanak untuk belajar di Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan.
8
Diawal perintisannya, santri memulai aktifitas belajar di ruangan kecil yang ukurannya tidak lebih dari250 m, namun seiring bertambahnya jumlah
santri, menuntut pondok untuk menambah menyediakan pengadaan ruangan belajar. Kemudian teras rumahpun jadi tempat belajar. Semakin bertambah
santri yang ingin menuntut ilmu, ruangan untuk belajarpun bertambah, Sampai akhirnya cita-cita suci pondok tercapai berkat pertolongan Allah dan
kegigihan pimpinan beserta istri saat ini Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan telah memiliki gedung sekolah sendiri yang ukurannya kurang lebih 432 m
yang memiliki 12 ruangan 2 lantai. Belum lagi asrama santri yang telah pisah dengan ruangan belajar. Semua ini berkat pertolongan Allah dan usaha serta
perjuangan pondok. Gedung sekolah Bayt Al-Hanan, sementara waktu merupakan pusat segala
kegiatan anak-anak, di gedung tersebut anak-anak selain menimbah ilmu agama dan umum sekolah formal mereka juga melaksanakan kegiatan-
kegiatan pelajaran tambahan sesuai dengan minat dan kegiatan wajib pondok. Pondok Pesantren sering melakukan aktifitas yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat, salah satu kegiatan dakwah pondok ditengah-tengah masyarakat adalah mengirim santri untuk menjadi imam-imam masjid sekitar,
8
Yessi Afdiyani, Kepala Sekolah Bayt Al-Hanan, Wawancara 29 September 2015 M
40
menjadi muaddin, mengirim kelompok-kelompok dakwah pada acara-acara tertentu seperti kelompok marawis dan hadrah, Qori‟e dan lain sebagainya.
Selain itu juga Pondok Pesantren membuka kursus-kursus khusus anak-anak masyarakat perumahan, seperti, kursus bahasa arab, mengaji dan lain
sebagainya. Alhamdulillah antusias masyarakat semakin bertambah tiap waktunya.
9
Pondok Pesantren
Bayt Al-Hanan
merupakan pondok
yang memperhatikan segala aspek yang harus dikembangkan, salah satunya adalah
devisi usaha, dimana dari devisi ini Pondok Pesantren bisa mengajarkan kepada santrinya untuk bahu membahu menciptakan divisi usaha untuk
menutupi kebutuhan harian dan pendidikan anak-anak asuhnya. Dari sini pondok bisa menanamkan kesadaran jama‟ie dan kemandirian, di mana
pondok tidak ingin menanamkan pada anak didiknya jiwa peminta-minta. Dasar prinsip yang dipegang oleh pondok adalah hadits Nabi yang berbunyi
“tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”.
10
B. Nilai-Nilai Dasar Pondok Pesantren
Sebagai sebuah lembaga, Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan memiliki nilai-nilai dasar yang menjadi landasan, sumber acuan dan bingkai segala
kegiatan dan kesibukan aktifitas penghuninya, nilai-nilai dasar tersebut adalah:
1. Nilai-nilai dasar agama
Apapun yang ada dan kemudian dikembangkan di Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan selalu bersumber dari nilai-nilai agama Islam yang
9
Yessi Afdiyani, Kepala Sekolah Bayt Al-Hanan, Wawancara 29 September 2015 M
10
Devisi Usaha, Brosur Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan
41
tercermin dalam Aqidah, Syari‟ah dan Akhlak Al-Hasanah. Karena pada dasarnya Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan adalah sebuah lembaga
keislaman, bergerak sesuai nilai-nilai Islam untuk tujuan-tujuan Keislaman.
Motivasi utama dalam mendirikan Pondok Pesantren tidak lain karena rasa keterpanggilan mereka untuk melanjutkan risalah yang telah dirintis
oleh para nabi dan rasul.Dan menjalankan kewajiban dalam menyampaikan risalah Allah Swt kepada umat manusia. Karena itu
keberadaan Pondok Pesantren tidak bisa dilepaskan dari konteks dan misi dakwah islamiyah.
2. Nilai-nilai budaya bangsa.
Sesuai dengan latar belakang sejarahnya, nilai-nilai dasar Islam yang dikembangkan di Pondok Pesantren, realisasinya selalu disesuaikan secara
harmonis dan akomodatif dengan budaya asli bangsa Indonesia, tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip yang menjadi landasan utamanya.
Bentuk dan sistem pendidikan Pondok Pesantren ini hanya ada dan dikenal di Indonesia saja, dan tidak terdapat di belahan dunia manapun.
Bahkan juga tidak dikenal di negara-negara Arab, tempat lahirnya agama Islam itu sendiri.
3. Nilai-nilai pendidikan.
Sejak semula, Pondok Pesantren berdiri atau didirikan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran islam kepada umat Islam, agar
mereka menjadi “Khoiru ummatin ukhrijat lin-nasi”, yaitu umat yang berkualitas lahir dan batin, yang berkualitas iman, akhlak, ilmu dan
42
amalnya. Selain itu, pesantren juga mengemban misi untuk mencetak ulama dan du‟at yang mutafaqqih fid-dien, sebagai kader-kader penerus
dakwah Islamiyah dan indzarul qoum memberi peringatan di tengah- tengah masyarakat.
Untuk sampai pada maksud tersebut tidak lain hanyalah bisa dicapai melalui pendidikan. Karena itu, nilai-nilai dasar pendidikan senantiasa
menjadi landasan dan sumber acuan bagi seluruh kegiatan sehari-hari di pesantren.
4. Nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan
Ustad Abdillah obid sebagai perintis Pondok Pesantren menyadari sepenuhnya bahwa tugas-tugasnya di pesantren adalah suatu perjuangan
berat yang membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit
11
C. Visi dan misi Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan Limus Pratama Regency
serta tujuan didirikannya. 1.
Visi
Setiap organisasi berdiri selalu memiliki visi, demikian pula Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan yang memiliki visi mempersiapkan para
santrinya untuk menjadi kader umat yang beriman sempurna, berislam
secara kaffah, berihsan, berpengetahuan luas dan beramal sejati. 2.
Misi
Ada beberapa langkah yang akan dilakukan Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan dalam upaya mewujudkan visinya, semua langkah itu tertera
pada misi Pondok Pesantren yaitu:
11
Muhammad Idris Djauhari, Hakekat Pesantren dan Kunci Belajar Sukses di Dalamnya, Surabaya: Mutiara Prees, 2006
43
a. Membina para santri untuk berdisiplin dalam menjalankan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari. b.
Menanamkan jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kepedulian dan kemandirian.
c. Menciptakan kader umat yang hafal Al-Quran dan berjiwa
interpreneur.
12
3. Keadaan santri dan pelajar
Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan merupakan Pondok Pesantren modern yang mengadopsi kurikulum Gontor, Al-Amien Prenduan dan
pondok salaf, dimana aktifitas santri tidak hanya disibukkan dengan kegiatan kajian kitab atau sekolah formal saja, namun santri juga dihadapi
dengan kegiatan-kegiatan pengembangan potensi melalui kegiatan Extra Kurikuler, Intra Kurikuler dan Ko Kurikuler. Karena melalui kegaitan
tersebut Pondok Pesantren dapat mencetak generasi-generasi masa depan
yang sesuai dengan visi dan misinya.
Adapun kegaitan Extra Kurikuler, Intra Kurikuler dan Ko Kurikuler sebagai berikut:
a. kegiatan Extra kurikuler merupakan kegiatan atau pelajaran tambahan
yang diikuti santri sesuai bakat dan minatnya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, kegiatan ini dilaksanakan pada siang hari
sepulang santri dari sekolah, adapun jenis extra kurikuler yang ada
sebagai berikut:
12
Visi dan Misi, Brosur Penerimaan Santri baru, Pondok Pesantren Bayt Al-Hanan